Chereads / THE TREE OF KALPATARU / Chapter 8 - FAKTA YANG DISEMBUNYIKAN

Chapter 8 - FAKTA YANG DISEMBUNYIKAN

Act 1: Penyelidikan

Di malam harinya pada hari kejadian di Candi Minak Jinggo, Polres Mojokerto menerima laporan dari warga Desa Trowulan.

Warga: "Halo, Pak Polisi, kami warga Desa Trowulan mendengar suara tembakan dan ledakan dari arah Candi Minak Jinggo, Pak."

Petugas Polisi: "Ledakan!? Baik, terima kasih atas laporannya, Pak. Kami akan segera mengecek."

Briptu Rizky Pratama dan Aiptu Nadia Sari tiba di Candi Minak Jinggo dengan tim forensik.

Rizky: "Bagaimana situasi sekarang?"

Nadia: "Beberapa bagian candi rusak parah, Pak, dan kami juga menemukan semua korbannya, tapi anehnya mereka sepertinya hanya tertidur, Pak, karena tidak ada luka pada tubuh mereka."

Rizky: "Tidur? Aneh… Lalu apa motif pelaku? Apa mereka hanya ingin menghancurkan candi?"

Nadia: "Lebih baik kita telusuri saja seluruh bagian candi untuk mencari barang bukti, Pak."

Rizky dan Nadia mulai menyusuri seluruh area candi setelah mengecek keadaan para korban, dan merekapun menemukan sisa gas helium, peralatan pelaku seperti masker anti gas dan sebuah mesin, rekaman CCTV yang telah dirusak, serta tanda-tanda kekerasan pada dinding candi yang hancur.

Nadia: "Pak, ini semua adalah bukti penting yang telah kami kumpulkan."

Rizky: "Bagus. Kita akan menyelidiki ini lebih lanjut, tapi sebelum itu kita evakuasi dulu para korbannya."

Nadia: "Siap laksanakan!"

Act 2 : Kejanggalan

Polisi membawa para korban ke RSUD Mojokerto. Kebanyakan para korban adalah guru dan murid dari SDN 15 yang sedang melakukan study tour, Risky dan Nadia menanyakan penyebab pingsannya para korban ke dokter disana.

Dokter: "Mereka tertidur akibat gas helium. Tidak ada luka yg serius."

Rizky: "Jadi mereka pingsan karna menghirup helium ya... hm.., Ini semakin aneh".

Nadia: "Pak, lihat ini. Murid gadis ini... bajunya compang-camping seperti terkena peluru."

Rizky: "Peluru?, apa kau yakin?,Ini tidak biasa, ini memang mirip seperti bekas lubang dari peluru tapi sepertinya anak ini tak terluka, Dok apa anak ini juga baik2 saja? "

Dokter : " Iya pak, anak ini juga hanya tertidur".

Risky : "Baiklah kalau begitu kita lanjutkan penyelidikan ini besok, sekarang sudah terlalu malam".

Nadia :"Siap pak! ".

Keesokannya Kapolres Mojokerto, AKBP Dwi Cahyono, memanggil Rizky keruangannya.

Risky : "Selamat pagi pak"

AKBP Dwi Cahyono: "Pagi Rizky, aku akan langsung saja, kasus ini akan di ambil alih unit SRK (Satuan reserse kriminal). Jadi kau bisa ambil kasus yg lain saja.

Rizky: "Apa? kenapa tiba - tiba bisa begitu pak?"

AKBP Dwi Cahyono: "Ini perintah dari atasan jadi ikuti saja dan tidak usah banyak bertanya"

Risky : " Siap pak laksanakan"

Risky keluar dari ruangan AKBP Dwi Cahyono dengan penuh rasa penasaran, keesokannya, Kapolres Mojokerto, AKBP Dwi Cahyono, menyatakan kepada awak media bahwa kasus penyerangan Candi Minak Jinggo merupakan kasus terorisme yang gagal. Tidak ada korban jiwa dan semua korban telah dipulangkan setelah dirawat di RSUD Mojokerto, dan dia menyatakan bahwa kasus tersebut dinyatakan selesai dan penyelidikan ditutup.

"Apa di tutup? apa-apaan ini? kenapa mereka malah menutupnya?", tanya Risky dengan marah.

"Sudahlah pak itu sudah keputusan dari atas tak ada yg bisa kita perbuat" Nadia menjawab.

"Pak cahyono bilang kasus ini akan di urus unit SRK, tapi saat konferensi pers tiba-tiba dia bilang sudah ditutup, jelas sekali ada yang di sembunyikan oleh para orang-orang yang ada di atas", kata risky dengan kesalnya.

Briptu Rizky yang kesalpun hanya bisa pasrah dengan keputusan yang di buat oleh atasannya, meski begitu dia masih merasa penasaran karna jelas kalau para petinggi sedang menutup nutupi sesuatu.

Act 3 : Pemulihan

Keesokannya di RSUD MOJOKERTO

Aku terkejut, tidak percaya apa yang telah terjadi. "Tiga hari!!!? Apa yang terjadi, Rendi?, Suster Evlin?" tanyaku dengan suara keheranan.

Rendi yg duduk di sampingku berkata,"Tidak usah teriak teriak begitu…kupingku sakit."

Suster Evlin menambahkan, "Kamu dibawa ke sini dan dirawat. Kami khawatir kamu mengalami sesuatu karna hanya kamu saja yang tidur selama 3 hari, tapi syukurlah, kamu sudah sadar."

Aku mencoba mengingat. "Apa yang telah terjadi di candi itu?"

