Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Heartstrings: The Silent Melody

Mukhammad_Dicky
--
chs / week
--
NOT RATINGS
30
Views
Synopsis
Kiana adalah seseorang yang selalu merasa nyaman dengan sahabatnya, Leo. Mereka berdua tumbuh bersama, berbagi banyak momen dan hobi yang sama. Namun, saat seorang siswa baru bernama Raven memasuki dunia mereka, segalanya mulai terasa berbeda. Raven, yang penuh misteri dan memiliki dunia sendiri, datang membawa dinamika baru yang tak terduga. Dengan perasaan yang semakin kompleks dan pertemuan yang penuh kejutan, Kiana harus menghadapi banyak hal yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Sebuah kisah tentang persahabatan, perasaan yang berkembang, dan pilihan-pilihan yang harus dibuat di tengah perjalanan hidup yang penuh tantangan.
VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 1: A Lifelong Bond

Kian dan Leo telah menjadi sahabat sejak mereka masih kecil. Tinggal di lingkungan yang sama, mereka hampir tidak pernah terpisahkan. Bagi Kian, Leo adalah seseorang yang selalu ada untuknya, baik dalam kegembiraan maupun kesulitan. Dengan sifatnya yang tomboy dan ceria, Kian selalu merasa nyaman menjadi dirinya sendiri ketika bersama Leo. Tak ada rasa canggung, hanya tawa dan keakraban yang membuat mereka terlihat seperti keluarga daripada sekadar sahabat.

Leo, di sisi lain, tumbuh menjadi seorang pemuda yang hangat dan perhatian. Meski terkadang sedikit ceroboh, ia selalu memastikan Kian tidak merasa sendirian. Baginya, Kian bukan hanya teman bermain basket, melainkan seseorang yang membuat dunianya terasa lebih berarti. Namun, seiring waktu, Leo mulai merasakan sesuatu yang berbeda terhadap Kian. Bukan lagi sekadar rasa persahabatan, melainkan cinta yang ia sembunyikan karena takut merusak hubungan mereka.

Hari-hari mereka selalu diisi dengan kebiasaan yang sama. Setelah sekolah, mereka akan pergi ke lapangan basket, tempat mereka menghabiskan waktu tanpa peduli dunia di luar sana. "Kian, lemparanmu makin jelek aja," ledek Leo suatu hari, membuat Kian mencibir dan membalas dengan melayangkan bola langsung ke arahnya. "Berhenti ngomong kalau nggak mau kena lempar!" seru Kian, membuat mereka tertawa terbahak-bahak. Itu adalah momen-momen kecil yang terus mengikat mereka.

Namun, segala sesuatu mulai berubah saat mereka memasuki tahun terakhir SMA. Kehidupan yang biasanya sederhana mulai diwarnai dengan kehadiran orang baru, tantangan baru, dan perasaan yang tak terduga. Ketika seorang siswa pindahan bernama Raven masuk ke kelas mereka, suasana menjadi sedikit berbeda. Raven, dengan sikapnya yang dingin dan misterius, langsung menarik perhatian banyak orang, terutama para gadis di kelas.

Kian awalnya tidak terlalu peduli dengan Raven. Baginya, orang baru hanyalah tambahan dalam rutinitasnya yang sudah cukup sibuk. Tapi semua berubah ketika ia mulai memperhatikan bagaimana Raven membawa dirinya sendiri dengan tenang dan percaya diri. "Cowok itu kayaknya nggak peduli sama orang lain, ya?" gumam Kian pada Leo suatu hari. "Tapi keren juga, sih." Leo hanya mengangkat bahu sambil tertawa kecil, merasa aneh mendengar Kian memuji seseorang seperti itu.

Saat istirahat, Leo mulai merasa terganggu dengan bagaimana Kian membicarakan Raven. Meski ia mencoba mengabaikan perasaan itu, cemburu mulai menguasainya. "Kian, kamu serius tertarik sama dia? Maksudku, dia bahkan nggak main basket," ejek Leo sambil berusaha menyembunyikan emosinya. Kian hanya tertawa kecil dan berkata, "Nggak ada hubungannya sama basket, Leo. Aku cuma penasaran aja."

Di sisi lain, Raven tampaknya tidak terlalu peduli dengan perhatian yang ia terima. Dia lebih sering terlihat bermain game online di ponselnya saat istirahat daripada berbicara dengan teman-teman barunya. Sifat dingin dan cueknya hanya membuat para gadis semakin tertarik, termasuk Laura, gadis populer di sekolah yang terbiasa mendapatkan apa yang ia inginkan. Laura, dengan dua sahabatnya, Niki dan Cherry, mulai merencanakan cara untuk mendekati Raven.

Bagi Kian, semua ini seperti angin lalu hingga akhirnya ia mulai menyadari bahwa dirinya juga terpesona oleh Raven. Sesuatu tentang Raven terasa berbeda dari orang lain, sesuatu yang membuat Kian ingin mengenalnya lebih dekat. Saat dia menceritakan hal ini pada Leo, respon Leo mengejutkannya. "Kamu? Suka sama Raven? Ayo, Kian, serius deh," kata Leo sambil tertawa, meskipun dalam hatinya, ia merasa cemburu. Kian hanya tersenyum kecil, mengira itu lelucon, tapi tanpa sadar ia mulai merasakan perubahan dalam dinamika persahabatan mereka.

Seiring waktu, hubungan antara Kian, Leo, dan Raven mulai membentuk pola yang kompleks. Persahabatan yang dulu sederhana perlahan berubah menjadi sesuatu yang lebih rumit. Kian merasa bingung dengan perasaannya, Leo bergumul dengan cintanya yang tak terungkap, dan Raven menjadi pusat perhatian yang tak disengajanya. Babak baru dalam hidup mereka dimulai, membawa mereka ke jalan yang penuh dengan kebahagiaan, patah hati, dan pengorbanan.