"Hai, jangan terburu-buru. Kita punya banyak waktu, mari nikmati ini dengan pelan-pelan."
"Xu Tian, aku ingin melihat milikmu, bolehkah?"
Pada saat itu, Song Yazhi benar-benar lepas kontrol, tangannya memegang harta karunku, matanya penuh keinginan.
"Tentu saja!"
Aku tersenyum bangga dan langsung mengeluarkannya.
"Ah!"
Seketika, matanya membesar, gemetar, dia berkata, "Aku tidak pernah menyangka milikmu sebesar ini?"
"Ini tiga lingkaran lebih tebal dari milik suamiku!"
"Benda sebesar itu, pasti terasa luar biasa, kan?"
Saat dia berbicara, tangannya dengan lembut mengelus kekakuanku, memanjakannya seperti harta yang berharga.
Laki-laki, pada akhirnya, suka dipuji oleh wanita.
Aku tidak terkecuali.
Wajahnya yang penuh keinginan, seketika menyalakan api birahiku. Aku melompat, siap memasuki tubuhnya.
Tapi dia menghentikanku, "Xu Tian, mandi dulu. Ayo mandi bersama."
"Baiklah..."
Aku tersenyum pasrah, lalu mengikutinya ke kamar mandi.