```
**************
BAB 160
~POV Zara~
Cahaya lembut fajar menembus tirai, mewarnai kamar dalam nuansa hangat. Hanya saja ini bukan kamarku.
Ini adalah... Aku berhenti. Tidak yakin kamar siapa ini saat sesuatu yang tajam merambat melalui otakku.
Kepalaku terasa berat, nyeri tumpul berdenyut di pelipisku, dan badanku terasa seolah tertindih timah.
Aku menggerakkan diri sedikit, kesadaranku terikat antara sisa-sisa mimpi dan kenyataan. Mimpi itu bertahan, sangat nyata dan terasa mengganggu.
Aku kembali ke saat hidupku berakhir—hidupku di masa lalu. Wajah-wajah Ivan dan Clarissa mengambang di hadapanku, ekspresi mereka penuh kejahatan saat mereka menghantarkan pukulan maut itu.
Rasa sakitnya tajam seperti saat itu juga, pengkhianatan yang membakar hati lebih dalam dari luka fisik mana pun.
Namun mimpi itu tidak berhenti di situ.
Sebaliknya, mimpi itu membawaku melewati tabir kematian, mengungkapkan serpihan kejadian setelahnya.