Athena dan Aiden memasuki parkir The Hidden Spoon, sebuah restoran yang sudah lapuk yang berdiri di pinggiran kota yang sibuk. Tanda bergoyang malas ditiup angin, berkedip antara "Buka" dan "Tutup" seolah ragu akan identitasnya.
Athena mengerutkan kening saat melihat cat yang mengelupas dan jendela retak. "Kenapa organisasi tidak memperbaiki tempat ini?" Gumamnya keras. "Sepertinya tempat ini belum pernah dicat sejak akhir tahun '90-an."
Aiden mengangkat bahu, senyum genit menggoda bibirnya. "Semua uang masuk ke dalam operasi, bukan ke dekorasi. Lagipula, tempat ini menyatu dengan lingkungan. Tak ada yang akan menduga tempat ini adalah markas."
"Benar juga," akui Athena, memutar bola matanya. "Tapi sedikit perawatan tidak ada salahnya."
Mereka masuk ke dalam, dan bau amis makanan goreng mengisi udara. Diner hampir kosong, dengan beberapa pengunjung yang terpencar di ruangan, tenggelam dalam percakapan atau memainkan ponsel mereka.
