Pak Reza menghela napas, "Zio, bagaimana pendapatmu?"
Zio terdiam. Dalam hatinya, ia tahu apa yang harus dilakukan, meskipun itu berisiko. Adiknya, yang sebentar lagi kuliah, membutuhkan uang lebih banyak. "Aku setuju, kita masuk lebih dalam."
---
(Amerika Serikat, Kantor Serikat Hunter No.15)
Di daam ruangan Hunter Edwin Carles
"Pak Edwin, ini data yang anda minta."
Pria itu menghela napas, "Hmm... Perkembangan monster-monster Dungeon sepertinya mulai menjadi lebih berbahaya daripada tahun lalu. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Dungeon-Dungeon ini, Indonesia? Red-Class ya. Jadi si rambut tomat itu berhasil menyelesaikan Dungeon Red-Class sendirian di Indonesia."
Pria itu, Edwin. Dia tersenyum melihat data Dungeon yang muncul beberapa hari ini. Dungeon tahun lalu di Jepang sangat aneh karena monster-monster yang ada di dalam Dungeon Green-Class itu sangat kuat daan rata-rata monster rank-A sampai rank-S.
"Carlos, apa ada Dungeon Red-Class aktif hari ini?"
"Sepertinya Dungeon Red-Class beberapa hari ini jarang muncul, tetapi data Dungeon yang saya analisis tadi mengatakan jika Dungeon Red-Class di Washington masih belum di selesaikan."
"Kalau begitu, kita akan menyelesaikan nya. Carlos siapkan pedang Zekar."
"Baik, tuan Edwin."
[Status]
[Name: Edwin Carles]
[Level: 673]
[Job: Hunter]
[Rank: S]
[Title: Wolf King Slayer]
[Mendapat Kekuatan System Dewa: Zodiac]
[Strength: 67%]
[Dexterity: 80%]
[Vitality: 70%]
[Agility: 78%]
[Physical Penetration: 21%]
"Saat nya untuk menaikkan level, rambut tomat itu sedang berada di Indonesia. Sementara dia fokus pada popularitasnya, aku akan menaikkan level ku dan membalas perbuatan mu 3 tahun lalu."
---
Sementara itu, di Dungeon Green-Class, kelompok yang dipimpin oleh Reza menyusuri jalan gelap tanpa setitik cahaya. Setelah berjalan cukup jauh, Reza tiba-tiba berhenti. Ia melihat sebuah cahaya di ujung jalan.
"Lihat, ada cahaya. Sepertinya kita bisa keluar sekarang," katanya dengan nada lega.
"Cepat sekali," keluh Fadil. "Kita belum mengumpulkan tiga puluh batu sihir."
Namun, rencana untuk keluar segera pupus ketika sebuah tombak melesat dari kegelapan dan hampir mengenai Daniel. Tombak itu tertancap kuat di lantai.
"Siapa yang menyangka kalau ini jebakan," gumam Reza sambil menghunus pedangnya.
Arman segera menggunakan sihir api untuk menerangi jalan. Mereka tersentak melihat ruangan besar yang dipenuhi monster tengkorak dan golem batu. Para monster yang sebelumnya tidak terlalu peduli kini mulai mendekat, terprovokasi oleh cahaya sihir Arman.
Zio bersiap, tetapi wajahnya berubah tegang ketika melihat dagger miliknya. "Tidak... Aku tidak menyadari kalau dagger ini sudah retak. Sial, jangan hancur sebelum aku menggunakannya," gumamnya dengan frustrasi.
Sementara Zio memeriksa senjatanya, Reza dilanda dilema. Ia memikirkan keluarganya yang menunggu di rumah. Ketakutan mulai menguasai pikirannya.
"Apa yang harus kulakukan? Tidak, aku pemimpin kelompok ini... Tapi... Aku bisa memanfaatkan Zio."
Tanpa ragu, Reza bergerak ke belakang Zio. Lalu, ia mendorong pemuda itu ke arah kerumunan monster.
"Tunggu... Kapten! Apa yang kau lakukan?!"
"Maafkan aku, Zio," gumam Reza sambil berlari. "Aku punya keluarga yang harus kulindungi."
Zio jatuh di tengah-tengah monster. Sebuah tombak menancap di tubuhnya, lalu golem menghancurkan kakinya.
"Aku... Tidak boleh mati di sini... Ira, maafkan aku..." gumam Zio, mengingat adiknya yang ingin menjadi dokter.
Ketika tubuhnya hampir hancur, sebuah suara misterius terdengar di benaknya:
[APAKAH KAMU INGIN KEKUATAN?]
[Confirm/No]
"Haa... A-apa i-ni? Aku hampir keha-bisan n-napas." Dengan sisa-sisa kesadarannya Zio menjawab, Confirm.
Aura hitam menyelimuti tubuhnya, dan luka-lukanya mulai sembuh dengan cepat.
