Chereads / UNANSWERED / Chapter 1 - Ch 001_Entahlah

UNANSWERED

🇮🇩Jack_TheWriter_98
  • 7
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 50
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Ch 001_Entahlah

Sekilas kisah..

Diki Prasetyo, seorang pemuda berusia 29 tahun dengan tinggi hanya 158 cm, memiliki perawakan gemuk yang mudah dikenali. Giginya tonggos dengan lapisan kuning mengilap seperti kuningan tua, kulitnya cokelat bercampur plonteng hitam, dihiasi bekas cacar air yang berserakan seperti peta buta di tubuhnya. Rambut? Ah, hanya tumbuh di sisi kepala, melingkar seperti orbit planet yang kehilangan gravitasi. Karena "keistimewaan"-nya itu, Diki mendapat julukan yang cukup menggema di kampungnya: Kotoran Berdiri.

Diki bekerja sebagai PNS di kota kelahirannya, Depok. Meski penampilannya jauh dari menarik, otaknya cukup cemerlang-sebuah keunggulan yang tidak disangka dari seseorang dengan julukan "Kotoran Berdiri." Dia juga sudah kebal terhadap berbagai hinaan yang menghujani hidupnya, seolah komentar pedas hanya angin lalu baginya.

Diki hidup seorang diri setelah ibunya meninggal ketika ia masih duduk di bangku SMA. Penyebabnya? Kebiasaan absurd sang ibu yang sulit dicerna akal sehat: setiap kali makan, ia selalu melakukan salto ke belakang atau backflip setelah satu suapan. Bayangkan saja, berapa backflip yang harus ia lakukan untuk menghabiskan sepiring nasi? Kebiasaan itu akhirnya merusak tulang belakangnya, membuatnya harus menghabiskan sisa hidup di kursi roda-dan, tragisnya, berujung pada ajalnya.

Sedangkan ayahnya, meninggal saat setelah beberapa hari ia menjalankan wisuda, pada saat itu ia saking senangnya karena anaknya yang selalu dihina orang lain itu bisa lulus dengan predikat cumlaude. Ia mengekspresikan kegembiraanya dengan mengajak seorang janda sexy untuk bercinta namun sembari melakukan parkur di bangunan tua.

Pada saat penyidikan di tempat kejadian diduga mereka melakukan itu sampai kelelahan dan kehabisan tenaga. Terlihat di TKP banyak sisa "sp*rma" yang berserakan kemana mana disepanjang trek parkur.

Menjadi lurah..

Diki sudah memutuskan diri untuk menjual semua asetnya yang selama ini dia tabung akan dijadikan modal untuk mencalonkan diri sebagai lurah.

"Baiklah semoga aku akan menjadi pemimpin yang jujur" ucap diki dengan penuh kebahagiaan.

Ia hanya menyisahkan rumah peninggalan orang tuanya saja sebagai kenang kenangan nya bersama keluarga.

Satu minggu setelah menjual asetnya..

"Diki, tenang semua orang didesa ini akan memilihmu" ucap si darmoko sebagai tim suksesnya.

"Oke darmoko, semuanya aku serahkan kepadamu" jawab diki dengan gigi tonggos-nya yang masih ada sisa kangkung disela sela giginya.

hari pencoblosan..

Diki duduk dengan perasaan tegang, berderet sengan dua calon lainya, yang semuanya membawa istrinya masing masing. Menunggu hasil quick count pencoblosan.

Hasil dibacakan..

Sang panitia membawa kotak suara satu dan langsung membacakanya.

"Satu" teriak sang panita.

Dan diki yang melihat dan mendengar itu seontak langsung berjoged didepan kedua calon lainya

"Goyang dombret.. goyang dombret.. serr serr"

diki bergoyang dan memasang muka menyebalkan ke kedua paslon itu. Terlebih lagi saat bunyi "serr" ia berjoged pargoy dengan mengarahkan bokongnya ke arah dua paslon lainya. Kejadian itu membuat semua orang terpelongo dan kaget melihat si kotoran berdiri itu berjoged joged didepan para pendukung calon masing masing.

Namun, imbasnya saat pembacaan suara kedua sampai akhir nomornya tak kunjung disebut. Dan ia pun kalah dengan membawa pulang satu suara kerumahnya. Semua orang menertawakan dia sampai terbahak bahak.

"Haaaaa.. hahahahaha ser ser ser" suara para pendukung paslon lain kompak menertawakan dan berjoged mengarah ke diki.

Mata diki memerah, air matanya tak kuasa menahan tangis. Lalu ia berlari dari tempat itu menuju kerumahnya dengan sepeda ontel peninggalan bapaknya.

Saat berada dirumah..

Diki merasa sangat terpukul dengan kejadian itu. Ia berjam jam didalam kamar hanya menatap dinding dengan tatapan kosong.

"Kenapa aku tak dilahirkan menjadi babi atau kecoa saja!" Pikir diki yang sangat sedih.

Beberapa hari berlalu..

