Dengan setiap kata yang dilemparkan Ewan penuh kebencian, Fiona merasa dirinya semakin kecil dan lemah.
Pikiran tentang segala ancaman yang akan terjadi juga membuat perutnya sakit sampai ia ingin muntah.
Namun, ia tahu mereka akan mengabaikannya, jadi ia tak repot-repot meminta izin untuk pergi. Hak-haknya, untuk saat ini, telah padam. Ia sekarang adalah tawanan Ewan, dan tidak ada yang bisa ia lakukan tentang itu. Oleh karena itu, ia menelan rasa mualnya.
Lucunya, semuanya sempurna sebelum Athena kembali. Kenangan hidup sempurnanya saat itu kini seolah milik orang lain. Begitu jauh dan tidak masuk akal, mengingat keadaan dirinya saat ini.
Ia melihat ketika Ewan berpaling ke pria Irlandia itu, kemarahannya kini terlihat di permukaan. "Kursi listrik, kabut otak—gunakan semuanya padanya! Dia cukup kuat, jangan kasihan padanya. Bahkan, gandakan dosis pengobatan ini padanya. Apakah saya sudah jelas?"