(Awal)
Drama, Action, Fantasi, Family
Ren Elandro Devis/Charles Walker
Kembali di tahun 20XX, di mana umurku masih 6 tahun. Aku melihat ibuku yang bertengkar dengan ayahku, sedangkan aku?. Aku hanya di pojok dinding menunggu perintah untuk berkerja.
Tiba-tiba saja Ayahku menarik rambutku dengan kasar dan mendorongku keluar rumah.
"kerja dan cari uang sana, jangan kembali sampai kau mendapatkan uang. Itu perintah!!" Ayahku berbicara dengan kasar dan menghantam pintu dengan sangat kencang, aku hanya berusaha berjalan dengan perlahan.
Mencari uang dari meminta, seperti halnya tunawisma yang tidak memiliki perkerjaan. Duduk di pojok tong sampah mencari makanan, mungkin ada yang makanan sisa, Aku mencari dan menemukan kantong yang berisi donat yang tidak laku terjual.
Aku langsung memakan donat itu.
"enak" ucapku merasa kenyang sedikit, tiba-tiba sekali donat itu langsung dirampas dengan mudah.
"minggir" pria itu langsung mendorongku dan aku melihat banyak sekali tunawisma yang merebutkan kantung yang berisi donat itu dengan kasar. Terlihat sekali mereka bahkan mendorong satu sama lain untuk mendapatkan makanan itu, tidak ada namanya manusia saat kau berada di dasar rantai makanan.
Itu yang aku pelajari, Aku berjalan dengan sempoyongan meminta belas kasihan agar mendapat uang dan bertahan hidup. Yang aku pikirkan hanya perintah ayahku untuk mendapatkan uang.
Aku terdiam saat melihat acara pemerintah di depan toko TV. Acara itu berisi tentang pemerintah yang mengikuti program Super Soldier di mana pengujian itu di terapkan kepada anak kecil yang berusia 5-7 tahun di anggap sebagai sel tubuh yang masih berkembang dan bisa di kembangkan lagi, terdapat juga alasan pemerintah membuat program itu "karena dunia sedang tidak aman, ada para monster yang berkeliaran..jadi kami memutuskan untuk berpartisipasi dengan berbagai negara yang siap untuk program ini", itu yang aku dengar dari televisi, terlihat sekali ada sekitar 10 Negara yang mencalonkan diri bahkan Rusia ikut.
"Terima kasih untuk, tuan Ivan Petrovich Ivanov. Presiden Rusia" ucap pembawa acara.
Aku hanya diam di sana hanya menonton acara itu dengan sangat jeli. 'Aku merasa pemerintah sedang ingin membuat peperangan' batinku, berjalan pergi menelusuri jalan. Berjalan dengan keadaan tubuh kering dan rambut yang panjang sampai menutupi wajahku yang kering.
Dengan aroma tubuh yang menyengat membuat orang lain yang di dekatku menjauhiku, aku tidak masalah dengan itu sama sekali.
"lihat anak itu" ucap seorang wanita berbisik-bisik membicarakanku, aku terbiasa dengan itu, di pikiranku hanya uang dan uang, tidak ada yang lain.
Aku duduk dan terlihat banyak orang memberiku uang bahkan makanan enak, aku memakan itu dengan wajah yang kaku, entah kenapa aku tidak tahu caranya tersenyum.
Aku menghitung jumlah uang yang aku dapatkan saat langit menunjukkan sore yang menuju malam.
"hem...baru ke kumpul sedikit" aku hanya memegang £2.45 (50 rb dalam mata uang rupiah), aku menghela nafas kasar.
"setidaknya aku pulang membawa hasil, meskipun yang ayah perintahkan dengan minimal £4,90" Aku berjalan perlahan, sempoyongan karena terus di bawah terik matahari dari jam 11.00 Am, tapi mau bagaimana lagi ini perintah.
Aku sampai di depan rumah, Aku bisa mendengar teriakan Ibuku. Aku melihat ibuku keluar rumah dengan membawa kopernya, dia melewatiku begitu saja tanpa memperdulikan ku yang terjatuh akibat dirinya yang. Dia hanya berlari entah ke mana meninggalkanku.
