Aruna mencoba untuk mengabaikan perasaan aneh yang terus berkembang. Namun, pertemuan dengan Nara semakin sering terjadi. Mereka berdua mulai berbicara lebih sering, bahkan berbagi cerita tentang masa kecil mereka. Aruna merasa semakin dekat dengan Nara, meskipun dia tahu bahwa ada banyak hal yang masih tersembunyi.
Suatu hari, setelah jam sekolah, Nara mengundang Aruna untuk pergi ke sebuah kafe kecil yang terletak di pinggiran kota. "Aku ingin menunjukkan sesuatu," katanya, mengajak Aruna pergi tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.
Di kafe itu, Nara membuka sebuah buku kecil dan mulai bercerita tentang kehidupan masa lalunya yang penuh dengan kesulitan dan kehilangan. Aruna mendengarkan dengan penuh perhatian, hatinya semakin berat melihat betapa rumitnya hidup yang dijalani Nara.
"Sebenarnya, aku bukan siapa-siapa," kata Nara pelan, matanya terlihat kosong. "Aku datang ke sini karena aku harus melarikan diri dari masa lalu yang terus menghantuiku."
Aruna terdiam, kata-kata Nara seperti memukul hatinya. Dia merasa terhubung dengan pria itu lebih dari yang dia bayangkan. Cinta segitiga yang mulai terbentuk antara dirinya, Rehan, dan Nara semakin membingungkan. Satu sisi hatinya mengatakan bahwa Rehan adalah yang terbaik untuknya, tetapi sisi lain merasa bahwa Nara adalah seseorang yang perlu ia lindungi.
Namun, semakin Aruna mengetahui lebih banyak tentang Nara, semakin ia merasa terjerat dalam perasaan yang sulit untuk dijelaskan.