Ewan bergumam sendiri saat ia berjalan dengan marah ke dalam kantornya, pintu ditutup dengan keras di belakangnya dengan kekuatan yang tak terduga.
Untuk pertama kalinya, ia mengabaikan sepenuhnya sapaan ceria Sandro, meninggalkan asistennya dan temannya dengan kebingungan.
Sandro tak bisa tidak bertanya-tanya apa yang mengganggu bosnya hari ini.
Bagi Ewan, rasanya seperti beban dunia menghancurkan bahunya saat ia duduk berat di kursinya, mencoba memahami bagaimana hidupnya menjadi begitu kacau.
Kapan semuanya menjadi begitu rumit? Kenangan akan ekspresi kaget Fiona ketika melihat anak-anak Athena berkedip-kedip di benaknya. Dia bisa memahami marahnya—lagi pula, dia yakin posisinya sedang diambil alih.
Tapi posisi apa yang sebenarnya dia miliki? Mereka tidak bertunangan, bahkan tidak menikah! Sebuah desahan lelah terlepas dari dirinya saat ia mengusap keningnya, berusaha mengurangi stres di sana.
