Chereads / Pendekar Naga Harimau (Novel Kultivasi Modern Indonesia) / Chapter 11 - Chapter 11: Melawan Komplotan Xyborg

Chapter 11 - Chapter 11: Melawan Komplotan Xyborg

Indra pun pergi ke toilet dan cuci muka disana. Setelah cuci muka, ia melihat tombol aneh menempel di dinding dekat westafel. Penasaran, ia pun menekan tombol tersebut.

Tembok yang ia tekan tombolnya tersebut perlahan tergeser ke atas, memperlihatkan ruangan lain yang segera dimasuki oleh Indra. Ketika masuk beberapa langkah, ia melihat sebotol cola yang di dalamnya ada sedotan dan mengambilnya.

Indra meminum cola tersebut. "Lumayan."

Sayup-sayup, Indra mendengar suara seseorang.

"Owe senang. Cantik. Owe senang ada disini ho. Cantik...." Begitulah kira-kira suara yang membuat Indra menajamkan pendengarannya dan terus berjalan sampai akhirnya ia menemukan seorang pria tua ubanan sedang ditemani dua wanita cantik.

Indra menepuk tangannya. "Halo! Apa yang kau lakukan? Kok ada disini?" tanyanya sambil nyengir.

Pria tua tersebut langsung kaget. "Indra?? A-aku sedang mengantar hopeng."

"Hopeng??" Dahi Indra mengernyit.

"Hopeng itu artinya 'kawan'."

"Aaaa.. Bilang saja 'teman'. Pakai bahasa yang susah segala."

Pria tua tersebut berdiri dan mendekati Indra. "Indra, tolong jangan kasih tahu bini owe, nanti owe bisa mampus."

"Hahahaha... Kalau mertua kalau begitu bisa dikasih tahu dong."

"Haiyah!" Pria tua tersebut menepuk tangan kirinya. "Jangan kasih tahu mertua owe. Mertua owe galak ho... Pokoknya jangan bilang pernah ketemu owe, ya? Cincai lah, Indra. Cincai lah..."

"Bereess... Bisa diatur. Pokoknya nggak pernah ketemu." Indra terkekeh-kekeh.

Si pria tua mengangguk. "Iya, betul! Betul! Kamsia! Kamsia!" Ia kemudian memberikan beberapa lembar uang seratus ribu pada Indra yang masih terkekeh. "Nih!"

Namun, tangan pria tua tersebut dipegang oleh seseorang yang ternyata adalah 'Jambrong'. Dia memasukkan kembali uang yang ingin diberikan pada Indra ke kantong baju pria tua itu.

"Disini nggak ada suap-suapan, tokeh. Keamanan disini terjamin. Dan saya yakin, orang ini nggak akan buka mulut nanti!" ucap Jambrong yang kemudian menarik kerah baju Indra dengan kedua tangannya lalu melempar Indra. "Tokeh, orang ini akan kuvermak mulutnya supaya dia nggak buka mulut!"

"Ada apa urusan kau berani nelusup kemari?" Hasan menjambak rambut Indra yang jatuh di lantai. "Apa kau tidak lihat di kamar mandi ini ada tulisan 'Forbidden'?? Dasar, tidak pernah belajar Bahasa Inggris kau ya?" Ia kemudian menarik Indra ke atas.

"Biar aku yang menghabisinya!" Jambrong menghampiri Indra yang sedang dikunci pergerakannya oleh Hasan, lalu memukulnya beberapa kali dan pukulan terakhir membuat Indra terlempar ke tumpukan 'krat' cola.

Sementara itu, di meja bar, Rainer memanggil-manggil Bima yang sedang berdansa dengan seorang wanita. Tapi, daritadi Bima terus menolak dan menolak. Tapi akhirnya, Bima menurut juga dan langsung mendekati Rainer.

"Haaah... Baru aku mulai akrab, hubungan ini kau putuskan," keluh Bima. "Eh, cewek itu bilang kalau aku adalah lelaki yang telah lama dia tunggu-tunggu. Dia bilang juga, aku ini tipe yang kena di hati katanya."

"Ah! Gombal!" sergah Rainer. "Kita ini sedang bertugas, bukan pacaran! Cepat kau cek ke kamar mandi VIP, kenapa Indra begitu lama di dalam. Aku khawatir jangan-jangan terjadi sesuatu di sana."

"Ya ya ya... Baik baik!" ucap Bima mengeluh.

Kembali ke Indra...

"Mati kau!" teriak Indra. Ia memukul kepala Xyborg dengan potongan besi sampai besi tersebut patah.

Xyborg, Jambrong, dan Hasan tertawa terbahak-bahak dibuatnya.

"Ya lord! Bukan orang kali nih! Kuda lumping kali!" keluh Indra.

Xyborg langsung menarik baju Indra.

"Eh, mau kau apakan aku??" bingung Indra.

