Chereads / The Light Of Chaos no. 4 - Earth Book 1 / Chapter 10 - Light Of Chaos No.4 Tamat

Chapter 10 - Light Of Chaos No.4 Tamat

 "kau bala bantuin itu?" Tanya Norviel.

"ya…" Jawab bocah itu.

" siapa namamu?" Norviel kepo.

" Rahasia tapi kau bisa panggil aku Chrono " Bocah itu menyebutkan namanya.

" Chrono…baiklah" Norviel mengerti.

 ' kenapa suaranya Mirip Ray' batin Norviel mengingat beberapa hari lalu bertemu dengan Ray.

 "kalo begitu aku akan pergi, nanti mereka curiga " Chrono pergi sambil makan kue.

 'Chrono, ayah benar-benar memilih orang yang sangat kuat, aku bahkan tidak merasakan nafasnya saat dia berjalan, bahkan merasakannya berjalan' batin Norviel berfikir.

 "Norviel kuenya enak" Dylan masih makan kue.

 "jangan belepotan" Norviel membersihkan mulut Dylan.

 "Cobain ini enak" Dylan nyuapin kue.

" enak" Norviel mencoba kuenya.

 "oya tadi siapa?" tanya Dylan kepo.

" oh di bala bantuin" Norviel jujur.

 "oh…au merasa aura yang aneh dari anak itu" Dylan jujur.

" maksudmu Chrono, ya aku juga ngerasa seperti itu awalnya, tapi dia baik" Norviel menjelaskan, Dari kejauhan ada peluru yang datang kearah tapi sayang pas peluru itu datang ada rantai yang mengikat tangan Norviel dan peluru itu mengenai bahu Norviel, sedangkan Chrono sedang di hadang 10 orang.

 ' tembakan itu, sial' batin Chrono melawan 10 orang itu sekaligus.

 "Norviel!!" Dylan terkejut saat melihat darah yang mengalir di bahu Norviel.

 "oh tidak" Dylan khawatir.

" tenang lah ini di bahu" Norviel berusaha melepaskan diri tapi nihil dia di tahan 10 orang dengan tubuh yang lebih besar darinya, Alex yang melihat itu mengendalikan besi itu dan mengubah menjadi besi cair.

 "ayo bergi" Norviel yang baru saja ingin berjalan tiba-tiba saja punggung nya di tusuk oleh pisau yang tajam.

 "tidak!!" Chrono baru muncul kaget dengan kejadian itu.

 'Chrono akhirnya, jaga Dylan' Batin Norviel yang langsung ambruk.

 "Nor" Dylan panik karena Norviel berlumuran darah.

 "plis jangan berbohong" Dylan sedih.

 "ti-tidak" Alex panik di ikuti Raja Alex.

" lebih baik kalin fokus dulu.." Chrono melawan 15 orang sendirian menggunakan topeng yang masih melekat di wajahnya, Alex yang mendengar kata-kata Chrono membantu Chrono dan melindungi Raja Alex.

 "kita harus pergi" Chrono berbicara pada Dylan.

 "tidak aku tidak ingin meninggalkannya" Dylan sedih dia tidak mau meninggalkan Norviel yang tergeletak dengan darah di sekitarnya.

 "tapi kita harus pergi" Chrono tegas.

 "tidak, aku mencintainya jika dia mati maka aku akan mati bersamanya" Dylan memeluk mayat Norviel.

 "kau mencintai anakku" Naki keluar dari portal kegelapan dan langsung mengikat semua penjahat dengan kekuatan kegelapannya.

" a-anakmu?" tanya Dylan tidak mengerti.

 "a-abang" Alex kaget melihat naki ada di sana.

"aku ayah angkatnya…" Naki memperkenalkan diri secara singkat dan berjalan mendekati jasat anaknya, Naki menggunakan kekuatan cahayanya dan terlihat kedua matanya bercahaya dan mayat Norviel terangkat.

 "maaf naki" Dewi Vitalinox mengendalikan tubuh naki.

 "Norviel Lewis Ackerlan atau Light Of Chaos No.4 sudah terpilih " Dewi Vitalinox berbicara dengan tubuh Naki,Tubuh norviel di penuhi cahaya, dan cahaya itu masuk dalam tubuh Norviel, Norviel membuka matanya terlihat mata Norviel menyala dan ada asap putih yang di sekitar norviel.

 

"Hayy!!!!! Ada yang memanggil Chaos"Norviel dengan suara yang gembira menghapus asap putih di sekitarnya menggunakan topinya, terlihat Norviel dengan pakaian barunya setelan jas berwarna full putih dan jubahnya yang berwarna putih, topi dan juga kacamata nya.

