Chapter 114 - Kabut Merah

Fiona tersandung ke belakang terkejut, napasnya tercekat di tenggorokan saat dia memandangi si kembar yang sedang duduk di bangku terdekat, kaki mereka bersilang dan wajah mereka merupakan cermin dari kebosanan yang penuh penghinaan.

Mereka memandangnya dengan sikap superioritas yang tak terbantahkan, tetapi yang benar-benar membuat jantungnya berdebar adalah kemiripan mereka dengan Ewan.

Ini anak-anak yang Morgan pikir milik pria lain? Apakah dia buta atau hanya bodoh saja?

Amarah yang begitu besar bergolak di dalam dirinya, membuat tinjunya mengencang di sisi tubuhnya. Bagaimana bisa Morgan begitu tidak menyadarinya?!

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS