Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Chronicles of the Crimson Prophecy

nayemon
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
81
Views
Synopsis
Dunia dimana vampire berkuasa, muncul suatu orakel atau ramalan masa depan bahwa mereka akan lenyap ditangan salah satu ras mereka sendiri, namun mereka menganggap orakel ini hanyalah ancaman belaka, di suatu sisi orakel ini memiliki harapan untuk ras lain karena lelah dengan kekuasaan dan kekejaman vampire mereka mulai mengembangkan alkimia dan alat" untuk memerangangi vampire. Kai yang mulanya seorang manusia yang kehidupan damai dengan keluarganya di suatu desa manusia menjadi berbanding terbalik ketika usianya 11 tahun, sekerombolan vampire mendatangi desanya dan membantai habis seluruh desa manusia itu termasuk keluarga Kai. Melihat ini kai berusaha melawan dengan mengigit kaki vampire itu. Katanya, jika kamu meminum darah vampire maka akan menjadi bagian dari mereka. Kai lupa dengan itu, dia hanya mengerahkan tubuhnya untuk berfikir mengalahkan vampire itu. Vampire yang kakinya digigit oleh Kai menarik kerah baju kai dan menatapnya “Oi, manusia bodoh. Apa kau begitu ingin menjadi budakku? Jika kau meminum darah Vampire maka kau bukan manusia lagi." Ucapnya sembari tertawa terbahak. Akankah Kai bisa membalaskan dendam keluarga dan semua orang di desanya?
VIEW MORE

Chapter 1 - ARC 1, 01

"Lagi?" Suara serak itu, penuh dengan arogansi, menusuk telingaku. Dia masih saja dengan cairan merah menjijikkan itu. Mata merahnya menyala-nyala, penuh kebencian.

"Hei, dasar budak, minum ini atau kau akan mati!" Aku mencibir, menahan amarah yang membara di dadaku.

"Jangan samakan aku dengan kalian, makhluk hina!" Aku menepis botol itu dengan kekuatan penuh, cairan merah itu memercik ke tanah, bau busuknya memenuhi ruangan.

Lima tahun waktu yang kuhabiskan di tetap menjijikan ini, tentu saja aku tidak sudi meminum itu, ucapku dalam hati. Aku menatapnya dengan tatapan penuh dendam.

"Makhluk Hina? Hah lucu sekali, jika aku adalah makhluk hina maka kau adalah makhluk hina yang rendahan!" Pria itu memegang muka ku dan memaksa membuka mulutku, "Lihat taring ini, dan mata itu. Hei budak sadar meskipun kau adalah budak tapi kau tetap seorang Vampire." Ucapnya dengan tersenyum sinis kemudian melepaskan kepalaku dari cengkramannya.

"Hah dasar bodoh. Aku tidak mengerti kenapa tuan Alfred membawa Budak yang tidak patuh seperti mu disini." Pria itu hanya menghela napas, menggelengkan kepalanya. Kemudian pergi meninggalkanku di tempat ini.

Aku menyenderkan tubuhku ke dinding, aku membenci ini, tapi yang dibicarakan oleh vampire itu benar. Aku membenci diriku sendiri, taring yang ada di mulutku, serta mata merah ini semuanya aku membencinya.

5 tahun yang lalu Desa Eldona, tempatku adalah desa yang damai dihuni oleh ras manusia. Semuanya hidup aman dan damai aku juga hidup damai bersama keluargaku.

Hingga suatu hari, desa itu diserang oleh segerombolan bangsawan Vampire yang dipimpin oleh Vampire bernama Alfred. Ketika aku pulang dari latihan ku di hutan, desaku menjadi lautan darah merah yang di akibatkan oleh para vampire itu.

Melihat itu, aku bergegas kembali ke rumahku untuk memeriksa keadaan orang tua dan kakak perempuan ku. Namun apa yang kuharapkan tidak terjadi, ketika sampai di depan rumah aku melihat kakakku tergeletak dengan gigitan di lehernya. "Kak Klara....!!"

