Chereads / THE TREE OF KALPATARU / Chapter 7 - PERTEMUAN TAKDIR II

Chapter 7 - PERTEMUAN TAKDIR II

Act 1: Duat

Aku terpaku di hadapan padang rumput hijau yang membentang luas, lalu tiba-tiba aku merasakan tarikan misterius yang tak bisa ditolak.

Langkahku pelan mendekati tombak itu. Saat aku mendekat, tombak itu berbicara dengan suara yang dalam dan misterius, sama seperti sebelumnya.

"Selamat datang, Reinkarnasi Li Wei," ucap tombak itu.

"Di mana ini? Bagaimana bisa aku tiba-tiba ada di sini?" tanyaku penasaran.

"Tempat ini adalah 'Duat', sebuah tempat alam bawah sadar yang tercipta oleh ikatan takdir. Tempat ini tak dibatasi oleh realitas, dan waktupun tak berjalan di sini," tombak itu menjelaskan.

"Jadi... kau pasti Yajiaoqiang!" ucapku dengan ekspresi senang.

"Mendekatlah lagi, akan kuceritakan kisahku," akupun mendekat dan duduk di depan Yajiaoqiang.

"Aku adalah sebuah tombak yang berasal dari esensi lautan, ditempa oleh dewa naga laut timur ribuan tahun yang lalu," jelasnya.

"Aku terkunci di dalam sebuah kontrak takdir, untuk menunggu pemilik sejatiku. Lalu, Li Wei muncul, memecahkan kontrak takdir itu dan berhasil memilikiku. Seiring berjalannya waktu, kami bertarung bersama untuk menegakkan keadilan sampai dia mendapatkan julukan 'Dìqiú Wèishì' dari para orang-orang daratan Cina."

Yajiaoqiang berhenti sejenak, seolah mengenang masa lalu.

"Sampai suatu hari kami menemukan sebuah pohon yang dinamakan Kalpataru. Pohon itu memiliki sumber kekuatan dan kehancuran. Kami memutuskan untuk bertarung membinasakannya, mencegah malapetaka yang lebih besar terjadi.

Waktu pun berlalu, Li Wei akhirnya meninggal karena usia tua, dan aku terombang-ambing dari tangan ke tangan selama 720 tahun."

Dan pada akhirnya, aku bertemu denganmu, Jiwa Li Wei, tapi dengan tubuh yang berbeda.

Act 2: Puzzle yang Terungkap

Aku duduk terdiam mendengar Yajiaoqiang menjelaskan dengan seksama, dan dengan rasa penasaran, aku iseng bertanya, "Jadi, dewa itu benar-benar ada?"

Yajiaoqiang menjawab, "Entahlah, aku tidak begitu paham esensi tentang dewa. Tapi manusia memang memanggil si kakek naga itu begitu."

Aku berpikir sejenak, berusaha mencerna semua perkataannya, dan aku bertanya, "Lalu, apa tujuan hidupku di dunia ini? Dan kekuatan yang kumiliki ini, apa tujuannya? Sedangkan dunia sudah tak seperti dulu. Tuan Liwei lahir di mana perang masih terjadi di mana-mana, jadi dia tahu harus melakukan apa dengan kekuatan yang dia miliki, tapi aku?"

Yajiaoqiang menjawab dengan tertawa terbahak-bahak, "Hahaha, lucu sekali mendengarmu memanggil dirimu sendiri dengan sebutan tuan."

Itu pertanyaan yang relatif. Kau tentu harus membela keadilan dengan kekuatan yang kau miliki saat ini, tapi tetaplah menjadi dirimu sendiri. Kau yang harus memutuskan tujuan hidupmu. Tugasku hanya membantumu," lanjut Yajiaoqiang.

Lalu aku teringat kata-kata Yajiaoqiang sebelumnya. "Sebelumnya, saat aku masih mendengarmu berbisik, kau menyebutkan mengenai 'penghianat'. Apa maksudnya itu?"

