Pada suatu hari ketika Azira hampir terlambat, ia bertabrakan dengan punggung seorang lelaki. Untungnya Azira sudah sampai di sekolah jadi ia tidak terlambat, jadi ia sempat mengoceh. "Eh lu, ngapain berdiri disini?! Gak lihat banyak orang? Punggung lu keras amat kayak besi anjir" ucap Azira mengoceh bukannya meminta maaf. Lelaki tersebut ternyata Zein....
Zein menyentil kening Azira. "Lu pikun apa gimana? Ini emang tempat murid nongkrong kali, lu lihat tu jalan untuk murid" ucap Zein yang membuat Azira malu. Sedangkan kedua teman Zein tercengang melihat, Zein berbicara dengan orang lain sepanjang ini. Biasanya Zein sangat singkat dalam menjawab terutama terhadap perempuan. Azira yang kesal akhirnya pergi, dan tak lupa menginjak kaki Zein. Zein meringis kesakitan, ia menatap tajam ke arah Azira yang sudah lumayan jauh. Azira membalasnya dengan ejekan yaitu menjulurkan lidahnya. Setelah sampai di kelas di depan kelas, ia menendang pintu tersebut sehingga semua penghuni kelas yang sedang bersantai terkejut. Mereka hanya mengelus dada, karena mereka sudah terbiasa dengan sikap Azira ini. Kedua sahabat Azira langsung menarik Azira, dan menanyakan apa yang terjadi. Mereka tau, karena raut muka Azira yang terlihat sangat kesal.
Azira menceritakan semuanya dari awal hingga akhir.
"Zira lu beneran berurusan sama tuh STARBOY?" tanya Wera, dengan santainya Azira menganggukkan kepalanya.
"Gila lu, untung para fans nya tuh gak liat, kalau enggak bisa di keroyok lu" celetuk Syafa , Azira hanya bersikap biasa.
Sedangkan Zein saat ini sedang mengeluh kesakitan kepada kedua temannya. Bukannya menolong, kedua temannya malah asik beradu dengan pikiran mereka.
"Lu pada kenapa jir?"
"Nggak apa-apa" jawab mereka serempak. Zein terus mengingat perempuan tersebut
"Perempuan yang berbeda" batin Zein
sambil membayangkan Azira. Zein akhirnya mengutuk dirinya sendiri karena mengingat wanita tersebut.
"Ih... Ngapain gue pikirin tuh anak. Idih... Amit amit dah"