Wanita itu menyerang Kai.
Sebelum terkena serangan, kai yang sudah muak akhirnya melepaskan semua kekuatan nya, dan seketika itu juga kekuatan yang keluar itu meledak!
Satu benua seketika terpapar oleh aura dari kekuatan Kai yang sangat pekat hingga sulit untuk bernapas.
Wanita itu yang menyerang dengan serangan terkuat nya seketika itu juga, serangan itu menghilang dan dia terduduk ke lantai karena tubuhnya tertekan oleh kekuatan yang maha dahsyat itu.
Ledakan aura Kai menggema ke seluruh penjuru benua. Atmosfer terasa berat, setiap makhluk, baik manusia, iblis, atau peri, merasakan tekanan luar biasa yang membuat mereka berlutut tanpa daya. Langit berubah gelap, seakan-akan seluruh dunia tunduk pada kehadiran seorang penguasa sejati.
Wanita itu masih terduduk di lantai, tubuhnya gemetar ketakutan. Mata indahnya yang semula penuh tekad kini hanya menyiratkan ketakutan. "Apa... apa makhluk apa ini!?" pikirnya dalam hati, tenggorokannya tercekat.
Kai berjalan perlahan ke arahnya, langkahnya terdengar seperti dentuman petir yang kuat dalam keheningan yang mendalam. Setiap langkahnya meninggalkan jejak retakan pada tanah suci kuil itu. Aura hitam pekatnya melingkar seperti seekor naga liar yang menari liar di sekeliling tubuhnya. Namun matanya, mata yang kosong itu, memancarkan rasa kesendirian yang dalam.
Kai berhenti tepat di hadapan wanita itu. Dia menundukkan kepalanya, tatapannya lurus ke mata wanita tersebut.
"Kau pikir aku monster?" tanya Kai yang berbicara dengan suara rendah, tetapi nadanya bergema seperti badai, menggetarkan seluruh ruangan bahkan membuat satu kota bergetar hebat.
Wanita itu membuka mulutnya dan mencoba berbicara, tetapi tidak ada suara yang keluar. Nafasnya tercekat.
"Diam! Aku tidak ingin mendengar omong kosong mu!" Kai membalikkan tubuhnya, tetapi amarah yang ia coba tahan justru terlepas. Tanpa disadari, aura kegelapannya melesat ke segala arah, menghancurkan semua yang ada di sekitarnya.
Patung-patung suci yang masih berdiri di kuil itu runtuh menjadi debu. Tanah suci yang dipuja-puja oleh umat manusia maupun makhluk lainnya mulai retak dan berubah menjadi abu. Seolah-olah keberadaan Kai adalah bencana bagi dunia ini.
Dari langit, dewi Avarion sang penguasa dunia Avarion turun, yaitu Liora, menyaksikan semuanya. Wajahnya pucat. "Kekuatan ini⦠lebih dahsyat dari raja iblis bahkan iblis tertua! Ini bukan kekuatan manusia biasa. Bahkan bukan kekuatan seorang dewa."
Tanpa berpikir panjang, Liora melanggar aturan surgawi dan turun ke dunia. Saat kakinya menyentuh tanah, aura ilahinya terpancar-pencar, Liora berusaha menetralkan tekanan yang diciptakan oleh Kai. Namun, dia segera menyadari bahwa aura ilahinya tidak cukup kuat untuk menetralkan tekanan dari aura kekuatan Kai tersebut.
"S-siapa kau sebenarnya?" seru Liora dengan nada nya yang gemetar hebat.
Kai memutar tubuhnya perlahan, matanya bertemu dengan tatapan Liora. "Aku? Hanya seorang pengembara. Tidak lebih dari itu." Dia tersenyum, senyuman tipis yang penuh arti.
Dari senyuman itu, Liora merasakan sesuatu yang berbeda bukan kejahatan, melainkan kesepian yang mendalam, kesedihan yang terpendam.
Namun, tekanan yang diciptakan Kai tidak menghilang. Satu benua masih tertutup dalam kegelapan yang pekat. Liora menggenggam tongkat sucinya lebih erat. Cahaya ilahi mulai memancar dari tubuhnya. Dia berdiri tegak, memandang Kai dengan penuh keberanian.
"Tak peduli siapa kau. Jika kekuatanmu membahayakan dunia ini, aku, Liora, penguasa Avarion, akan menghentikan mu!"
Kai tertawa kecil mendengar tekad Liora, lalu Kai menatap tajam ke arah Liora "Kau sungguh percaya diri. Tapi apa kau yakin bisa menghentikan ku?" Dia mengangkat satu tangannya perlahan. Dari telapak tangannya, muncul bola energi hitam yang pekat yang perlahan-lahan mulai terbentuk, menghisap cahaya di sekitarnya.