[PEMILIK YANG TERPILIH, AKTIVASI DILAKUKAN, SINKRONISASI SEDANG BERLANGSUNG]
[Devine Recovery Aktif ↑]
[PEMULIHAN TUBUH BERSEKALA BESAR SEDANG DI LAKUKAN, MEMBUTUHKAN MP: 200]
---
Cring...
Shing...
"Ini yang terakhir, sekarang tinggal bosnya saja yang tersisa, oh... Kau sudah menunggu ku ya."
Seekor beruang raksasa dengan tanda aneh berwarna ungu di dadanya, boss Dungeon Red-Class yang tergolong kuat karena tingkat class beruang raksasa itu Class-A yang bernama Tiping. Tetapi Edwin juga tidak merasa takut pada bos Dungeon yang seram itu, dia malah tertawa di tengah situasi itu.
"Heh... Cukup dengan satu lemparan aku bisa membunuhmu, pedang ku hanya perlu dilempar seperti ini."
Wosh...
Srekk...
[BOS DUNGEON BERHASIL DI KALAHKAN]
[MENERIMA: 5.000.00 EXP]
[ANDA NAIK LEVEL↑]
[ANDA NAIK LEVEL↑]
[NEW SKILL AVAILABLE]
"Skill baru? Curse Rush? Aku akan mencobanya nanti."
---
"Reza... Kenapa kau mengorbankan nyawa anak muda itu? Apa yang sudah kau lakukan sebagai pemimpin."
Seru Arman sambil memasang muka marah.
"Aku... Aku hanya melakukan sesuatu yang bisa menyelamatkan kita."
"Menyelamatkan apa... Kita bisa bertarung melawan monster tadi. T-tapi kenapa... Kau mengorbankan nyawa anak muda yang belum memenuhi kehidupan masa depan nya."
"KAU TAHU TIDAK JIKA ITU ADALAH MONSTER CLASS-A, DAN KAU PIKIR KITA BISA MENGALAHKAN KUMPULAN MONSTER YANG SANGAT KUAT. KAU TAHU JIKA ZIO ADALAH HUNTER YANG SANGAT LEMAH, DIA TIDAK PERNAH NAIK LEVEL SEJAK 2 TAHUN LALU." Seru Reza sambil marah-marah, "Apa kau tidak mengkhawatirkan keluarga mu, lihat sekeliling mu, masih banyak anak muda yang berpotensi lebih baik dari anak itu!"
Semua orang terdiam, mereka merenungkan kematian Zio, akibat kecerobohan seorang pemimpin. Mereka semua membuat jarak dari Reza, Dina yang menyaksikan itu mulai muntah dan Fadil yang melihat kejadian tadi terlihat pucat.
---
[MP DI PAKSA, PEMILIK DAPAT MELAKUKAN PEMBAYARAN NANTI]
[KEBANGKITAN PEMILIK SIAP]
[HITUNG MUNDUR]
[5]
[4]
[3]
[2]
[1]
"Ha... Apa yang terjadi, kenapa aku masih bisa berdiri?"
[NOTIFICATION]
[INGIN MENGGUNAKAN SKILL CONQUERER AURA?]
[Confirm/No]
"Apa ini? System? Apapun itu aku ingin cepat kembali, "Confirm."
Aura hitam itu menyebar ke seluruh ruangan, menghancurkan monster di sekitarnya menjadi debu.
[MENERIMA: 1.000.00 EXP]
[ANDA NAIK LEVEL↑]
[ANDA NAIK LEVEL↑]
[ANDA NAIK LEVEL↑]
[ANDA NAIK LEVEL↑]
[ANDA NAIK LEVEL↑]
[ANDA NAIK LEVEL↑]
[STATUS]
[NAME: ZIO ARHAN]
[LEVEL: 211]
[SKILL: CONQUERER AURA (PASIF)]
[JOB: HUNTER]
[RANK: D]
[TITLE: SOUL RECOVERY]
[STRENGTH: 70%]
[DEXTERITY: 80%]
[VITALITY: 80%]
[AGILITY: 79%]
[MP: -200]
[PHYSICAL PENETERATION: 15%]
"Aku tidak tahu apa yang terjadi, namun, aku harus kembali. Untuk... Mencarinya!"
"Sekarang, kita tidak boleh bertengkar, kita harus mencari jalan keluar lebih dulu."
"Diam, kau tak berhak menjadi pemimpin, tapi untuk kali kita memang harus mencari jalan keluarnya."
Mereka semua kembali berjalan lurus untuk menemukan jalan keluar nya, sedangkan Zio baru sampai di tempat mereka berada tadi sebelum kembali berjalan.
"Ada pintu di depan."
Ujar Reza namun tidak di respon oleh semuanya.
Saat mereka membuka pintu, mereka tidak menemukan apa-apa dan hanya ada jalan lurus. Tak ada pilihan, mereka semua memutuskan untuk berjalan lurus tetapi dengan Reza yang di jauhi di belakang.
Srekk... Serekk...
"Suara apa itu?"
Kata Daniel memiringkan kepalanya ke kana ke kiri, namun tidak melihat apapun. Ternyata di atas mereka ada laba-laba besar yang sedang menatap ke arah mereka.