"Istri? Itu terlalu berlebihan." gumam Athena pelan, saat wajah Zane yang memerah setelah deklarasi Ewan.
Dia terus mengawasi Zane, yang matanya menyempit dan menjadi gelap serta marah.
Rahangnya mengencang sampai giginya seperti bisa pecah. Urat-urat menonjol di dahinya, dan satu urat tebal berdenyut di lehernya.
Zane bisa merasakan jantungnya berdegup keras di dada, memompa amarah panas melalui pembuluh darahnya, seperti lava yang siap meledak. Tangannya mengencang sampai buku jarinya memutih, kuku menancap di telapak tangannya.
Lalu dia menatap pandangan Athena, bernapas berat, berharap untuk melihat dia memiliki amarah yang sama. Tapi dia hanya berdiri di sana, lengannya menyilang dan ekspresinya tenang—hampir bosan.
Dia melihat ke arah mereka, ke arah Ewan, seolah mereka tidak lebih dari lalat yang berdengung menghalangi jalannya.