Hades~
Hades!
Aku berhenti, mem-pause kalimatku tengah. Itu satu kata, namaku, tajam dan putus asa. Bagaikan lonceng berdering di kepalaku.
"Yang Mulia?"
Aku tersadar, alisku mengerut. Aku menoleh ke Gubernur Petrov. "Apakah kamu mendengarnya?" tanyaku.
Aku menoleh ke sekeliling, semua orang menunjukkan ekspresi bingung yang sama. Bahkan Kael.
"Mendengar apa, Yang Mulia?" dia bertanya.
Namun, gema suara itu terus beresonansi di kepalaku. Aku telah mendengarnya. Aku melihat-lihat pada para pria yang duduk berkeliling meja, semuanya tampaknya tidak sadar akan gangguan tersebut.
Aku mencubit dahi, menghela napas dalam-dalam. Aku merasakan migrain yang jarang datang mulai muncul. Ada sesuatu yang menarik di dadaku, sekeras dan seputus asa suara itu.
Cerberus gelisah dalam alam bawah sadarku, terbangun oleh suara itu. Aku mengusir rasa takut yang mulai merasuk ke tulangku.