 "hahahha" Norviel tertawa dan terlihat menarik benang cahaya yang membuat semua penjahat terikat sangat kuat.

 "Norviel…adalah Light Of Chaos…" Alex kaget denga napa yang dia lihat sekarang.

 'uh…aku tidak suka itu membuatku pusing' batin Naki yang selesai kerasukan Dewi Vitalinox.

 "hem…kasian sekali terikat yaaaaaaa..hahahha" Norviel dengan nada bercanda dan tawaan nya yang mengerikan, Dylan hanya menatap Norviel yang tertawa seperti itu.

'norviel' batin Dylan terdiam.

 "eh..Dylan, kamu manis banget hari ini" Norviel menyentuh kedua tangan Dylan dengan lembut dan mengkat keatas sedikit.

 "eh" Dylan memerah karena Norviel lebih terbuka.

 " kamu manis sekali..aku sangat mencintaimu kau tau" Norviel jujur sambil mencium tangan Dylan.

 "kau..mencintaiku?" Dylan mentap norviel tidak percaya.

 "yaa..aku mencintaimu, Dylan Mountabatten Windsor" Norviel mendekatkan wajahnya ke wajah Dylan.

 "ya…aku juga mencintaimu Norviel Lewis Ackerlan" Dylan mendekatkan wajahnya ke wajah Norviel.

 "happy ending" Chrono di sebelah Naki dengan tatapan dingin.

 "ya..mau gimana" Naki dengan tatapan yang sama.

 "Anakmu bucin" Chrono Komplen.

 "jangan komplen ke saya, Ray" naki tidak menerima komplen dan menatap Chrono.

 

Besok paginya.

 " bangun…mentariku ini sudah pagiii!!" Norviel membangunkan Dylan yang bangun.

 "iya sayang " Dylan memegang kedua pipi Noviel dengan kedua tangannya.

 "oya…Raja Ace ingin bertemu denganmu" Norviel yang masih di pengang pipinya.

 "baiklah" Dylan bangkit dari kasur dan ke kamar mandi.

 "Norviel, kesini dulu dah" Dylan memanggil norviel.

 "yaaa" noviel mendekati kamar mandi dan.

 "wahhh..dapet lipstick darimana" Norviel keluar dari kamar mandi dengan wajah yang ahbis di kecup dengan lipstick yang banyak di wajahnya bahkan di lehernya.

 "aku membelinya, kamu suka?" Dylan di kamar mandi.

 "suka Cuma uji coba nya jangan seperti ini" Norviel komplen.

 "ya ampun,aku ingin mencobanya" Dylan jujur.

 " jangan coba lagi..kamu laki-laki okeh" Norviel sedikit mabuk ciuman Dylan.

 "iya-iya" Dylan tertawa sedikit.

 

"jadi..siapa sebenarnya dirimu" Norviel di belakang seseorang yang memakai tudung.

 " kau benar-benar ingin tau diriku ya?" Tanya Chrono berbalik mengunakan masker yang menutupi mulut dan hidungnya.

 " Chrono..itu bukan namamukan" Norviel terus berbicara.

 " ya memang bukan namaku" Chrono duduk di atas Gedung yang hancur.

 "beritau aku siapa dirimu" Norviel tegas.

 "mau kau setegas apapun kepadaku kau tidak akan tau diriku, Norviel" Chrono menatap dengan tatapan sedingin es.

 " tatapanmu..sama seperti ayahku dan kakaku" Norviel tegas dan menatap Chrono.

 "aku tau…tatapan ku dingin, tapi bukan berarti semua orang yang tatapannya dingin kau samakan dengan keluargamu" Chrono menikmati hembusan angin.

 "tak perlu kau bersih keras ingin tau diriku, nanti kau akan tau siapa diriku" Chrono dengan suara yang datar.

 "tapi..aku ingin berterimakasih karena sudah membantuku" norviel dengan nada yang santai.

 " sama-sama" Chrono masih menikamti hembusan angin.

 "bisa kita berteman" Norviel menatap Chrono dengan tatapan hangat.

 "tentu" Chrono menyambut dengan tatapan hangat juga.

 "jadi kau punya kekasih?" tanya Norviel duduk di sebelah Chrono.

 "kekasih? Tentu saja tidak" Chrono menjawab dengan santai.

 "kenapa, sepertinya kau memiliki wajah yang tampan" Norviel bercanda.

 "aku tau aku tampan tapi..aku seorang gadis" Chrono jujur.

 "loh..kok sama aku juga gadis" Norviel menemukan sesama.

 "wah..sama dong suka di kira laki-laki" Chrono santai.

 " berarti fansmu banyak dong yaaaa" Norviel cekikikan.

 "ya banyak" Chrono sedikit tertawa garing.

-Tamat-