Eve
Aku merapikan gaunku, bukan karena aku peduli apa yang dipikirkan Hades, tetapi karena para penjaga yang ditempatkan di luar kediamannya mengawasi setiap gerakanku dengan intensitas seperti elang.
Ketika pintu mobil terbuka, aku setengah mengharapkan salah satu dari mereka untuk mengantar aku masuk.
Sebaliknya, dia sudah menunggu.
Hades duduk di kursi belakang, satu lengan santai terletak di sandaran kepala, matanya yang perak sudah tertuju padaku. Kehadirannya memenuhi ruangan, terkumpul dan siap untuk meledak dan sejenak, aku ragu.
Aku menyembunyikannya dengan cepat, melangkah maju. "Aku pikir kau akan mundur dan meminta pertandingan ulang."
Rahangnya menegang mendengar kata-kata itu. "Aku adalah orang yang menepati janji." Suaranya terpotong, dan jika ketegangan di bahunya mengatakan sesuatu, itu adalah bahwa dia sangat menyesal terhadap kenyataan itu.