Xyborg pun langsung melempar tubuh Indra. Indra melesat jauh dan masuk ke dalam bak mandi besar.

Tak lama, Bima datang. Melihatnya, Bima geleng-geleng kepala dan langsung menghampiri Xyborg yang mengajaknya bersalaman yang langsung diterima oleh Bima. Bima tertawa meremehkan. Setelah itu, Bima disuruh berbalik hadap. Bima yang masih meremehkan, mengikuti kata-kata Xyborg.

"Oho.. Hohoho...," tawa Bima, sebelum akhirnya ia dilempar ke atap yang membuat atap tersebut bolong dan tubuhnya tersangkut disana.

Tidak lama kemudian, Rainer datang. Ia menggeleng-geleng pelan melihat kedua temannya bernasib sial. Xyborg yang sangat mengenali Rainer menatap garang ke arah Rainer yang dibalas Rainer dengan tatapan garang juga.

"Xyborg, biar aku yang maju lebih dulu!" pinta Jambrong.

Xyborg mengangguk. "Silahkan."

Jambrong mengambil tongkat besi yang tersender di tembok, kemudian maju ke arah Rainer, lalu menghantamkan tongkat besi tersebut pada Rainer.

Tapi ternyata, tongkat besi tersebut patah terkena tangkisan tangan Rainer.

Ekspresi Jambrong langsung cemas dan ketakutan. Saat itu, Rainer menarik bajunya.

"Kau jagoannya ya, hah?" ucap Rainer.

"Xyborg, tulung, borg!" ucap Jambrong sambil gemetaran.

"Kau rupanya belum mandi juga," ucap Rainer yang kemudian mencium baju Jambrong. "Badanmu bau tempolong!" Sebelum kemudian melempar tubuh Jambrong hingga masuk ke dalam bak mandi tempat Indra tercebur.

Hasan langsung mencabut golok yang tersampir di celana sebelah kirinya, lalu menghampiri Rainer dan segera mengayunkan goloknya. Tapi, dengan cepat Rainer menangkap pergelangan tangan Hasan, kemudian memelintirnya serta merampas golok Hasan. Setelah itu, golok tersebut Rainer bengkokkan di depan mata Hasan.

"Ampun, om. Ampun, om. Ampun." Hasan langsung memelas.

"Kau belum mandi juga?" tanya Rainer.

"Biar aku mandi sendiri," balas Hasan dengan wajah ketakutan. Ia lalu berjalan ke arah bak tempat Indra dan Jambrong tercebur. "Aku sudah bilang, aku mau mandi sendiri, mau nyebur sendiri." Akhirnya ia menceburkan diri ke bak mandi tersebut.

Kini, tinggal Rainer dan Xyborg. Mereka saling menatap tajam selama beberapa saat, sebelum kemudian berlari ke arah lawan masing-masing.

KLANK!

Meski bunyinya seperti itu, tapi tinju Rainer mampu membuat Xyborg hilang keseimbangan dan mundur ke belakang.

"Tidak mungkin!" heran Xyborg. "Bagaimana bisa ia sekuat ini sekarang??"

Rainer berlari ke arah Xyborg. Kecepatan Rainer tak bisa ditangkap oleh pandangan Xyborg. Hasilnya, Xyborg terkena tendangan terbang Rainer dan terpentar lalu punggungnya membentur tembok yang membuat tembok tersebut hancur dan Xyborg jatuh dari lantai atas ke bawah dengan keras. Setenah dadanya hancur, komponen-komponen mesin yang lain mengalami kerusakan. Tapi, Xyborg masih sanggup berdiri. Ia segera terbang, kabur dari tempat tersebut.

Hasan dan Jambrong yang melihat kejadian itu segera menekan tombol di sebuah 'pulpen' kecil yang mereka ambil dari saku celana mereka. Pulpen tersebut langsung berubah jadi baling-baling. Mereka pun terbang, berhasil lolos.

Setelah itu, Rainer cs kembali ke kantor dan menemui Via di ruangannya.

"Kenapa itu badan bengijo seperti itu??" tanya Via. "Habis berkelahi dengan Samson ya?"

"Bukan cuma Samson, bos," jawab Bima sempyongan. "Tapi badak punya bapak, nah, bapaknya punya bapak lagi. Nah, itu yang kita hadapi."

"Oooh... Mungkin itu yang membuat Didin nyangsang diatas pohon ya?"

"Persis, bos!" sambar Indra.

Via tertawa. Kemudian ia melirik Rainer. "Bung Rainer, apa disitu ada kemungkinan disekapnya Nona Laras?"

Rainer menggeleng. "Kupikir tidak. Lokasinya terlalu ramai untuk menyekap orang. Disitu cuma ada bordir."

"Kalau begitu segera lacak dimana markas utama mereka dalam waktu dekat. Apa Bung Rainer bisa?" ucap Via.

"Akan kuusahakan secepatnya!" balas Rainer.