Rendi menatapku serius. "Itu yang aku ingin tahu. Media dan polisi bilang itu serangan teroris tapi…"

Suster Evlin menyela, " Sudah sudah tidak usah terlalu di pikirkan yang penting kalian semua selamat, sekarang suster akan memanggil dokternya semoga kita bisa segera pulang", Suster Evlinpun meninggalkan ruangan.

Rendi melirik ke arahku setelah mastikan suster telah keluar dari ruangan, "Hei.. apa yang terjadi disana? "

Aku melirik ke arah lain dengan keringat mulai menetes di dahiku, "Ap…apa maksutmu?, aku kan tertidur juga seperti yg lain"

Rendi yang dengan ekspresi muka datarnya bilang, "Hmm…. seperti yang lainnya ya....? "

"I iya seperti yang lainnya", balasku yang masih belum berani menatap ke arah Rendi.

"Sayang sekali padahal aku ingin mencegah orang-orang pemerintahan mengambilmu", kata rendi pura-pura sedih.

"Heee? baiklah baiklah aku akan menceritakan semuanya", kataku yang mulai ketakutan.

"Hahaha.... sudah kuduga kau berbohong, aku masih ingat saat aku mulai tak sadar karna helium itu kau terlihat baik baik saja, yang berarti helium juga tak mempan terhadapmu", jawab rendi sambil tertawa.

" Cih, baiklah akan kuceritakan"

Akupun mulai menceritakan semuanya kepada Rendi dengan rasa kesal karna di jalhili dan setelah aku menceritakan semuanya susterpun kembali dengan dokter yang memeriksaku untuk memastikan keadaanku dan kamipun di bolehkan untuk pulang dari rumah sakit.

Act 4 : Berhati hati

Sesampainya di panti asuhan kami di sambut semua orang yang kawatir dengan keadaan kami, malamnya Rendi mengajakku berbicara serius mengenai hal yang telah terjadi di candi Minak Jingo.

"Aaaagh, Aku benar benar tak mengerti, sekeras apapun aku berpikir aku masih tidak mengerti apa sebenarnya yang telah terjadi", Teriak rendi dengan kesalnya sambil menggesek gesek kepalanya.

"Kan polisi bilang teroris, apanya yang tidak kau mengerti? "ucapku dengan lugunya.

"Apa kau bodoh?, ini bukan soal terorisnya tapi orang orang itu menghilang sesaat setelah kejadian dan polisi malah menutup kasusnya, terlebih lagi ada orang lain yang mempunyai kekuatan yang sama sepertimu dan itu tidak hanya satu orang, apa kau paham? "Kata Rendi dengan sedikit marah.

"Iya paham lalu memangnya apa yang bisa kita lakukan? "jawabku dengan lugunya sambil memakan snack yang aku pegang.

Rendi menyaut snacknya dan berusaha untuk berpikir jernih, "Huft sudahlah biarkan aku saja yang berpikir, Mulai sekarang berhati hatilah jika kau bertemu orang asing"

"Memangnya kenapa? "

Rendi mulai kembali memasang muka datarnya, "Kau sudah memperlihatkan kekuatanmu dan kau juga melakukan itu pada pak Edi, seharusnya dia masuk berita tapi nyatanya tak ada, tidak mungkin dia selamat dari tendanganmu, jadi sudah pasti ada orang di balik semua ini yang berusaha menutup kasus ini, mereka pasti akan berusaha mencarimu cepat atau lambat"

"Tapi kan ada orang yang membawa tombak itu? " balasku.

"Dia mungkin orang yang telah menyelamatkan kita tapi kita tidak tau pasti kebenarannya jadi lebih baik berhati hati"

Obrolan kami terus berlanjut hingga larut malam dan Rendipun kembali kekamarnya untuk beristirahat.

Act 5 : Seseorang yang tak asing

Keesokan harinya kami menerima telepon dari sekolah bahwa sekolah akan di liburkan untuk beberapa hari kedepan, jadi aku memutuskan pergi bersama rendi ke gedung kosong tempat kami biasa berlatih.

"Sebentar", Rendi menggelengkan kepalanya kekanan dan kekiri untuk memastikan tak ada seseorang di sekitar kami, "Baiklah sekarang coba kau lakukan sesutau yang kau ceritakan kemaren"

Aku mulai menarik nafas dalam dalam sambil mengingat apa yang aku lakukan saat melawan orang orang berjas hitam waktu itu, Dan energi berwarna emas mulai keluar dari seluruh tubuhku.

"Waaaah indahnya", kata rendi terkagum kagum.

"Waah kau benar ini keren, tubuhku merasa hangat dan jauh lebih kuat, aku merasa dapat menghancurkan apapun sekarang" ucapku dengan mata bersinar sinar.

Tiba tiba seseorang bertudung biru loncat dari atas gedung kosong itu dan mulai menghampiriku, Rendi yang sadar segera menarik lenganku dan membawaku berlari, tapi orang itu berhasil menghalangi kami dengan muncul di depan kami secepat kilat.

"Siapa kau? Apa yang kau inginkan dari Maya? ", Tanya Rendi dengan berani tapi tubuh yang bergetar ketakutan.

"Kalian tidak perlu takut aku bukan musuh kalian", ucap orang itu dengan nada untuk meyakinkan kami.

"Perkenalkan namaku Yuanyun, Aku memang kesini untuk mencarimu Maya"

"Mencariku? " tanyaku penasaran.

"Iya aku mencari orang yang memiliki keuatan yang sama sepertiku dan aku kira kamu adalah salah satunya", jawab Yuanyun.

Rendi menyela dia bertanya apa maksut Yuanyun, Lalu Yaunyun menjelaskan apa maksut kedatangannya mememuiku dan mengatakan kalau aku mungkin adalah salah satu dari 12 Mishmar.

"12 Mihsmar? "