Liora terkejut. Energi itu tidak seperti energi iblis atau kegelapan biasa. Itu seperti ketiadaan, kekuatan yang meniadakan segalanya.
"Berhenti!" seru Liora sembari melancarkan serangan cahaya, "Divine Arrow!" Sebuah panah suci melesat dengan kecepatan kilat, tetapi sebelum mencapai Kai, panah itu menghilang, seolah-olah ditelan oleh kegelapan di sekelilingnya.
Kai menghela napas panjang. "Sepertinya kau tidak mengerti posisimu." Dia melangkah maju, dan dengan setiap langkahnya, tekanan nya semakin lama semakin meningkat.
Tekanan itu perlahan-lahan menjadi sangat kuat!
Wanita yang sebelumnya menyerangnya kini memandang dengan ketakutan. "Dewi... Tolong, jangan lawan dia... Kita tidak akan menang!" ucap wanita itu dia masih gemetar ketakutan, bahkan wajahnya kini semakin lama semakin pucat.
Liora menoleh ke arah pengikutnya itu, matanya menunjukkan keraguan. Tetapi sebagai penguasa dunia ini, dia tidak bisa mundur begitu saja.
"Kalau begitu, mari kita lihat apakah dunia ini cukup kuat untuk menahan ku," kata Kai, dengan senyum nya yang dingin di wajahnya.
Dia menjentikkan jarinya, dan dunia di sekitar mereka berubah. Seluruh benua Avarion kini terbungkus dalam ruang kehampaan. Langit yang cerah berganti menjadi gelap gulita. Semua suara lenyap, meninggalkan keheningan yang mengerikan.
Liora mencoba melawan. Dia memanggil kekuatan ilahi tertingginya, memanggil bantuan dari para dewa lain. Namun, bahkan dengan kekuatan itu, dia tidak bisa mengimbangi aura Kai yang terus tumbuh dengan tidak masuk akalnya.
Kai memandang Liora dengan ekspresi datar, matanya menatap Liora dengan dingin "Aku akan memberi tahu mu sesuatu. Dunia ini... bukan tempat yang kau kira."
"Diam! Kau pikir aku akan percaya omong kosong mu!?" Liora mengangkat tongkat sucinya, tetapi sebelum dia sempat menyerang, Kai muncul tepat di depannya.
Kai mengulurkan tangannya, menyentuh tongkat itu. "Hancurlah mejadi debu" dari kata-kata itu dalam sekejap, tongkat suci yang merupakan simbol kekuatan Liora kini hancur menjadi debu.
Mata Liora membelalak dengan tatapan tak percaya, perlahan-lahan tubuhnya kembali gemetar "Mustahil..."
"Aku bukan musuhmu, Dewi Liora. Jika aku ingin menghancurkan dunia ini, aku sudah melakukannya sejak awal. Tapi aku datang bukan untuk itu," kata Kai, suaranya tenang bagaikan laut yang dalam.
"Kalau begitu, untuk apa kau datang?" tanya Liora, suaranya bergetar.
Kai menatap langit gelap di atas mereka dengan tatapan yang penuh dengan kesendirian. "Aku mencari tujuan, Dan dunia ini... mungkin bisa memberikannya padaku."
Dia melangkah mundur, aura kegelapannya mulai menghilang perlahan-lahan. Tekanan yang sebelumnya melumpuhkan dunia kini mulai mereda.
Liora masih berdiri diam terpaku. Dia tidak tahu apakah harus mempercayai kata-kata Kai atau tidak, Tetapi satu hal yang dia sadari, Kai adalah makhluk yang tidak bisa dipahami, bahkan oleh seorang dewi sepertinya.
"Jadi, Dewi Liora" kata Kai sambil menatapnya dengan tajam.
"Apakah kau akan mencoba menghentikan ku lagi? atau kita akan bekerja sama untuk memastikan dunia ini bertahan?" tanya Kai, dia menatap tajam ke arah Liora dengan tatapannya yang dingin.
Liora menggertakkan giginya dengan ragu, lalu akhirnya mengangguk perlahan-lahan.
Namun dalam hatinya, dia tahu bahwa ini baru permulaan, mungkin di masa depan 'orang ini' akan membawa perubahan yang 'dalam' di dunia nya yang di lindungi nya ini. Pikir Liora.
# mohon maaf nih ye, mungkin di setiap bab kata-kata nya ada yang beda ya karena tergantung kelancaran otak author πππΏ