Senyum di bibir Athena hampir sirna saat ia berjalan masuk ke kantor dan melihat siapa yang menunggunya di meja Ciara.
Fiona.
Ia hampir saja memanggil satpam ketika melihat air mata di mata Fiona.
Ia berhenti melangkah. Apakah ibunya telah meninggal? Athena hampir merasa bersalah.
Namun kemudian matanya tertumbuk pada keranjang bunga di lantai, pada bermacam barang dalam keranjang lain di samping Fiona, dan ia terkekeh pelan.
Ia mengenal bagian ini dari sandiwara. Fiona datang untuk mengemis.
Bukankah Ewan sudah memberitahunya tentang gencatan senjata itu?
"Apa yang kamu lakukan di sini, Fiona?"
Fiona, yang sebelumnya membelakangi kalender dengan kesedihan palsu, yang berpura-pura tidak menyadari kehadiran Athena, berpaling ke Athena dan mulai menangis terisak.
Ciara memandang Athena dengan bingung.
"Masuklah, Ciara. Ambilkan kami dua cangkir coklat hangat."