Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Psikopat Yang Kembali Ke Masa Sekolah

L_Intang
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
115
Views
Synopsis
Arya Dhiraj, seorang pria tampan dan cerdas, dulunya adalah seorang psikopat yang tak kenal belas kasih. Ketika ia diberi kesempatan untuk kembali ke masa lalu, ia bersumpah untuk membalas dendam pada para pembully yang pernah menghancurkan hidupnya. Dengan kecerdasan luar biasa dan sisi gelap yang masih melekat, Arya merancang balas dendam yang dingin dan mematikan. Namun, semakin jauh ia melangkah, ia mulai mempertanyakan: apakah balas dendam benar-benar bisa menyembuhkan luka lama, atau justru mengubahnya menjadi monster yang tak kenal ampun?
VIEW MORE

Chapter 1 - Penyesalan... (Cuman Uji Coba esok revisi sesuai hukum Konoha yang kayak anjng ini)

Di dunia ini, ada berbagai macam hal, baik itu pencurian, perampokan, pembunuhan, korupsi, dan lain-lain. Tidak hanya ada kebaikan, namun juga ada kejahatan. Manusia itu memiliki sifat alami yaitu 'Keserakahan'. Sifat ini yang membuat manusia di bumi sering kali ribut.

Sekolah.

Ya! sekolah, di sekolah zaman sekarang ini sangat lah busuk, dari pencurian, pelecehan, perampokan, pembullyan, bahkan ada yang sampai membunuh seseorang demi kesenangan pribadi! apa hal itu wajar? tidak! orang-orang itu adalah bajing*n!

Dulu, aku memiliki dendam, dendam yang tak akan pernah ku lupakan!! hingga mati aku tidak akan pernah melupakan kejadian itu! aku bersumpah bahwa aku akan menemukan sekecil apa-pun harapan demi membalas dendam kematian adikku.

Aku yang tenggelam dalam keputusasaan akhirnya menjadi penjahat sadis. Membunuh seseorang akan selalu membuat ku tersenyum, entah.. berapa lama ini telah terjadi.. aku tak tahu.....

Adikku mati setelah ku lulus sma, di samping mayat nya ada se kertas tulisan yang bertuliskan "aku lihat dia sangat cantik, jadi aku bunuh, ini menyenangkan!" tulisan yang menggunakan darah adikku, aku menatap dengan kosong. Air mata ku tidak mengalir, hati ku terasa hampa.

Itulah awal mulai ku mengalami keputusasaan.

Aku tidak tahu siapa yang membunuh adikku yang malang ini, karena aku sudah putus asa mencari pelakunya, aku akhirnya masuk ke jalan kegelapan yang tak akan pernah termaafkan. Aku menjadi gila, aku yang sangat menyayangi adikku menjadi gila ketika aku mencari siapa yang membuat adikku mati.

Aku tidak memiliki siapa-siapa lagi, putus asa, sendirian, hampa. Itu semua yang ku rasakan, aku menjadi gila karena itu. Membunuh siapa saja orang jahat yang ku lihat, aku tidak peduli dia siapa! Aku tenggelam dalam pikiran balas dendam.

Aku tidak bisa lagi berpikir normal! tenggelam dalam keputusasaan, tenggelam dalam pikiran balas dendam, tenggelam dalam kesendirian, dan tenggelam dalam kehampaan...

Aku tidak tahu sudah berapa banyak dosa yang telah ku lakukan, jika bisa tolong bunuh saja aku..!

Aku tidak bisa lagi hidup dengan penuh beban penyesalan ini.. sudah berapa banyak orang yang menangis melihat ku, sudah berapa banyak orang yang ku bunuh, sudah berapa banyak orang yang ku lukai... aku tidak tahu!!

Namun... satu pikiran yang ku ingat adalah "Jangan terbawa oleh amarah, karena itu menyakitkan..."

Ya! aku.. aku tidak bisa mengendalikan diri ku! ini menyakitkan!

Tolong... biarkan saja aku mati!

Tolong lah...

Hari itu...

Aku melihat anak kecil...

? : (sedang jongkok bermain dengan semut)

Arya Dhiraj: (menyeret mayat, dan melihat anak kecil)

? : (Menoleh) wah~ apa itu paman~

Arya Dhiraj: (mata melotot terkejut, tubuh kaku) Cylvia...? (mendekat) kamu Cylvia kan?

? : (bingung) siapa itu Cylvia? nama ku fiara.

Arya Dhiraj: (terdiam kaku, menggengam tangan dengan erat, dan kemudian berjalan pergi) Maaf aku salah lihat, kalau kamu tidak ingin mati, cepat pergilah!

Fiara: (mendekati) apa maksud paman?

Arya Dhiraj: (Menodongkan pisau) pergi!

Fiara: (takut!) hiks!

Arya Dhiraj berjalan melewati anak kecil yang bernama fiara tadi sembari menggenggam erat pisau yang di pegang nya, dan kemudian lanjut menyeret mayat ke arah sungai dan membuang nya, kejadian bertemu anak kecil itu membuka pikiran Arya Dhiraj terbuka kembali.

Selama ini aku tenggelam dalam pikiran yang membuat ku menjadi gila, aku kira aku tidak akan bisa berpikir jernih lagi, aku kira aku akan terus membunuh siapa saja penjahat yang ku temui, aku kira aku akan tetap seperti ini.. namun, setelah bertemu dengan anak kecil yang mirip dengan adikku, pikiran ku kembali normal.

Arya Dhiraj: (aku mengenggam erat pisau yang ku bawa dan menodongkan nya ke leher ku sendiri) akhirnya aku bisa... mati dengan tenang.. aku akan menyusul mu adikku.. (menusuk)

Percikan darah menyembur keluar, aku jatuh ke arah tanah dan kemudian menggelinding ke arah sungai. Pandangan ku perlahan-lahan kabur menjadi gelap.

Sangat gelap...

Ya! Sangat gelap, tubuhku dingin...

Ini kah rasanya mati...?

.....