"Tangkap dia!!!" Teriakan marah bergema ke seluruh penjuru saat Violet mencapai garis finish sekali lagi, menandai putaran kedelapannya. Tinggal dua putaran lagi, dia mengingatkan dirinya sendiri, terengah-engah.
"Oh, Tuhan." Violet hampir tidak punya waktu untuk menarik nafas panjang sebelum hujan air dingin menyergapnya dari berbagai arah. Serangannya bagai berdiri di bawah air terjun dan dihantam oleh tekanan air yang mengamuk.
Seperti yang sudah ia khawatirkan, Elsie Lancaster menaruh dendam padanya setelah insiden barusan. Dan tentu saja, Elsie tidak memulai perang seorang diri.
Sang manusia serigala murni itu telah mengumpulkan para pendukung setianya, yang semuanya mengarahkan selang mereka pada Violet, menyemburkan ledakan air dingin pada dirinya dan sama sekali mengabaikan pelari lain.
Violet tahu saat itu bahwa siswa lain pasti sedang bersyukur kepada dewa-dewa mereka karena tidak berada di posisinya. Dia yang menanggung semua beban itu.
