Chereads / The Light Of Chaos no. 4 - Earth Book 1 / Chapter 6 - Light Of Chaos No.4 Part 5

Chapter 6 - Light Of Chaos No.4 Part 5

"Norviel Lewis Ackerlan, nama yang bagus untuk anak yang mendapat julukan Elang pembunuh" Wanita itu mendekat dengan wajah yang tersenyum,dan terjadi pertarungan 1 lawan 1.

 " Norviel" suara Dylan yang khawatir.

" jangan Khawatir pangeran, Pengawalmu akan baik-baik saja" suara Wanita itu menekan pisau Norviel,' sial' atin norviel membalik situasi dan *suara tembakan* Norviel menembak kearah Wanita itu, dengan mudah Wanita itu menangkis semua peluru yang yang di tembak Norviel,'bangsat' batin Norviel sudah kesal, dan langsung melesat menahan semua serangan Wanita itu dan menusuk perut Wanita itu dan merobeknya,'akhirnya' batin Norviel dengan tatapan yang menyeramkan.

"Norviel" panggil Dylan menatap darah yang ada di pakaian Norviel.

"Dylan,aku bis-" kata-kata Norviel terpotong karena Dylan memeluknya.

"ayo pergi.." Dylan dengan tatapan Khawatir.

 "Norviel.." suara dari alat komunikasi Norviel.

"kak? Apa yang terjadi?" tanya Norviel serius.

" ada penyeragan dari teroris..kakak sudah hubungi pasukan kakak, dan kamu Pergi dari sini..karena mereka mengincar Pangeran" jelas kak Alex.

" Dylan?" tanya Norviel bingung.

"Dengar, baik-baik, para teroris mengincar keluarga kerajaan dan kamu sedang bersama Dylan jadi berhati-hati lah" kak Alex serius.

"jaga Dylan mengerti" perintah kak Alex.

"baik" Norviel menggendong Dylan dan pergi dari istana.

"eh"Dylan kaget.

"sebentra" Norviel berhenti di Gedung koson.

"Norviel beri tau aku apa yang terjadi?" tanya Dylan kesal.

 "istana di serang teroris..tapi orang tuamu aman dan pasukan kakakku sedang di gerakkan" jelas Norviel serius.

" terus kenapa kamu enggak ikutan?" tanya Dylan kesal.

" tugasku melindungimu …karena target mereka itu kamu" jawab Norviel.

" aku?tapi kenapa aku?" Dylan kebingungan.

"apa lagi aku" Norviel panik sambil melihat sekitar.

 "jangan jauh diriku" Norviel waspada di ikuti Dylan yang mendekatinya.

 

"Nor" Dylan menatap Norviel panik.

 "ya.." norviel menatap Dylan.

" kapan teroris itu tertangkap?" tanya Dylan.

" tunggu sampai tentara elit dateng" jawab norviel.

" Nor..kau kan tentara elit juga..kau pasti bisa mengalahkan mereka sendirian" Dylan menatap Norviel serius.

" memang bisa…tapi aku harus mencari tempat yang luas jika seperti itu…karena, aku kadang tidak bisa membedakan mana lawan dan teman" jelas Norviel mengingat kejadian dia menyerang kak Alex karena terlalu brutal.

 "Norviel…" suara dari alat komunikasi.

 "ya kak" Norviel merespon.

 "ada 10 teroris yang kabur, lumpuhkan mereka..jangan di bunuh" perintah kak Alex.

 "baik" Norviel merespon dengan serius.

 "eh..tapi kak, Dylan gimana?" tanya norviel khawatir.

" bawa kesini,Norviel" jawab Kak Alex.

" baik.." norviel menggendong Dylan dan membawa Dylan kembali.

"tunggu..kau mau kemana?" Dylan menatap Norviel yang meninggalkannya di istana.

" aku harus menangkap 10 teroris yang lolos.." Norviel berbalik.

"baiklah…hati-hati" Dylan Khawatir.

" tentu" Norviel dengan tangan yang membentuk oke.

 "pangeran khawatir dengannya?" tanya Ember mendekati Dylan.

"tentu..Norviel selalu bersamaku semenjak umur kita 5 tahun" Dylan menjawab dengan pikiran yang selalu memikirkan Norviel.

" dia kan seorang tentara wajar saja jika selalu dalam bahaya" Ember menyentuh lengan Dylan.

" jangan sentuh aku" Dylan sambil melepas tangan Ember kasar dan tatapan Sinis.

" ayolah…Norviel itu hanya gadis tomboy dan hanya bisa menjadi maskulin, sedangkan aku feminism dan cantik..kenapa tidak aku saja" Ember merayu.

"ih…lebih baik aku dengan Norviel" Dylan kesal dengan Ember yang merayunya.

