Chereads / His Life Her Body / Chapter 5 - Chapter 5: Di Hutan Bambu

Chapter 5 - Chapter 5: Di Hutan Bambu

Tujuh hari kemudian Fang Ye akhirnya tiba di sebuah hutan bambu yang lebat. Udara segar dan ketenangan yang melingkupi tempat itu seolah memanggilnya untuk berhenti. Ia berdiri di tengah jalan setapak yang dikelilingi bambu hijau menjulang tinggi, matanya memandang sekeliling dengan tatapan tenang.

["Ini area yang cocok. Untuk apa balas dendam?"] pikirnya, sudut bibirnya melengkung samar. ["Balas dendam hanyalah buang-buang waktu. Setelah kupikir-pikir, aku bahkan tidak mau ambil pusing tentang siapa pemilik asli tubuh ini. Tubuh ini milikku sekarang, jangan buang buang waktu—kurasa aku sedikit sentimental sebelumnya."]

Fang Ye mengangkat tangannya perlahan, membentuk segel dengan jari-jarinya. Udara di sekitarnya bergetar, dan tiba-tiba sebuah gerbang besar muncul dari dalam ketiadaan. Gerbang itu berwarna hitam pekat dengan ukiran naga dan burung phoenix yang berputar melingkar di kedua sisi pintunya. Di atasnya, tertulis tiga karakter besar dalam aksara kuno: Manor Fang Ye.

Pintu gerbang terbuka dengan suara berat. Di baliknya, berdiri sebuah manor megah, tersembunyi di tengah hutan bambu. Bangunan itu terbuat dari kayu hitam yang kokoh dengan atap yang melengkung anggun, dihiasi ornamen emas di setiap sudutnya. Meskipun terlihat kuno, manornya memancarkan aura kekuatan yang dalam.

Tanpa ragu, Fang Ye melangkah masuk ke dalam gerbang, menelusuri jalan setapak batu yang mengarah ke pusat manor.

Gerbang besar yang terbuat dari kayu hitam dengan ukiran naga dan phoenix. Di atasnya, tertulis "Manor Fang Ye" dalam aksara kuno. Gerbang ini dijaga oleh dua patung batu berbentuk kepala naga besar, simbol kekuatan.

Setelah melewati gerbang, Fang Ye tiba di halaman depan yang luas. Jalan setapak dari batu melintasi taman yang tertata rapi, dihiasi pohon plum merah dan bunga peony. Sebuah kolam kecil di sisi kanan memantulkan cahaya matahari, dengan beberapa ikan koi berenang tenang di dalamnya.

Bangunan utama manor berdiri megah di tengah halaman. Paviliun ini adalah tempat tinggal utama yang terdiri dari ruang tamu besar dengan lantai kayu yang berkilauan. Di dalamnya, terdapat ukiran naga dan burung phoenix pada tiang-tiangnya, melambangkan harmoni antara kekuatan dan keanggunan.

Di sisi kiri paviliun utama, terdapat lorong panjang yang dipenuhi patung-patung pendekar dalam berbagai pose seni bela diri. Lorong ini merupakan tempat meditasi dan pelatihan, dirancang untuk mengasah fokus dan kekuatan internal.

Di belakang paviliun utama, ada taman kecil dengan hutan bambu mini. Suasana di sini sangat tenang, dengan suara gemericik air dari aliran sungai kecil yang melintasi taman.

Fang Ye akhirnya tiba di kamar utama, yang terletak di sisi timur manor. Kamar ini luas, dengan lantai kayu gelap yang hangat. Di sudut ruangan, terdapat ranjang besar dengan kelambu putih yang lembut, tempat Fang Ye meletakkan bayi yang selama ini ia lindungi

Fang Ye menatap bayi itu sejenak sebelum membaringkannya di ranjang. Xiao Ming tertidur pulas, wajahnya terlihat tenang dalam balutan kain lembut.

Setelah memastikan bayi itu aman, Fang Ye duduk di lantai kayu di tengah ruangan. Ia menyilangkan kakinya, menutup matanya, dan mulai berkonsentrasi. Nafasnya perlahan menjadi stabil, dan tubuhnya memancarkan aura tenang.

Energi warna hitam dan ungu mulai berkumpul di sekelilingnya, berputar perlahan seperti pusaran air. Fang Ye sedang memulihkan kekuatan lamanya, energi Ren dan Zen, yang jauh lebih kuat daripada konsep Qi biasa.

["Qi hanya melekat pada tubuh. Jika tubuh mati, kultivasi lenyap. Tetapi Zen dan Ren disimpan di jiwa. Bahkan jika aku mati dan berpindah tubuh, kekuatan itu akan kembali—meskipun perlahan."] pikir Fang Ye sambil tersenyum tipis.

Proses pemulihan itu memakan waktu, terutama karena level kultivasinya yang tinggi di kehidupan sebelumnya. Tetapi Fang Ye tidak terburu-buru. Ia tahu bahwa dunia ini memberinya kesempatan baru, dan ia akan memanfaatkan waktu yang ada untuk membangun kembali kekuatannya.

Suasana di dalam kamar itu menjadi hening, hanya terdengar suara lembut angin dari luar jendela. Manor Fang Ye kini menjadi tempat pemulihan, sekaligus awal baru bagi perjalanan panjangnya di dunia yang penuh misteri ini.