"di sini kau" ucap ayahku menarik rambutku dengan kasar, menyeretku paksa masuk rumah, aku hanya bisa menahan rasa sakit itu. Aku tidak tahu aku tidak bisa membalasnya sama sekali, ayahku sangat kuat aku hanya bisa diam.
Ayahku membanting tubuhku ke dinding dengan sangat kuat.
"mana uang?" ucapnya tanpa rasa bersalah, dengan susah payah aku memberikan uang itu.
Ayah menghitung uang dan langsung melemparkan pecahan beling ke arahku. Ayah bangkit dari kursinya dan menarik rambutku lagi.
"dengar anak kecil, di sini diterapkan sebuah peraturan. Dan kau wajib menaati aturan itu jika kau mau bertahan" ucap ayahku dengan suara sadisnya, Ayah menjatuhkanku tanpa menatapku sama sekali.
"kau tidak makan..." Ayah berjalan pergi meninggalkanku yang tergeletak di lantai, aku terbiasa tidur di bawah tanpa alas sama sekali, karena itu perintah dari ayahku.
Ren Elandro Devis/Charles Walker End
Terlihat Ayah Ren Cedric berjalan ke suatu tempat suatu perkumpulan ilegal, banyak penjudi bahkan terlihat juga di sana, bahkan para gadis malam.
"Datang juga kau, Cedric " sapa seorang Pria lain yang sedang asyik menghisap Nark*ba bentuk serbuh.
"iya, biasa. Cody" Cedric mengeluarkan uang yang tidak seberapa.
"ya ilah Cuma segitu?" pria ke 2 yang bernama Riven menatap Cedric yang hanya membawa uang £2.45, Riven mengeluarkan dompetnya dan memperlihatkan £250. Membuat Cedric dan Cody kaget dengan yang di keluarkan oleh Riven.
"keren juga, dapet dari mana?" tanya Cody ingin mengetahui caranya.
"ada, yaitu jual anakmu ke program pemerintah" Riven menjawab dengan wajah yang tersenyum.
"program itu ya, keuntungannya?" Cedric mendengarkan.
"Dapet uang sekitar £1.764.705 lumayan" Riven menjawab dengan wajah yang tersenyum. Cadric yang mendengar itu langsung tersenyum lampu di atas kepalanya menyala, tanda mendapatkan ide.
'itu namanya baru uang' Cadric tersenyum tanda senang dengan apa yang dia dengar, Cadric memiliki kebiasaan buruk yaitu memperkerjakan anaknya untuk kebutuhannya sendiri. Kegiatan lainnya mabuk, nark*bo, main wanita dan banyak hal buruk. Tapi yang pasti dirinya tidak pernah memberi kasih sayang pada Ren.
Cadric dan ke dua temannya menikmati waktu di tempat ilegal itu, menyewa perempuan dan melakukan hal yang memang sudah menjadi rutinitas mereka di sana.
Di tempat lain, Kerajaan inggris terdapat Jendral muda yang memasuki ruangan seorang Raja Ace Mountabatten Windsor. Jendral muda itu tampak tergesah – gesah berjalan menelusuri lorong istana, tak lupa dengan membawa Dokumen tentang program eksperimen Super Soldier.
'serius, kenapa harus anak-anak?. Mereka ...sangat rentan' batin Jendral muda itu dengan perasaan yang kusut karena menatap dokumen yang ia bawa, dengan menarik napas panjang. Jendral muda itu langsung mengetuk pintu dengan hawa yang kurang mengenakkan baginya.
"masuk" Suara Raja Ace berbicara. Jendral muda itu langsung masuk dengan perlahan dan sopan.
Raja Ace yang melihat kedatangan Jendral muda itu menatap dengan wajah yang ramah.
"maaf menganggu waktu Anda, yang mulia. Ini saya ingin bertanya, ini serius yang mulia mengikuti program Super Soldier?" tanya Jendral muda itu dengan wajah yang kecewa.
"iya, saya menandatangani List perjanjian, mau bagaimana pun juga negara ini harus aman dari serangan monster itu" Raja Ace menjawab dengan tegas.
"baiklah jika memang bagi yang mulia ini jalan yang tepat, maka saya akan mengikuti" Jendral muda itu mengurungkan niatnya.