--- Part 2
Kota Al-Hidayah terbenam dalam cahaya senja. Malik berdiri di masjid, menatap langit yang berubah menjadi ungu muda. Tiba-tiba, cahaya putih memancar dari atas, memenuhi ruangan.
"Allah Maha Benar!" seru Malik, terkesan.
Suara yang tak terdengar oleh orang lain bergema di telinganya, "Malik, engkau dipilih untuk memimpin perang suci melawan kekuatan kegelapan."
Sebuah pedang suci dengan hulu berbentuk bulan sabit muncul di hadapannya. Malaikat Jibril muncul, wajahnya bersinar.
"Terimalah pedang ini, Malik," kata Malaikat Jibril. "Engkau akan memimpin pasukan cahaya melawan kekuatan Iblis."
Malik merasa hatinya bergetar. Ia menerima pedang tersebut dan merasakan kekuatan tak terhingga.
"Aku siap," kata Malik, dengan tekad.
Malaikat Jibril menempatkan mahkota cahaya di kepala Malik. Cahaya tersebut memancar ke seluruh tubuhnya.
"Engkau adalah pemimpin perang suci," kata Malaikat Jibril, sebelum menghilang.
Malik keluar dari masjid, siap menghadapi perang suci yang akan menentukan nasib Negeri Khayalan.
-- Next Part 3