Prolog: Dunia yang Terlupakan
Di sebuah dunia yang jauh lebih luas dari apa yang bisa dibayangkan, kehidupan dan kematian hanyalah dua sisi dari koin yang sama. Di tengah-tengah kekacauan dan kehancuran, terdapat kekuatan kuno yang tidak pernah benar-benar menghilang—hanya tersembunyi di balik lapisan-lapisan waktu yang telah tergerus. Di alam semesta ini, keberadaan sekte-sekte besar, kultivator-kultivator yang menembus batasan kekuatan, dan entitas-entitas abadi yang mengendalikan nasib takdir, semuanya hanyalah potongan-potongan puzzle dari sesuatu yang lebih besar dan lebih berbahaya.
Di dalam dunia ini, ada satu sosok yang tak pernah dikenal, tak pernah terungkapkan. Seorang pria yang lebih besar daripada sekedar seorang kultivator—seorang entitas yang bahkan dunia ini tidak dapat membayangkan. Sosok ini telah berada di sana, terjebak dalam lingkaran takdir yang berulang, terperangkap dalam sebuah pertempuran tanpa akhir yang bahkan ia sendiri tidak mengerti. Ia adalah yang terkuat, tetapi juga yang paling sepi.
Nama yang dikenal orang-orang, meskipun hanya di dunia yang lebih rendah, adalah Zhu Yan. Di luar sana, di tempat yang lebih tinggi dari sekadar Alam Dewa atau Alam Saint, ia dikenal sebagai Zhu Sea, sang penguasa abadi yang mengubah takdir, yang menciptakan dunia baru dan memusnahkan yang lama. Namun, di balik segala kekuatannya, ia memiliki luka yang tak bisa sembuh—sebuah rahasia dari kehidupan sebelumnya yang tak pernah ia pahami sepenuhnya.
Dalam kehidupan sebelumnya, ia adalah seorang pria biasa yang dilahirkan di sebuah desa kecil bernama Desa Batu Asri, sebuah desa yang tersembunyi di kaki Gunung Feng. Saat itu, ia tidak lebih dari seorang anak muda yang mengikuti jalan ayahnya—Zhu Han, seorang kultivator yang sederhana namun penuh kebijaksanaan. Tetapi, sebuah pengkhianatan besar menghancurkan segalanya. Keluarganya, desanya, semuanya hancur dalam sekejap. Zhu Sea pun mati—atau begitu ia pikir.
Namun, kematiannya bukanlah akhir dari perjalanan. Sebaliknya, itu hanyalah awal dari sebuah takdir yang jauh lebih besar dari apa yang dapat ia bayangkan.
Chapter 1: Kebangkitan di Dunia yang Terlupakan
Hari pertama di Desa Batu Asri selalu dipenuhi dengan aroma tanah basah dan suara gemericik air yang mengalir di sungai kecil. Udara segar mengisi paru-paru, dan langit yang luas memancarkan sinar matahari pagi yang menenangkan. Itu adalah hari biasa di desa yang damai, yang tak pernah tahu bahwa takdir besar akan segera mengubah arah hidup mereka.
Zhu Sea, saat itu masih dikenal sebagai Zhu Yan, duduk di tepi sungai, menatap ke arah gunung yang menjulang tinggi. Pikirannya kosong, namun matanya penuh dengan ambisi yang menggebu. Sejak kecil, ia selalu terpesona dengan kisah-kisah yang diceritakan oleh ayahnya, Zhu Han, tentang dunia luar—tentang kultivasi, tentang kekuatan, dan tentang kemungkinan yang tak terbatas.
Zhu Han adalah seorang kultivator tingkat rendah, tetapi kecerdasannya melebihi kebanyakan orang. Ia mengajari Zhu Yan seni kultivasi dasar, namun di balik semua itu, selalu ada kesan bahwa ada lebih dari yang tampak. Ayahnya menyimpan banyak rahasia, sesuatu yang bahkan Zhu Yan tak pernah bisa pahami. Namun, ada satu hal yang selalu jelas—Zhu Han ingin anaknya menjadi yang terkuat.
"Yan, kekuatan bukan hanya untuk diri sendiri," kata Zhu Han suatu malam, saat mereka duduk di luar rumah sederhana mereka, menatap bintang-bintang. "Kekuatan sejati adalah untuk melindungi orang yang kita cintai, untuk menjaga mereka dari dunia yang penuh dengan kegelapan."
Zhu Yan masih ingat kata-kata itu dengan jelas. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan menjadi kuat, jauh lebih kuat daripada ayahnya. Meskipun, di dalam hatinya, ia juga tahu bahwa ada sesuatu yang lebih dalam dari sekedar kekuatan fisik. Ada misteri yang belum terungkap, sesuatu yang tersembunyi dalam darahnya, dalam warisan yang diwariskan oleh keluarganya.
Namun, takdir ternyata lebih licik daripada yang ia duga.
Pada suatu malam, saat Zhu Han sedang melakukan perjalanan keluar untuk mengumpulkan ramuan, sebuah kekuatan gelap menyerbu desa mereka. Sekte besar yang tak dikenal datang dengan kekuatan luar biasa. Mereka mengincar sumber daya yang tersembunyi di desa ini, sesuatu yang tidak diketahui oleh semua orang—bahkan oleh Zhu Han sendiri.
Desa Batu Asri dibakar, hancur lebur dalam api. Banyak yang tewas, termasuk ayahnya, yang berusaha melawan meskipun hanya dengan kekuatan kultivasi tingkat rendah.
Zhu Yan berlari, dengan hati yang dipenuhi kebingungan dan kemarahan. Ia berlari sejauh yang ia bisa, namun tidak ada tempat yang aman. Saat ia mencapai jurang di luar desa, sebuah serangan besar menghancurkan tanah di bawah kakinya. Ia jatuh, tubuhnya terluka parah, dan akhirnya tak sadarkan diri.
Namun, kematian bukanlah akhir.