Chereads / JADILAH PACARKU / Chapter 2 - 2. Four Flowers

Chapter 2 - 2. Four Flowers

2. Four Flowers

Fujikawa Miyu duduk bersama ketiga sahabatnya di kafetaria sekolah. Rambut dan mata mereka memiliki warna khas yang mencolok, mencerminkan kepribadian masing-masing.

Mereka dikenal dengan julukan Four Flowers (4 Bunga):

1. Fujikawa Miyu – Biru.

2. Okabe Aoi – Merah.

3. Shiratori Hikari – Ungu.

4. Hoshino Rin – Merah muda.

Namun, di luar lingkaran mereka, ada Shimizu Miyuki, seorang gadis dengan rambut dan mata berwarna cokelat. Meskipun tidak tergabung dalam kelompok itu, kecantikannya tak kalah memikat.

Di sisi lain, ada Fujimoto Ren, pemuda yang juga memiliki warna rambut dan mata cokelat seperti Miyuki. Ren cukup membanggakan dirinya sebagai sosok tampan, bahkan lebih menarik daripada Kurogawa Ryuji, pemuda yang kini menjadi pusat perhatian.

Ryuji memiliki rambut dan mata hitam polos, tetapi entah bagaimana pesonanya mampu menarik hati keempat gadis populer itu. Ren sering berpikir bahwa daya tarik Ryuji hanyalah 'efek protagonis' karena dia tokoh utama laki-laki di komik.

Miyuki, yang merupakan teman masa kecil Ryuji, perlahan-lahan merasa tersisih. Ryuji yang dulu selalu bersamanya kini lebih sering menghabiskan waktu dengan keempat gadis tersebut. Meski begitu, Miyuki tetap berusaha tersenyum, bahkan saat dimintai tolong membeli roti oleh teman-temannya.

Rasa canggung terus menghantuinya. Setiap kali Ryuji pergi bersama Four Flowers, Miyuki merasa kehilangan tempatnya. Dia kerap melangkah mendekat, lalu memilih mundur, yakin bahwa dia tak memiliki ruang di antara mereka.

Suatu hari, Miyuki memberanikan diri untuk bertanya.

"Ryuji-kun, apa besok kamu ada waktu? Besok kan akhir pekan..."

"Ah, maaf, Miyuki-chan. Besok aku sudah janji belajar bersama mereka berempat," jawab Ryuji cepat. "Nilai bahasa Inggrisku sedang buruk, dan mereka mau membantuku. Kamu tahu sendiri, kan?"

Miyuki ingin menawarkan diri untuk ikut membantu, tetapi kata-kata itu terhenti di tenggorokannya. Dia hanya tersenyum kecil.

Tak lama kemudian, Okabe Aoi muncul dengan sikap galaknya.

"Ternyata kamu di sini, Ryuji!"

"Oh, Aoi-chan."

"Jangan panggil aku seperti itu. Kita tidak dekat!" bentak Aoi dengan nada ketus.

"Uuh... maaf."

"Ya, aku maafkan kali ini. Oh, Miyuki."

"H-ha-halo, Aoi-san," sapa Miyuki canggung.

"Ya," jawab Aoi singkat, nyaris dingin.

Miyuki selalu berusaha akrab dengan mereka, tetapi hubungannya dengan Four Flowers terasa begitu jauh dibandingkan kedekatan mereka dengan Ryuji.

"Aduh, aku hampir lupa! Ryuji, ayo ikut! Mereka sedang menunggu," kata Aoi, lalu menarik Ryuji pergi begitu saja.

Miyuki berdiri mematung. Dia ingin mengikuti, tapi ragu. Akhirnya, dia memutuskan untuk tidak melangkah, merasa dirinya terlalu bodoh jika memaksakan diri bergabung tanpa diundang.

Saat Miyuki berbalik, suara seseorang mengejutkannya.

"Kamu tidak ikut pergi?"

Dia menoleh dan melihat Fujimoto Ren berdiri di sana.

Miyuki tak menjawab. Dia merasa gugup, mengingat Ren sering muncul tiba-tiba. Ada kalanya Miyuki bertanya-tanya apakah Ren adalah penguntit?, tapi Ryuji selalu membantahnya.

Miyuki mempercepat langkah, berusaha menjauh. Namun, suara langkah kaki di belakangnya terus terdengar.

Tap. Tap. Tap.

"T-tolong jangan ikuti aku!" seru Miyuki panik.

Ren berhenti dan menunjuk ke pintu toilet di dekat mereka.

"Mengikuti kamu? Aku mau ke toilet," ujarnya tenang.

"Eh?" Miyuki langsung merona, malu karena salah paham.

Ren melangkah pergi, tetapi sebelum menghilang, dia menoleh dan berkata,

"Berusahalah. Jangan kalah dengan mereka."

"Apa...?" Miyuki tertegun, tetapi Ren sudah menghilang tanpa menjelaskan maksudnya.

Miyuki berdiri diam, merenungkan kata-kata Ren. Meski malu karena ketahuan, bagian kecil dalam dirinya merasa termotivasi.