Diki merasa sudah tidak bisa melanjutkan hidup lagi asetnya telah terjual semuanya. Kini menyisahkan rumahnya yang kecil. Ia mencoba beberapa kali percobaan b*nuh d*ri namun, selalu gagal.

Disaat dia meminum satu kaleng racun tikus ia tidak merasakan apapun. Malahan tikus tikus yang ada dirumahnya, dan tetangganya yang mati.

Ketika ia mencoba tidak makan dan minum selama dua minggu, malahan tetangganya yang terkena gizi buruk.

Ketika ia mencoba menjatuhkan diri ke sumur. Sumur itu langsung mengering.

"Sial kenapa gagal.. bngs*t!" Teriak diki sembari menangis.

Dan itu membuatnya semakin gila dan ingin cepat cepat mengakhiri hidupnya. Setelah segala percobaan dia melakukan itu akhirnya ia menyerah.

Akhirnya mati juga..

Diki tengah memakan nasi uduk diruang tengah di kediamanya. Wajahnya lesu dan tatapanya kosong. Ketika ia beranjak ke dapur dan ingin mencuci piring, ia tersengat lebah di kemaluannya.

Wiiiii slepp.

"Aaaaaaaaa" teriak diki

Sengatan lebah itu membuat ia kesakitan, dan berlarian hingga menabrak piring piring piring, sampai ke kamar mandi kakinya terjelebos kedalam jamban yang membuat kakinya patah.

Crack

"Aaaaaa"

Ia menahan rasa sakit di kemaluannya serta di kaki kirinya. Disaat itulah ia meloncat loncat dengan satu kakinya dan terjatuh membentur DVD diruang tengahnya, dan menghidupkan riwayat film bokehnya.

Karena kontraksi tersengat lebah dan kemaluannya yang kecil membuat tubuhnya serasa lumpuh dan lama kelamaan dia tak sadarkan diri lalu meninggal.

Pemeriksaan polisi..

Polisi yang datang mengecek tempat kejadian bingung apa yang terjadi mengapa ada orang tak bernyawa ditemani oleh film bok*h yang masih menyala.

"Apa ini?" ucap sang polisi

"Entahlah tapi sepertinya orang ini memiliki gangguan jiwa" ucap sang polisi satunya.

Pemakaman

Saat diki dimakamkan tidak ada warga yang menjenguknya dan hanya ada seorang wanita yang menemaninya sampai terkubur ke dalam tanah bersama para tukang gali kubur. Ia mendoakan diki dan menaburkan bunga.

"Diki walaupun kamu jelek aku tetep suka sama kamu, ya karena kita sama sama jelek" ucap marni sembari menangis.

Marni pun pulang dengan desak tangis yang menemaninya. Hingga saat ia berjalan, ia terpeleset buah kelapa kecil sehingga membuatnya salto tiga kali diudara dan meninggal tepat di kejadian.

Pada akhirnya marni juga dimakamkan tepat seratus meter dari diki pada hari itu juga.

•

Bermilyar milyar tahun kemudian..

•

~REINKARNASI~

"Di mana aku...?" Suara lirih itu hanya terdengar dalam benaknya, sementara kelopak mata mungilnya terbuka perlahan. Cahaya hangat menyinari wajahnya, namun rasa asing memenuhi setiap serat kesadarannya.

Di sisi lain ruangan, seorang wanita muda duduk dengan penuh perhatian. Matanya menyiratkan rasa lelah, namun senyumnya tetap lembut saat menatap bayi di pelukannya. "Akhirnya kau bangun," bisiknya lembut, menyentuh pipi kecil bayi itu dengan jari-jarinya yang gemetar.

Namun, sang bayi tidak tenang. Dalam tubuh kecil itu, jiwa yang baru saja bereinkarnasi berjuang memahami apa yang terjadi. "Siapa wanita ini? Mengapa dia berada di atasku?" pikirnya panik. Ia mencoba menggerakkan tubuh, namun gagal. Kakinya terasa berat dan tidak merespons. Ketika ia melihat telapak tangannya, keterkejutan itu memuncak.

"Apa yang terjadi...? Mengapa tanganku begitu kecil?" Ujung jarinya mungil, kulitnya halus seperti milik bayi. Saat kesadaran itu menyerbu, isakan kecil keluar dari bibirnya.

Bagi sang ibu, tangisan itu hanyalah suara seorang bayi yang baru saja terbangun. Namun, hatinya tetap tersentuh. Ia memeluk bayi itu lebih erat, mencoba menenangkannya. "Tenang, sayang. Ibu di sini. Kamu aman." Suaranya lembut, penuh kasih, meski tak menyadari badai yang berkecamuk di dalam jiwa anaknya.

Di sisi lain, seorang pria—ayah sang bayi—berdiri di dekat pintu, wajahnya penuh haru. "Tangisannya terdengar kuat. Anak kita sehat," katanya dengan nada lega. Mereka tak tahu bahwa jiwa yang kini mendiami tubuh itu adalah jiwa yang telah melintasi waktu hingga 6 miliar tahun ke depan, bangun di dunia yang telah berubah selamanya.

"Houzier anaku"

To be continued..