Chereads / Di Balik Purnama Yang Sunyi / Chapter 7 - Bab 7 : Pertempuran Dalam Bayangan

Chapter 7 - Bab 7 : Pertempuran Dalam Bayangan

Sellena terperanjat, namun ia segera menutup dokumen-dokumen itu dengan sigap. Wajahnya menegang ketika pria di depan pintu itu melangkah masuk dengan tenang, seolah sudah sangat yakin. Pakaiannya rapi, tubuh tegap, dan sorot mata yang tajam menunjukkan bahwa ia bukan orang sembarangan yang bisa dihadapi dengan gampang.

"Kau datang jauh-jauh hanya untuk mengancamku?" tanya Sellena, mencoba menyembunyikan kecemasannya di balik ketegasan suara.

Pria itu tersenyum dingin. "Aku tidak di sini untuk mengancammu, Sellena. Aku hanya mengingatkanmu bahwa jalan yang kau pilih bukan jalan yang mudah. Banyak yang bisa terjadi jika seseorang mengetahui bahwa kau menyentuh sesuatu yang tak seharusnya kau sentuh."

Sellena menatap pria itu dengan penuh keberanian, meski jantungnya berdetak cepat. "Apa yang kau inginkan dariku?"

"Nolan bukan orang biasa, dan engkau jauh lebih berbahaya daripada yang kau kira," pria itu berkata dengan suara rendah, menghampiri Sellena dengan langkah mantap. "Dia membuat pilihan yang salah, dan kau, sayangnya, terjebak dalam konsekuensinya. Tapi aku ingin memberimu pilihan: lupakan semuanya, dan tidak ada yang perlu terjadi padamu."

Sellena tidak menjawab segera. Otaknya berputar cepat, mencoba mencari jalan keluar. Ia tahu dia sudah terlalu dalam terlibat dalam hal ini, dan menutup mata pada kenyataan ini hanya akan membuat semuanya akan lebih buruk. Tapi hati kecilnya berkata bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk menuntaskan apa yang sudah Nolan mulai.

"Dan jika aku menolaknya?" tanya Sellena dengan keyakinan yang terdengar di suaranya.

Pria itu berhenti sejenak dan tersenyum sinis. "Maka, nasibmu akan sama seperti Nolan, hidupmu akan berakhir lebih cepat dari yang kau duga."

Sellena menelan ludah. Rasa takut mulai menggigit hati, namun ia tidak mau mundur. Ia memegang tangan dengan erat di sisi tubuhnya, berniat untuk mengambil langkah berikutnya. "Aku tidak takut lagi. Aku ingin tahu apa yang terjadi. Nolan pantas mendapatkannya."

Di matanya, Sellena memang melihat sedikit ragu dalam sorot mata pria itu, seperti menilai niatnya. "Kau benar-benar ingin mengikuti jejak Nolan, ya? Baiklah." Ia mengeluarkan ponselnya, menekan beberapa tombol, lalu menunjukkan layar ke arah Sellena. "Ini alamat yang kalian cari. Pergi ke sana, dan pastikan tidak ada yang mengikutimu."

Sellena menatap alamat itu, kemudian menatap pria di depannya. Semua terasa semakin gelap dan berbahaya, namun ia tahu bahwa ini adalah kesempatan yang tidak bisa dilewatkan. Tanpa berkata lebih, ia meraih jaketnya, dan buru-buru keluar dari apartemen.

Pria itu hanya berdiri di sana, menatap Sellena dengan tatapan tajam yang mengandung peringatan. "Aku harap kau siap, Sellena, Keputusan ini tak bisa diubah."

----

Langkah Awal Menuju Kebenaran

Sellena berlari menaiki tangga gedung tempat apartemennya berada, menyimpan alamat yang diberikan pria itu ke dalam dompetnya. Dia tahu tempat itu mungkin bukan tempat yang sangat aman, tapi keberanian dan tekadnya untuk mencari jawaban itu jauh lebih kuat.

Keberadaannya harus benar-benar di rahasiakan. Begitu ia meninggalkan gedung, malam semakin larut, dan angin dingin menyapu wajah cantiknya. Tidak ada yang terlihat mencurigakan di jalanan, namun rasa waspada semakin mendalam. Dia berjalan cepat menuju tujuan yang ditentukan.

Saat sampai di sebuah jalan kecil yang sepi, pikirannya berlarian mencari tahu apa yang akan dia hadapi. Tempat itu ternyata adalah bangunan tua yang terletak agak jauh dari pusat kota. Lampu-lampu temaram memantulkan bayangan panjang di dinding beton, menciptakan atmosfer yang penuh misteri.

Setibanya di depan gedung, Sellena merasa ada yang salah. Pintu besar dengan cat yang mulai terkelupas menunggu di depan, tetapi suasana sangat sunyi dan mencekam. Dihadapannya tampak sebuah pintu samping, yang sedikit terbuka. Ini adalah petunjuk yang dia butuhkan.

Dia berjalan perlahan menghampiri pintu itu dan mendorongnya dengan perlahan. Begitu masuk, ia mendapati sebuah ruang gelap dengan beberapa lampu yang berkedip redup. Ada banyak tumpukan barang-barang berdebu dan rak-rak tua yang dipenuhi file-file yang sudah tidak terurus.

Sellena meraih sebuah kotak kardus besar dan membukanya dengan harap-harap cemas. Di dalamnya terdapat puluhan berkas dengan tulisan nama dan gambar orang-orang yang tampaknya terkait dalam dunia bisnis gelap yang telah dibicarakan dengan Alvaro.

Namun sebelum ia bisa memeriksa lebih jauh, suara langkah kaki keras dari belakang membuatnya sangat terkejut. Keringatnya bercucuran, jantungnya berdegup cepat, seakan-akan sebentar lagi akan meledak. Dua pria dengan pakaian gelap muncul dari sudut ruangan, mata mereka tajam menatapnya, dengan penuh kecurigaan.

Sellena menggenggam erat barang bukti yang telah ia temukan. Keringat dingin mengalir di dahi, dan hatinya mulai panik, tetapi dia tahu dia tidak bisa berhenti sampai di sini.

"Mengapa kamu di sini?" salah satu pria itu bertanya dengan nada dingin.

Sellena berusaha menjaga ketenangannya dan berkata, "Aku datang untuk mencari kebenaran."

Keduanya saling berpandangan dan berjalan mendekatkan diri padanya. Satu langkah saja, dan semuanya bisa berakhir. Tapi Sellena telah terlanjur melangkah. Dia harus menemukan jawaban, apa pun risikonya.

-----