Aku terdiam kemudian masuk ke dalam rumah dan melihat ibuku dan ayahku sedang digigit oleh vampire itu, "Ibuu.....!!!! Ayah...!!!" Aku berusaha berteriak. Ibuku yang melihat ku masuk kerumah perlahan menyebut namaku, "K....Kai..." dengan mata lesu. Ayahku mendengar ibuku memanggilku kemudian berteriak sekuat tenaga, "Kai cepat lari, aku tidak bisa menyelamatkan Klara jadi setidaknya aku harap kau hidup." Ucap ayahku, vampire itu mendengarnya namun bersikap tidak peduli.

"Uaghhhhhhh!!!!!" Ayahku berteriak, vampire itu melemparkan tubuhnya ke dinding rumah dan membuat ayahku tidak berdaya. Disisi lain ibuku sudah mulai lemas tidak bisa bergerak. Kedua vampire itu menjilatkan lidahnya di bibir sembari bergumam, "Terimakasih atas makanannya."

Seharusnya pada saat itu aku lari dari rumah, ntah mengapa aku mengikuti naluriku berjalan mendekati vampire itu kemudian mengigit kaki vampire itu yang membuat darahnya masuk ke tenggorokan ku, dengan niatan bisa membuat kakinya lumpuh. Namun pikiranku sangat naif seketika aku lupa bahwa vampire itu memiliki kemampuan regenerasi.

"Ahahaha, Oi. Dasar manusia bodoh, apa kau begitu ingin menjadi budakku dengan meminum darahku dengan kemauan mu sendiri? Jika kau meminum darah vampire maka kau bukanlah manusia lagi." Ucapnya terbahak-bahak kemudian menendangku dan membuat badanku terbentur ke dinding.

"Ah dasar, padahal aku ingin menghisapmu setelah ini, tapi kau menawarkan sendiri untuk menjadi bawahanku." Vampire itu mendekati ku, kemudian menatap wajahku membuka paksa mulutku, "Ahahaha lihat, itu taring~! Dan mata merah itu wah.... Sekarang kau bukan manusia lagi." Ucapnya dengan ekspresi tersenyum.

Aku terkejut mendengarnya, padahal niatku bukan seperti itu, aku melihat cermin di sampingku dan terlihat, mataku bukan hitam lagi melainkan merah dan gigiku seketika dan terdiam sejenak. Semua dari tubuhku sudah tidak seperti manusia lagi kecuali rambutku, yang berubah hanya setengah.

"Hmm... Tapi rambutmu hanya berubah setengah, apa ini karena belum meminum darah dari ras mu sebelumnya~? Menarik, aku belum pernah mengangkat bawahan dari manusia sebelumnya. Jadi aku akan membawamu!" Aku terkejut mendengarnya kemudian dengan cepat dia memukul perutku dengan sangat kuat.

Darah keluar dari mulutku, dan perlahan penglihatan ku buram oh tidak apakah aku akan pingsan sekarang.....?

Ketika aku sadar, aku sudah berada di ruangan bersel ini. Setelah membawaku kesini vampire bernama Alfred itu tidak menampakkan dirinya lagi ke hadapanku, dan hanya menyuruh bawahannya membawa botol dan menyuruhku ku meminum botol berisi darah itu. Tentu saja selama 5 tahun ini aku berhasil menolaknya.

Tapi dengan aku menolak itu kadang diriku merasakan lapar yang membuatku bisa gila, Sial ini terjadi lagi! Aku melihat sekeliling apakah ada yang bisa memuaskan laparku dan terlihat tikus yang melintas di ruangan sel ini dan dengan sigap aku menangkap tikus itu dan meminum darahnya.

Darah tikus bisa membuatku bertahan sekitar 10 hari. Untungnya vampire bisa meminum darah hewan, setidaknya ini membuatku tidak merasa lapar, walaupun 5 tahun yang lalu setelah meminumnya, aku memuntahkan hampir seluruh darah tikus itu.