Yajiaoqiang mulai serius. "Aura pohon Kalpataru, aku merasakannya dari seseorang yang memiliki energi yang sama denganmu. Seharusnya, seseorang dengan energi sepertimu menghancurkannya, bukan malah bergabung dengannya. Dan pohon itu seharusnya sudah musnah, tapi kenapa aku masih bisa merasakannya?"

Seketika aku teringat tentang Thompson. "Aku tak tahu kenapa pohon itu masih ada, tapi aku tahu seseorang yang kau maksud, mungkin pria bernama Thompson. Dia memang memiliki energi yang sama sepertiku, yaitu energi dari seorang Mishmar, dan dari yang kutahu, dia salah satu anggota dari organisasi misterius bernama Tree of Life. Apakah organisasi itu ada hubungannya dengan Kalpataru?"

"Mungkin saja merekalah yang memiliki pohon itu saat ini," Yajiaoqiang menjawab.

"Mungkin, tapi terlepas dari hal itu, ada sesuatu yang aneh. Orang-orang yang membawaku juga memiliki aura Kalpataru, tapi dengan energi yang berbeda."

Rasa penasaran menghantamku. "Apakah ada orang lain selain seorang Mishmar yang bisa menggunakan energi di dunia saat ini?"

Yajiaoqiang menjawab, "Selama perjalananku bersama Liwei, aku bertemu dengan berbagai macam manusia yang menarik. Ada yang memiliki innerji, ada juga yang tidak.

Jadi, pada dasarnya, innerji adalah tenaga dalam yang masih mungkin bisa dibangkitkan dengan usaha yang sangat keras, tetapi ada juga beberapa orang yang memilikinya sejak lahir.

Berbeda dengan seorang Mishmar yang memiliki innerji spesial sejak mereka mendapatkan Niyati vidhannya, orang-orang yang juga memiliki innerji dengan sendirinya tidak memiliki ikatan atau takdir, jadi mereka bisa berbuat semau mereka."

"Jadi maksudmu?" tanya Yuanyun.

"Iya, orang yang kau sebut Thompson itu seharusnya tidak terlibat dengan Kalpataru, apalagi sampai memiliki auranya, karena dia adalah seorang Mishmar," jawab Yajiaoqiang dengan melanjutkan.

"Aku tak akan membuang-buang waktu lagi. Meskipun di dalam sini tidak ada waktu yang mengalir, ini tetap saja memakan kekuatan esensiku. Jadi, daripada aku harus terus menjawab pertanyaanmu, lebih baik kau sentuh aku. Dengan begitu, kita akan dapat berbagi ingatan, dan kau akan paham semuanya," kata Yajiaoqiang memberi perintah.

Aku langsung melakukan apa yang Yajiaoqiang katakan. Setelah itu, aku akhirnya dapat menyatukan pecahan-pecahan informasi yang ku punya dengan ingatan Yajiaoqiang yang terhubung denganku.

Aku menyimpulkan bahwa Tree of Life adalah organisasi yang terhubung dengan pohon kalpataru, dan Thompson bekerja bersama mereka. Entah apa tujuannya, pasti itu bukan sesuatu yang baik.

Dan orang-orang yang Yajiaoqiang maksud adalah UPS. Mereka juga entah bagaimana terhubung dengan kalpataru, jadi aku memutuskan untuk mencegah apapun yang mereka coba lakukan karena aku yakin tujuan mereka bukanlah hal yang baik.

Act 3: Viper

Setelah menyentuh dan berbagi ingatan dengan Yajiaoqiang, aku keluar dari Duat dan kembali ke realitas. Aku mulai merasakan energi di tubuhku meluap-luap.

"Jadi ini rasanya bersatu dengan signature," kataku. "Aku merasa menjadi jauh lebih kuat, dan tombak ini adalah signatureku," kataku sambil melihat Yajiaoqiang yang aku pegang di tanganku.

"Bukankah sudah cukup waktu untuk terkagum-kagum? Ini bukan waktu yang tepat. Lihat, ada seseorang yang memiliki energi mendekatimu," kata Yajiaoqiang memperingatkanku.

