Bertekad untuk tak membiarkan siapa pun merusak sarapannya, Violet mengabaikan tatapan yang mengganggu dan menggigit croissant hangatnya, matanya berkedip tertutup saat dia mengeluarkan desahan kepuasan yang tak disengaja. Oleh para dewa, rasanya begitu enak hingga dia hampir ingin menangis. Ini adalah surga. Dia memejamkan matanya, menikmati rasa tersebut.
Namun kenikmatannya segera terputus ketika dia mendengar suara panik Lila: "Violet, awas—!"
Violet membuka matanya tepat waktu untuk menghindari makanan dan minuman yang dilemparkan ke arahnya ketika seluruh makanannya jatuh ke lantai.
"Apa-apaan ini?" desak Violet, pandangannya bergerak ke atas. Seorang gadis yang tak dikenal berdiri di atasnya, menatap dengan pandangan yang membunuh. Matanya menyala dengan kemarahan sementara bibirnya meringis penuh jijik.
"Jadi, inikah penggantiku?" cecar gadis itu, menunjuk ke arah Violet. Suaranya penuh kemarahan. "Dia bahkan tidak tahu peraturan sialan!"
