Kendaraan yang lewat sesekali memberikan kami kegembiraan yang sangat tinggi.
Lebih mendebarkan daripada pertama kali.
"Kakak Xinru, apakah kamu benar-benar mendambakannya sekarang?"
Jariku mengusap tempat rahasia nya, sambil aku mendekat ke telinganya dan berbisik.
"Mmm... Xu Tian, jangan... bukan di sini, bagaimana kalau kita ketahuan..."
Dia bernapas berat, menatapku dengan mata memohon, tampaknya cemas, tapi saat aku terus menggodanya, api keinginan di dalamnya telah sepenuhnya menyala, dan rasionalitasnya perlahan tergelincir.
Akhirnya, dia tak bisa menahan lagi dan merangkak ke atas dari kursi pengemudi.
"Oh..."
"Mmm..."
Kepuasan seketika membuat kami berdua secara tak sadar mengeluarkan suara kepuasan.
Dalam suasana yang mendebarkan ini, dia segera mencapai puncak, puas dengan usahaku.
"Phew... Tian Kecil, kamu benar-benar membuat kakak jatuh cinta padamu."
Dia terengah-engah, wajahnya memerah, dan daya tarik di matanya belum sepenuhnya pudar.