Di malam yang sunyi itu, semua orang berjas hitam yang ada di tempat itu melihatku. Lalu, seseorang yang sebelumnya mereka panggil Tuan Viper itu mulai berjalan mendekatiku.

"Aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi tombak yang kau pegang itu adalah milik kami. Jadi, bisakah kau mengembalikannya pada kami?" ucap Viper dengan santainya.

"Tentu!," balasku dengan santai, lalu melempar Yajiaoqiang ke arah Viper, tapi tombak itu malah berhenti di udara dan kembali lagi padaku.

"Kau lihat? Sepertinya tombak ini tak ingin bersama orang-orang seperti kalian," kataku dengan nada sedikit mengejek.

Viper mulai mengerutkan dahinya; urat mulai menonjol keluar dari kulitnya karena marah.

"Kenapa kau malah memprovokasinya?," tanya Yajiaoqiang lewat telepati.

"Entah kenapa aku juga tiba-tiba merasa jengkel padanya setelah berbagi pikiran denganmu, jadi jangan salahkan aku," balasku.

"Bodoh, dia malah membuat Tuan Viper marah," kata salah satu anak buah Viper.

"Tapi kau lihat tombak itu barusan? Itu sangat aneh; benda itu bisa terbang dan berhenti di udara!," jawab salah satu temannya.

"Tuan Viper benar, itu bukan tombak biasa terlepas dari bentuknya yang indah," balasnya.

Viper yang marah mengeluarkan dagger dari jasnya dan tiba-tiba menghilang.

Yunyuan: "Ini teknik assassin yang pernah aku lihat di pikiranmu, dan kau benar, dia menggunakan Innerji yang rasanya berbeda!"

Yajiaoqiang: "Bersiaplah, dia akan menyerang. Segera gunakan Innerjimu juga."

Viper muncul tepat di depan mataku dengan dagger yang dia ayunkan menuju leherku. Aku dengan cepat menangkisnya. Senjata kami dan Innerji kami berbenturan, mengakibatkan hempasan angin yang cukup kencang.

Viper: "Innerji ini... Sial, apa kau juga seorang Mishmar?"

Yunyuan: "Memangnya kenapa? Aku mengayunkan tombakku dan membuat dia mundur ke belakang."

Viper: "Kalau begitu, tombak itu pasti sebuah signature. Yah, apapun itu, aku akan membunuhmu dan mengambilnya kembali."

Viper mulai berlari memutar mengelilingiku. Dia berlari dengan sangat cepat sampai hampir tak terlihat dan membuat pusaran angin yang kecil, sambil terus melancarkan serangan padaku dari segala arah. Akupun hanya bisa terus menangkisnya dengan Yajiaoqiang.

Yajiaoqiang: "Kau sudah melihat semua isi pikiranku, kan? Kalau begitu, kau seharusnya sudah tahu apa yang harus kau lakukan."

Aku mulai memasang kuda-kuda dan mengalirkan energi ke Yajiaoqiang. Aura biru keluar dari tubuhku, membentuk seekor naga, dan aku mengayunkan Yajiaoqiang dengan sangat keras sambil berteriak.

"Hoi Gong!!!!!"

Tebasan besar membelah pusaran angin itu dan membuat viper terpental ke arah tembok gedung hingga menabraknya.

Act 4: Tak Terjawab

Orang-orang dari UPS sontak terkejut melihat Viper terhempas dengan kuat, dan mereka mulai menembak ke arahku. Aku memutar tombakku dengan kencang untuk menangkis peluru-peluru itu, lalu aku ayunkan lagi tombakku ke arah mereka.

Hempasan ayunan tombakku membuat mereka terlempar ke belakang. Viper yang ternyata masih sadar langsung berdiri dan melompat ke atas menuju ke arahku lagi.

"Black!!! Serpent strike!!," teriaknya dengan keras.

Aku yang masih dikelilingi aura berbentuk naga mengayunkan tombakku ke atas, dan terjadi bentrokan energi antara aku dan Viper. Di dalam bentrokan itu, Viper mulai sadar bahwa dia tak akan menang. "Sial, jadi ini perbedaan antara orang biasa dan seorang Mishmar," katanya dalam hati, dan terjadilah sebuah ledakan dahsyat.

