Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

omg, my lovely liar

🇮🇩vnyaa0
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
5
Views

Table of contents

Latest Update1
apa?2 days ago
VIEW MORE

Chapter 1 - apa?

Susana Senin pagi di Jakarta pusat, dimana matahari baru saja terbit, mewarnai langit dengan semburat jingga yang lembut. Terlihat seorang wanita muda yang sedang lari pagi di lapangan banteng yang berada di jakarta pusat sambil bersenandung kecil, dengan sepasang earphone yang menyumbat telinganya, memutar beberapa lagu selama ia berlari. Karna sudah berlari cukup lama ia pun inisiatif untuk istirahat disebuah bangku taman, dia duduk di bangku dengan tenang, memijat pelan kakinya seolah mencoba menghilangkan rasa lelah yang menyergap setelah berlari cukup lama, cukup lama ia beristirahat hingga suara perutnya memanggil ia, menandakan ia harus segera mengisi lambung yang kosong itu, saat ia mencoba pergi dari sana untuk membeli sarapan. "Hanaaaa." Dia menghentikan langkahnya sejenak, menoleh ke sekeliling dengan dahi berkerut, yakin ada suara samar yang memanggil namanya, "Hanaaa." Suaranya semakin jelas ia pun menoleh ke arah sumber suara, "Hai Han, ehh, Lo habis jogging ya?." Tanya seorang pria kenalan nya. Marvin, seorang yang sedari tadi memanggil dirinya, "ahh, iya, baru aja selesai, ini mau pergi beli sarapan, Lo ngapain.?" jelas dan tanya Hana, karna ia jarang sekali melihat Marvin keluar dipagi hari, "Gue niatnya mau beli bubur, terus gk sengaja liat Lo lagi duduk, btw gue beliin Lo bubur, mau?." tawar nya sambil menawarkan satu bungkusan bubur ayam. "Tau aja Lo gw lagi laper, makasih, sini duduk." Hana menerima bubur ayam itu dengan perasaan senang. Mereka akhirnya duduk dan makan bubur ayam itu sembari melihat berbagai aktivitas manusia yg berada di lapangan.

******

"Tumben Lo gk berangkat ke kantor?." Marvin melontarkan sebuah kalimat pertanyaan kepada Hana "gue dapet shift malam, Lo sendiri? Biasanya keluar malem Lo, tumben pagi pagi dah nongol." jawab Hana sembari memberi sebuah pertanyaan kepada Marvin. "Gue ngambil cuti." "Tumben? Hamil Lo?." tanya Hana atasan jawaban Marvin."Kagak lah kocakk, not my style you know?." jelas Marvin yang shock atas pertanyaan yang dilontarkan Hana untuk dirinya. "y, ok , hmm, terus kenapa?." Tanya Hana serius. "Gue jatuh dari tangga saat nanganin kasus, Lo tau kan kasus perdagangan manusia yang lagi marak banget sekarang?, tim gue dapet tugas nanganin kasus ini udah sebulanan lah, nah pas malem Minggu kita dateng ke sebuah club yang digadang-gadang jadi tempat jual belinya, tapi kita gak dapet jejak atau tanda tanda adanya jual beli disana, pas keluar, dari arah roftop ada seseorang yang keliatan mencurigakan, kita nyoba kejar tuh tapi pas nyampe ternyata gak ada, setelah itu gue udah gak inget apa apa, yang gue inget tiba tiba gue udah ada di RS, mereka bilang gue jatuh dari tangga." Hana kaget mendengar jawaban Marvin karena kasus itu adalah kasus yang paling lama terjawab bahkan bukti buktinya sangat minim, sudah 15 Tahun sejak pertama kali seseorang melaporkan tentang sindikat perdagangan manusia, tiba tiba headphone Marvel berdering, panggilan masuk dari komisaris besar, yang mengharuskan Marvel pergi menemui atasannya. "Ah gue pergi duluan ya, dah." pamit Marvel yang langsung pergi meninggalkan Hana, Hana hanya melambaikan tangan mengiyakan penyataan Marvel, Hana bergegas menghabiskan buburnya dan langsung pergi dari sana saat buburnya sudah abis.