Suara gemuruh dan teriakan menggema dari luar, mengguncang dinding-dinding sel penjara kecilku. Getarannya terasa sampai ke tulang. Apakah itu Hunter? Aku pernah mendengar dari bawahan Alfred ada sekelompok organisasi yang memburu vampire atau disebut dengan Hunter.

Alfred dan para vampir lainnya pasti sedang bertempur. Degupan jantungku berdebar tak karuan, bukan karena takut, tapi karena... kesempatan. Lima tahun terperangkap di sini, lima tahun rasa lapar yang tak pernah padam, lima tahun aku melawan Alfred dan cairan darahnya yang menjijikkan. Tikus tadi hanya cukup untuk beberapa hari.

Aku meringkuk di pojok sel, mendengarkan hiruk pikuk pertempuran di luar. Suara-suara senjata, teriakan manusia dan vampir bercampur aduk. Bau darah—darah manusia—tercium samar-samar, menusuk hidungku dan membuat perutku bergemuruh. Ini kesempatan emas. Kekacauan ini bisa menjadi jalan keluar.

Aku bangkit, otot-ototku terasa kaku setelah bertahun-tahun terkurung. Aku mendekati dinding sel, mengetuk-ngetuk batu-batu kasar dengan jari-jariku. Harus ada celah, harus ada jalan keluar. Jika tidak ada aku akan membuatnya, Vampire memiliki tubuh yang lumayan kuat dan darah tikus tadi memberikanku energi,Aku harus memanfaatkan kesempatan ini.

Pertama dinding ini, sepertinya aku bisa memecahkannya walaupun sisa energiku yang seharusnya 10 hari akan berkurang setengah. Tidak ini bukan waktunya berfikir, aku mulai mengumpulkan tenaga di tanganku kemudian memukul dinding sel itu.

"Berhasil...!" Gumamku, kemudian aku merangkak keluar dari ruang sel itu, uhh sudah lama tidak melihat cahaya, aku mencari sesuatu seperti jubah untuk menutupi tubuhku. Kemudian berjalan pergi menjauh dari ruangan sel itu.

Suara gemuruh semakin reda, apakah pertempurannya selesai? Semoga para Hunter itu memenangkannya agar aku mudah kabur dari sini.

"Berhenti! Di sana, kau siapa?!" Suara wanita itu membuatku tersentak. Aku membeku, takut dan panik. Apakah dia menyadari keberadaanku? Aku harus kabur. Aku berbalik untuk lari, tapi tangannya yang kuat sudah mencengkeram pundakku.

"Hei, kan sudah kubilang tunggu!" suaranya keras, namun ada sedikit kekagetan dalam nadanya saat dia menatap mataku. "Kau... vampir?" Senjatanya sudah terarah tepat ke arahku.

"Aku bukan seperti mereka!" Aku berusaha melepaskan diri dari cengkeramannya, tapi genggamannya sangat kuat. "Aku hanya... aku hanya ingin pergi dari sini!"

"Jangan berbohong!" Dia menatap mataku dengan tajam. "Matamu merah, dan... apa itu? Taring?" Dia menunjuk ke arah mulutku. "Dan rambutmu... hitam dan putih? Aku belum pernah melihat vampir seperti kau."

"Sudah kubilang, jangan samakan aku dengan mereka!" Aku mendorong bahunya dengan keras, mencoba melepaskan diri dari genggamannya. Amarah dan keputusasaan bercampur aduk dalam diriku. "Aku bukan seperti mereka, aku korbannya!"

"Korban, hei apakah kau sebelumnya adalah manusia?" Dia akhirnya menurunkan senjatanya, "Aku tidak pernah mendengar ada sesuatu yang disebut setengah manusia dan setengah vampire, jangan-jangan kau belum pernah meminum darah manusia? Mustahil, manusia yang menjadi Vampir tidak akan bisa bertahan hidup tanpa meminum darah manusia." Tanya wanita itu heran.

--------------------------------

To be continued