Aku masih berdiri tegak di tanah yang hancur bekas ledakan barusan dan tak tergores sedikit pun, sementara Viper jatuh terluka parah jauh di depanku. Aku berjalan mendekatinya, lalu tiba-tiba seorang muncul dari atas dan mendarat, mengakibatkan hentakan yang sangat keras.

"Si pengkhianat," kata Yajiaoqiang lewat telepati.

"Maksudmu Thompson?" balasku.

Thompson menoleh ke arahku setelah selesai memperhatikan Viper yang terluka parah. Dia berjalan ke arahku.

"Innerja yang sangat familiar, apa kau juga seorang Mishmar?" tanya Thompson.

"Kalau kau sudah tahu apa itu Mishmar, itu artinya kau sudah mendapatkan Niyati Vidhanmu. Tapi kenapa kau malah berpihak ke Kalpataru?" tanyaku balik.

Belum sempat dia membalas pertanyaanku, polisi datang dengan suara sirene yang sangat keras, membuatku menoleh ke arah mereka karena keheranan.

"Saat terjadi pertempuran antara kau dan mafia Kryptos beberapa hari lalu, mereka bahkan tak terlihat batang hidungnya. Tapi sekarang tiba-tiba mereka ke sini. Apa mungkin ini ada hubungannya denganmu?" tanyaku pada Thompson yang ternyata sudah tidak lagi berada di depanku. Dia tiba-tiba menghilang bersama dengan Viper dan hanya menyisakan anggota-anggota UPS yang lain.

Akupun pergi dari sana karena tak ingin terlibat dengan aparat setempat, menyisakan tanda tanya besar mengapa Thompson memilih berpihak ke Kalpataru.

Act 5: Tugas

Di dalam sebuah pesawat pribadi, Thompson sedang berbicara dengan seorang wanita.

Jae Thompson: "Hm… Dìqiú Wèishì ya?"

Xiao Bai, kepala UPS Cina: "Ya, itulah julukan Li Wei di masa lalu. Aku tak menyangka dia akan berinkarnasi ke zaman ini."

Jae Thompson: "Sial, aku ingin sekali melawannya, tapi sayang aku harus segera kembali. Oh ya, dan tombak yang diambil pria itu dari Viper, apa itu signature?"

Xiao Bai: "Bukankah seharusnya kau yang lebih tahu? Kau kan seorang Mishmar."

Jae Thompson: "Aku kira juga begitu, tapi aku tak merasakan apa-apa selain bahwa pria itu memiliki Innerja yang mirip denganku."

Xiao Bai: "Sudahlah, kita serahkan saja urusan untuk mencari tahu orang itu ke SH Teknologi. Sekarang lebih baik kau fokus ke misi selanjutnya. Setelah sampai di sana, kau akan dijemput oleh kepala UPS Indonesia."

Jae Thompson: "Huft, sial, aku bertemu wanita gila itu lagi."

Itulah awal mula semua ini bisa terjadi, dan aku memutuskan untuk mengejar Thompson sambil mencari informasi tentang Tree of Life untuk mengetahui jawabannya.

Act 6: Pertemuan

Kembali ke masa kini, aku yang telah mengobati luka-lukaku, mulai mengkhawatirkan gadis yang pernah dilawan Thompson sebelumnya.

"Anak itu... anak itu juga memiliki Innerja yang sama denganku dan Thompson. Aku harus segera menemui anak itu sebelum Thompson. Aku yakin Thompson pasti juga mengincarnya."

Aku berkeliling mencari informasi tentang gadis itu selama beberapa hari sampai akhirnya aku menemukan informasi tentangnya, dan namanya adalah Maya Aksarawati. Dia tinggal di panti asuhan, yang berarti dia adalah seorang yatim piatu.

Lalu, akupun menuju ke sana.

Rendi: "Siapa kau? Apa yang kau inginkan dari Maya?"