****

Malam harinya di Polda metro jaya jakarta pusat, terlihat lebih ramai daripada biasanya, banyak mobil yang terparkir di halaman kantor, bahkan di lorong kantor penuh dengan para petugas polisi dari berbagai Polsek (kantor polisi cabang kabupaten) dan polres (kantor polisi cabang kecamatan), Hana baru saja sampai ke kantor tempat ia bekerja, setelah ia memarkirkan mobilnya ia bergegas masuk kedalam kantor karena dirinya dipanggil oleh atasannya, komisaris besar pak Akmal, "permisi pak, saya Hana Ajun komisaris polwan siap untuk menghadap!." Hana memasuki ruang pak Akmal untuk menghadap dirinya. "Ya, Ajun komisaris Hana, apakah anda tahu kenapa saya memanggil anda untuk datang kesini?." Tanya pak Akmal kepada Hana. "Siap, tidak pak!." "Hmm, anda tahu tentang kasus perdagangan manusia yang sudah lama kita hadapi kan?." "Siap, tahu pak!." "Kita berhasil mendapatkan bukti besar pelaku dari kasus ini, tapi bukti ini belum 100% benar makanya kami membutuhkan anda Ajun komisaris Hana, hanya anda yang bisa membantu!." jelas pak Akmal "Siap,saya harus membantu apa pak?." "Anda harus mendekati dan menikah dengan dia Ajun komisaris Hana!." "APAA!." Hana benar benar shock atas pernyataan yang disampaikan oleh pak Akmal hingga ia tak sadar sudah menaikan volume suaranya, Hana langsung tersadar dan meminta maaf kepada pak Akmal. "Tidak apa apa, susah saya tebak pasti anda sangat terkejut, saya juga sangat kaget saat tahu kita harus mengambil resiko ini, saya saja terkejut apalagi anda yang dijadikan umpan, sudah anda silakan duduk dulu." Hana pun duduk disalah satu sofa yang berada di ruangan itu, pak Akmal pun menyusul duduk di single sofa sambil membawa air putih untuk Hana, pak Akmal memberi kode kepada para polis yg berjaga di depan pintu untuk meninggalkan mereka berdua. "Maaf Hana hanya ini jalan satu-satunya yang menghasilkan peluang besar untuk menangkap pelaku itu, kamu juga tahu kan Hana 15 Tahun kita mencari tanpa ada kemajuan, dan sekarang kita mendapatkan peluang yang besar." Pak Akmal meminta maaf sebesar besarnya kepada Hana "tapi kenapa harus Hana sih pak? kenapa gk yang lain, Hana masih belum mau nikah, Hana masih muda, gimana kalo dia udah kakek kakek, keriput, tua " Hana mencoba menolak tawaran tidak masuk akal dari pak Akmal. "kami mohon Hana hanya kamu satu satunya polwan yang belum menikah disini, lagian umurmu udah 25 tahun, yang bisa disebut sudah umur matang, lagian seperti pelaku umur nya sekisar 27 sampai 30 tahun, beda 5 tahun juga tidak masalah kan? Hana kamu mohon, semuanya sudah kami atur dari mulai kalian nanti bertemu dan bagaimana nanti kalian menikah, sampai dia ditangkap!." Hana merenungi setiap perkataan yang disampaikan pak Akmal "Hana apa kau ingat perkataan Bu Minah, orang yang membantu mu hingga kamu berada diposisi sekarang, jika bukan karena dia nasibmu pasti berbeda, kamu berjanji kepada Bu Minah kamu akan mengabdi untuk negri ini hingga akhir hayat, tolong Hana kami memohon kepada mu!." pak Akmal mencoba meyakinkan Hana agar ia mengiyakan permintaan pak Akmal. "Saya akan memberikan jawaban saya besok malam, saya pamit." Hana bergegas keluar kantor dan pergi masuk ke dalam mobilnya, Hana sudah tidak bisa membendung air matanya, tangisnya pecah saat itu juga.