 "sudahlah jangan seperti itu, lagi pula Raja Ace lebih setuju kamu denganku" Ember dengan tatapan menggoda.

" saya tidak bilang itu" Raja Ace menatap Ember dengan tatapan tidak suka.

 " kamu memang cantik Nona muda Moonstone tapi saya lebih memilih Ackerlan menjadi menantu saya" jelas Raja Ace lembut sambil mengusap kepala Dylan.

 "ayolah..Raja Ace anakku lebih baik dari Ackerlan" Tuan Moonstone masih berusaha.

"apa..?fuf~~ aku mendengar sebuah candaan yang merendahkan, jangan bercanda..adikku bisa menghack data pribadi perusahaan mu jangan salah" Alex datang dengan tawaan ringan.

"apa kau pikir adikku bukan hacker..fuf~~ adikku bisa jadi apa yang diam au" Ucap Alex tidak suka dengan orang yang merendahkan adiknya.

"kak…" suara Norviel memanggil kakaknya sambil membawa 10 teroris yang kabur dengan mudah.

"gimana?" tanya Alex .

"enggak gimana-gimana sih" Norviel menjawab biasa aja sambil membetulkan jasnya.

"lama" komen Dylan kesal.

 "ya..ya maaf" Norviel merasa bersalah.

" push up 100x " Dylan kesal, Norviel yang mendengar itu langsung push up satu tangan.

 

'anak itu..usianya baru 12 tahun kan?,enggak mungkin anak itu sekuat itu' batin Tuan Moonstone melihat Norviel yang push up.

 "tambah lagi 30x " Dylan dengan emosi menginjak punggung Norviel.

"i-iya" Norviel yang menahan bobot Dylan sambil push up.

"kamu tau tidak?" tanya Dylan duduk di punggung Norviel yang lagi push up tanpa bersalah.

" tau apa?" Norviel tanya balik.

"ya aku juga enggak tau" Dylan bercanda.

" yang benar aja" Norviel dengan tatapan sedikit kesal.

 "yok bisa yok" Alex naik ke badan Norviel, dan Norviel amburk karena enggak bisa nahan berat badan alex.

" kak, gila kau" kesal Norviel tepar.

 

Besoknya jam 3 pagi .

' huh segar' batin Norviel selesai mandi.

 ' baru jam 4…dan ini ultaku yang ke 13 tahun ya' batin Norviel sambil mengeringkan rambutnya dengan pakaian kemeja, celana tak lupa jaketnya yang selalu dia pakai.

 'kau sangat manis jika tertidur' batin Norviel menatap foto Dylan di ponselnya.

 "entah kenapa aku merasa harus membunuh Ember Vil Moonstone…" Norviel berbicara pelan sambil mengingat nona muda Ember.

'gadis..sombong tanpa pikiran, manja, orang kaya dengan sikap yang jelek, mungkin aku bisa menghancurkan bisnis mereka' batin Norviel duduk di meja komputernya.

"coba lihat sekuat apa system pertahananmu?"Norviel dengan nada sikopetnya di iringi tawaan pelan yang terdengar gila.

 'lemah sekali' batin Norviel berhasil menerobos system pertahanan prusahaan Moonstone dengan mudah.

"waduhh…ternyata perusahaan penggelapan uang toh " norviel menyebar luaskan berkas pribadi perusahaan Moonstone.

" nona muda Moonstone…aku punya hadiah kecil untukmu..hari ini" Suara Norviel pelan tapi terdengar gila dan tawaan ringannya.

'ini..akibat kau mengejekku..tuan Moonstone…' batin Norviel dengan tatapan sadisnya.

 " Nor" panggil Dylan yang memakan sarapannya dengan Norviel yang mnedampinginya.

"ya" Norviel merespon.

"apa yang kamu inginkan?" tanya Dylan serius sambil makan.

"eh…enggak ada kok" jawab Norviel merasa tidak enak.

" jawab" Dylan kesal sambil menatap Damian.

"ba-baiklah..aku ingin tablet" Norviel jujur.

" tablet itu ya..yang 23 jt bukan?" tanya Dylan lembut.

" ya sekitar segitu" Norviel jujur dengan hawa tidak enak.

"baik..udah ku pesan tunggu saja" Dylan mengotak atik ponselnya.

'bruh beneran di beliin, dah lah aku dianggep manfaatin Dylan ' batin Norviel panik.

 Dylan masih fokus makan dan terdengar sebuah berita.

 " ternyata perusahaan nya hasil penggelapan uang toh..eajar sih sikapnya aja kek gitu" Dylan melihat berita di ponselnya.

" perusahaan siapa?" tanya Norviel acting.

 "itu Moonstone" jawab Dylan masih makan.

" berapa juta emang?" tanya Norviel lagi kepo.

 " 80 jt " jawab Dylan singkat.