Langit mulai memerah ketika Erynn berlari melewati ladang gandum. Angin sore membawa aroma hangat musim semi, tetapi ada kegelisahan yang menusuk pikirannya. Asap hitam mengepul di kejauhan, membubung di atas Hutan Kuno yang tak jauh dari desanya.
"Erynn, jangan ke sana! Itu berbahaya!" teriak salah satu penduduk desa. Namun, Erynn tak mendengarkan.
Hutan Kuno adalah tempat yang dilarang. Orang-orang mengatakan bahwa makhluk-makhluk aneh hidup di sana, makhluk yang tidak sepenuhnya manusia atau hewan. Namun bagi Erynn, yang selalu penasaran, larangan itu lebih terasa seperti undangan.
Ketika ia mendekati tepi hutan, asap mulai mengental. Api kecil berkobar di beberapa tempat, membakar dedaunan kering. Tapi bukan itu yang menarik perhatiannya. Di tengah lingkaran api, ada sesuatu yang bergerak—makhluk kecil yang tubuhnya bersinar merah-oranye, seperti bara api hidup.
Erynn memejamkan mata sejenak. "Apa itu?" bisiknya.
Makhluk itu tampak seperti rubah kecil, hanya saja tubuhnya menyala seperti obor. Telinganya runcing, ekornya bergoyang cepat, dan matanya memancarkan warna kuning terang.
Tapi makhluk itu tidak sendirian. Di sekelilingnya, makhluk-makhluk gelap menyerupai bayangan dengan mata merah menyala berusaha mendekat. Mereka tampak seperti kabut yang mengental, tetapi aura mereka mengintimidasi.
Makhluk kecil itu mundur, mengeluarkan suara lemah yang terdengar seperti erangan kesakitan.
"Hei!" Erynn berteriak, tanpa memikirkan apa yang ia lakukan. Ia mengambil batu dari tanah dan melemparkannya ke salah satu bayangan. Batu itu melewati tubuh mereka, seolah-olah mereka hanya udara pekat.
Namun, bayangan-bayangan itu berhenti dan mengalihkan perhatian mereka ke Erynn.
"Oh, hebat," gumamnya. "Kenapa aku selalu membuat masalah?"
Salah satu bayangan melesat ke arahnya, seperti tombak hitam yang menusuk udara. Erynn berguling ke samping tepat waktu, menghindari serangan itu.
Ketika ia bangkit, matanya kembali ke makhluk kecil itu. "Kau butuh bantuan, ya?" tanyanya. Makhluk itu tampaknya mengerti, karena mengeluarkan suara kecil, seperti mengangguk.
Erynn menggenggam dahan pohon yang terbakar di ujungnya. Ia tidak tahu bagaimana melawan bayangan ini, tetapi nalurinya mengatakan bahwa api mungkin berguna. Ia mengayunkan dahan itu ke salah satu bayangan. Kali ini, bayangan itu terpecah menjadi kabut, melayang ke udara sebelum menghilang.
"Bagus! Itu berhasil!" Erynn berkata dengan semangat. Namun, masih ada tiga bayangan tersisa, dan mereka semakin agresif.
Makhluk kecil itu melompat mendekat ke Erynn, berdiri di sampingnya. Tiba-tiba, sebuah suara asing bergema di kepalanya.
> [Arcadia System Activated!]
Spirit Detected: Ignis (Fire Element)
Abilities Unlocked:
Ember Burst: Menyerang dengan bola api kecil.
Flame Dash: Melakukan gerakan cepat dengan ledakan api.
Erynn membeku. "Apa-apaan ini?" gumamnya.
Namun, sebelum ia sempat memprosesnya, makhluk itu—yang ternyata bernama Ignis—mengeluarkan bola api kecil dari mulutnya, menghantam bayangan terdekat. Bayangan itu mengerang sebelum hancur.
"Baiklah, sepertinya aku harus bekerja sama denganmu," kata Erynn.
Dua bayangan tersisa menyerang secara bersamaan. Erynn melompat mundur, sementara Ignis menggunakan Flame Dash, meluncur dengan kecepatan luar biasa dan menabrak salah satu bayangan hingga lenyap. Bayangan terakhir tampaknya menyadari bahaya dan mencoba kabur ke hutan, tetapi Ignis dengan cepat mengejarnya, melancarkan Ember Burst terakhir yang membuatnya hancur menjadi abu.
Erynn terengah-engah, menatap makhluk kecil itu. "Kau kuat juga, ya," katanya sambil tersenyum.
Ignis menatapnya dengan mata berkilau, lalu melompat ke arahnya. Sebelum Erynn sempat mengelak, Ignis mendarat di pundaknya, tubuhnya terasa hangat tetapi tidak membakar.
"Hei, kau mau ikut denganku?" tanyanya. Ignis menjilat pipinya sebagai jawaban.
> [Quest Completed!]
Name: Save Ignis
Reward: Bond with Spirit Ignis (Fire Element)
"Quest? Sistem? Ini semua aneh sekali," gumam Erynn, tetapi ia tidak bisa menahan senyum.
Ketika api di hutan mulai padam, Erynn merasa hidupnya baru saja berubah. Dunia ini, yang selama ini ia anggap biasa, ternyata menyimpan rahasia besar. Dan Ignis adalah awal dari semuanya.
---