Chereads / Kakureta Monogatari / Chapter 3 - Chapter 2: Bayang-Bayang Tak Terlihat

Chapter 3 - Chapter 2: Bayang-Bayang Tak Terlihat

Chapter 2: Bayang-Bayang Tak Terlihat

Kaito merasa tubuhnya bergetar seiring dengan kata-kata yang baru saja ia ucapkan. Ada semacam energi yang mengalir di sekelilingnya, sebuah kekuatan tak kasat mata yang terasa begitu nyata. Wanita berjubah gelap itu memandangnya dengan tatapan yang sulit dibaca, tetapi di dalamnya ada sebuah keyakinan yang mendalam. Kaito tahu bahwa keputusan yang baru saja ia buat bukanlah langkah yang bisa diubah, dan kini, ia berada di jalur yang tak bisa mundur lagi.

"Apa yang akan aku lakukan sekarang?" tanya Kaito, suaranya terdengar lebih berat dari yang ia harapkan.

Wanita itu tidak langsung menjawab, melainkan mengangkat tangannya, mengarahkan jari telunjuknya ke langit yang mulai tertutup kabut semakin pekat. Simbol yang semula muncul di udara kini mulai menyala dengan intensitas yang lebih tinggi. Cahaya yang memancar dari simbol itu bukanlah cahaya biasa ia tampak seolah berasal dari suatu dimensi lain, sesuatu yang lebih tua dan lebih kuat dari apa pun yang ada di dunia ini.

"Kekuatanmu adalah potensi yang belum terbentuk, Kaito," wanita itu berkata pelan, namun setiap kata yang diucapkannya terasa begitu dalam. "Namun, sebelum kau bisa mengubah dunia, kau harus belajar mengendalikan kekuatan itu. Apa yang kau hadapi sekarang bukan lagi sekadar monster ini adalah ujian. Ujian untuk melihat sejauh mana kau siap membayar harga kekuasaan."

Kaito menggertakkan gigi, merasakan setiap detik perasaan berat yang datang bersama kata-kata wanita itu. Harga kekuasaan? Apa yang dimaksud dengan itu? Kaito telah mengalahkan begitu banyak makhluk dan melewati banyak ujian, namun tak satu pun dari itu yang membuatnya merasa seberat ini. Sesuatu yang lebih besar sedang menantinya, sesuatu yang lebih berbahaya dari sekadar pertempuran fisik.

"Jadi, apa yang harus aku lakukan?" tanyanya dengan nada yang tegas, meski rasa cemas mulai menggerogoti dirinya.

Wanita itu berputar perlahan, membiarkan jubahnya berkibar di angin yang semakin dingin. "Kau akan belajar, tetapi tidak ada yang bisa diajarkan tanpa pengorbanan. Ini adalah dunia yang tidak akan memberimu ampun, Kaito. Jika kau benar-benar ingin mengubah takdirmu, kau harus siap untuk menerima konsekuensi dari setiap pilihan yang kau buat."

Kaito menatap wanita itu, merasa seolah ada sesuatu yang tersembunyi dalam kata-katanya. Sesuatu yang tidak bisa ia pahami sepenuhnya, namun ada perasaan yang mendalam bahwa setiap kata yang diucapkan wanita itu bukan hanya peringatan mereka adalah kunci. Kunci untuk membuka jalan yang tak terbayangkan sebelumnya.

"Apa konsekuensinya?" Kaito bertanya, suara mulai bergetar meskipun ia berusaha menahan kegelisahan.

Wanita itu berhenti sejenak, menoleh ke arah Kaito dengan senyuman yang membuatnya merinding. "Kekuatan yang kau cari tidak datang tanpa bayaran. Itu akan mengubahmu, bukan hanya di luar, tetapi juga di dalam. Kau akan terjebak dalam permainan kekuasaan yang jauh lebih besar dari yang kau bayangkan. Dunia ini mengatur segala sesuatu berdasarkan hukum yang tak terlihat dan hukum itu tidak pernah berpihak pada siapa pun. Kau harus bersedia menghadapi sisi gelap dari dirimu sendiri."

Kaito merasakan darahnya mendingin. "Sisi gelap dari diriku sendiri?" tanyanya, hampir tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Setiap orang yang mencari kekuasaan harus menghadapi bayang-bayang mereka," jawab wanita itu. "Hanya dengan memahami dan menerima sisi gelap itu, barulah kau bisa menguasai takdirmu. Tanpa itu, kau akan jatuh ke dalam perangkap yang tak terelakkan."

Kaito merasa seperti ada sesuatu yang terbuka di hadapannya sebuah kebenaran yang seharusnya ia pahami sejak awal, namun baru sekarang ia merasa siap untuk menerimanya. Dunia ini memang bukan tempat untuk orang lemah. Dan mungkin, untuk mengubah takdir, ia memang harus berhadapan dengan kegelapan dalam dirinya.

Wanita itu menatapnya tajam. "Jika kau tidak siap, mundurlah sekarang. Jangan terjebak dalam permainan ini jika kau tidak bisa menanggung risikonya."

Tapi Kaito sudah memutuskan. Ia telah memilih jalannya. Tidak ada lagi keraguan. "Aku siap," jawabnya, suaranya kini lebih keras dan pasti.

Wanita itu mengangguk pelan, dan dalam gerakan yang cepat, dia mengangkat tangannya. Simbol bercahaya itu berkedip sejenak, lalu seberkas energi gelap menyelimuti tubuh Kaito. Sensasi yang aneh dan mengerikan mulai menyebar dari dalam dirinya. Seolah ada kekuatan yang mencengkeram jiwanya, meresap ke dalam setiap pori tubuhnya. Rasa sakit yang luar biasa datang, tetapi Kaito menahannya dengan segenap kekuatan yang dimilikinya.

"Ini adalah awal dari perjalananmu, Kaito Ishizawa," suara wanita itu terdengar seperti gema di telinganya. "Kau akan menyadari bahwa tak ada kekuatan yang datang tanpa membayar harga yang tinggi. Kegelapan itu ada di dalam dirimu, dan kau harus memahaminya jika kau ingin mengubah dunia ini."

Kaito terjatuh ke tanah, merasakan setiap serat tubuhnya terikat dalam kekuatan yang tidak ia mengerti sepenuhnya. Namun, di dalam dirinya, ada sesuatu yang mulai bangkit sebuah kekuatan yang jauh lebih besar dari yang ia bayangkan. Dunia ini akan berubah, dan ia akan menjadi pengendali takdir itu. Hanya satu hal yang pasti: jalannya tidak akan mudah.

Dengan tekad yang semakin membara, Kaito berjanji dalam hatinya bahwa ia tidak akan mundur. Ia akan menghadapi segala sesuatu yang menghalanginya. Baik itu dunia, kekuatan tak terduga, atau sisi gelap dalam dirinya sendiri. Ia akan menaklukkan semuanya, karena ia tahu satu hal: dunia ini adalah miliknya untuk diubah.