Udara dingin menggigit kulit ketika Mayor Pan Colman berdiri di tepi medan perang yang sunyi. Di depannya, dinding raksasa menjulang setinggi 500 meter, membentang sejauh mata memandang, memisahkan wilayah Tailless Legion (TL) dari Negara Animals bagian Barat. Struktur itu tampak tak tergoyahkan, seperti tembok penghalang antara kehidupan dan kehancuran.
Letnan Cong Woodman berdiri di sampingnya, memegang senapan jitu dengan erat. "Mayor Pan, apa Anda percaya rumor itu?" tanya Cong sambil memeriksa teropongnya.
Pan menoleh, tatapannya tajam. "Rumor apa, Cong?"
"Dinding ini… Beberapa orang bilang ini lebih dari sekadar pertahanan. Ada yang mengatakan TL menyembunyikan sesuatu di baliknya."
Pan menghela napas panjang. "TL tidak pernah melakukan sesuatu tanpa tujuan besar. Tapi dinding ini? Ada yang aneh. Mereka menghentikan serangan besar-besaran hanya untuk membangunnya. Itu bukan tindakan yang masuk akal."
Dua Tahun Sebelumnya
Pada tahun 2056, TL tiba-tiba menarik mundur pasukannya dari garis depan. Sebelumnya, mereka terus menyerang kota-kota perbatasan dengan strategi brutal, membakar segalanya di jalur mereka. Namun, tanpa penjelasan, mereka memulai proyek besar-besaran: membangun dinding raksasa.
Di sisi lain dinding, TL bergerak cepat. Truk-truk besar membawa bahan bangunan, dan ribuan pekerja sibuk siang dan malam. Setiap upaya mata-mata untuk mendapatkan informasi dihentikan dengan kejam oleh pasukan TL. Tidak ada yang bisa menembus pertahanan mereka.
"Kita mengawasi mereka dari sini, tapi tak ada yang benar-benar tahu apa yang terjadi di balik dinding itu," ucap Pan saat rapat militer dengan komandan wilayah.
Kota perbatasan, yang dulunya hancur karena perang, mulai tenang, tetapi hanya untuk sementara. Penduduk bingung, bertanya-tanya apa yang TL rencanakan. Mayor Pan, yang memimpin regu kecilnya di dekat perbatasan, merasa ketegangan yang sama.
Kembali ke Masa Kini
"Dinding ini lebih dari sekadar perlindungan," lanjut Pan, suaranya penuh keyakinan. "TL adalah pasukan yang penuh perhitungan. Mereka menyembunyikan sesuatu, dan apa pun itu, kita harus mengetahuinya."
Cong mengangguk pelan, pandangannya tak lepas dari medan di seberang. "Kita hanya tinggal menunggu, Mayor. Cepat atau lambat, mereka pasti menunjukkan niat mereka."
Suara langkah berat terdengar dari belakang. Letnan Rico Iglesias dan Sersan Dail Reiner bergabung dengan mereka, membawa laporan terbaru dari tim pengintai.
"Mayor, tim pengintai menemukan desa yang ditinggalkan di dekat perbatasan. Penduduknya hilang, tapi ada tanda-tanda perlawanan," lapor Rico sambil menyerahkan dokumen singkat.
Pan membaca cepat laporan itu, alisnya berkerut. "Apa ada tanda-tanda pergerakan musuh di sana?"
Dail menjawab dengan nada serius. "Tidak, Pak. Tapi… ada hal lain. Mayat-mayat yang kami temukan aneh. Mereka bukan korban perang biasa."
Pan mengangkat wajahnya, tatapannya tajam. "Apa maksudmu?"
Dail menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Tubuh mereka… terlihat seperti dibunuh oleh sesuatu yang bukan manusia. Ada bekas gigitan di seluruh tubuh mereka, dan sebagian besar dari mereka… tidak mati dengan normal."
Kata-kata Dail menggantung di udara. Keheningan menegangkan menyelimuti kelompok itu.
"Kita harus menyelidiki ini lebih lanjut," kata Pan akhirnya dengan nada tegas. "Apa pun yang terjadi di desa itu, mungkin itu petunjuk pertama tentang apa yang TL sembunyikan."