"""
Bab ini didedikasikan untuk Bailee_Nelson dan J_Iva, tiket emas kalian tidak luput dari perhatian. Terima kasih sudah memberikan kesempatan pada ceritaku •́ ‿ ,•̀
Eve
Kael menangkapku tepat waktu sebelum aku terjatuh dengan muka memerah. Tangannya lembut ketika wajahku memerah karena malu.
"Mungkin aku memang angsa mabuk," kataku dengan suara kecil.
"Angsa mabuk tapi tetap angsa," katanya dengan nada dramatis.
Aku tak bisa berbuat apa-apa selain melihat kembali kepadanya dan kami berdua meledak dalam tawa. Dia membiarkanku dan aku kembali ke posisi yang telah diajarkannya kepadaku.
Kael melangkah mundur, tangan silang, senyum puas tersungging di bibirnya. "Kamu sudah mulai bisa, Merah. Suatu hari, kamu bahkan mungkin bisa memberiku persaingan yang berat. Mungkin."
Aku menggulung mataku, menyesuaikan posisiku tepat seperti yang diajarkan kepadaku. "Kamu maksudnya hari dimana kamu menjadi tua dan lambat?"