Saling Menguntungkan
Aku berjalan dari dermaga menuju keluar pelabuhan, dan mencoba untuk bertanya kepada orang setempat tentang letak dari bangunan administasi, namun di perjalanan kantong penyimpanan ku dicuri oleh seseorang, namun aku dengan sigap menahan dan menarik tangan pencuri itu, sambil berkata : "Hello Bung, apa yang kau lakukan, kenapa kau ingin mencuri uang ku?" namun pencuri itu memberontak dan berusaha untuk melepaskan peganganku namun ia tak kunjung berhasil karena aku memegang tangannya dengan cukup erat. Dia terus memberontak dan mencoba melepaskan diri tanpa menjawab pertanyaan ku. Aku pun tetap menahan tangannya dan menarik penutup kepala dan wajahnya. Aku terkejut karena ternyata dia adalah seorang wanita. Perlawanan darinya pun seketika berhenti karena aku menarik penutup kepala dan wajahnya.
Pencuri : "Tuan tolong lepaskan aku, aku melakukan ini hanya untuk bertahan hidup".
He Sura : "Bertahan hidup?, dengan mencuri?, kenapa kau tak mencari pekerjaan yang lain?"
Pencuri : "Ya hanya untuk bertahan hidup, mencari pekerjaan? pekerjaan apa? di sini tidak ada yang ingin mempekerjakan seorang wanita, kalau pun ada hanya sebagai pelayan dan pemuas nafsu seorang pria mesum. Tolong maafkan aku tuan yang baik".
He Sura : "Baiklah aku akan memafkan mu, tapi sebelum itu aku membutuhkan bantuan mu".
Pencuri : "Bantuan?, Bantuan apa yang tuan butuhkan?"
He Sura : "Kau penduduk sini bukan?"
Pencuri : "Ya Tuan"
He Sura : "Aku ingin kau membantuku membawa ku ke Balai Administrasi untuk melakukan pendaftaran sebagai penduduk sini dan membeli rumah untuk ku tinggali. Bagaimana? Kau bisa membantu ku nona?"
Pencuri : "Ya Tuan tentu saja aku bisa membantu mu, tapi...."
He Sura : "Ah.... nona tak perlu kahwatir, aku akan memberi mu bayaran atas bantuan mu nona"
Pencuri : "Akh, bukan, bukan itu, Tuan tak perlu membayar untuk itu, namun aku harus cepat kembali untuk melihat keadaan adik ku, aku sudah tidak pulang dari semalam, karena aku mencari tanaman obat untuk di konsumsi oleh adik ku, namun aku tak menemukan 1 jenis tanaman lagi, aku hendak membelinya, namun aku tak pernah menyangka harganya sangat mahal. Berketepatan aku melihat Tuan baru turun dari kapal dan penampilan Tuan cukup elegan sehingga aku berpikir Tuan pasti membawa banyak uang, itulah sebabnya aku berencana untuk mencuri uang tuan".
He Sura : "Baiklah tak masalah, dimana kita bisa menemukan jenis tanaman yang kau butuhkan? aku akan membelikannya untuk mu, lalu setelah itu antarkan aku ke Balai Administrasi. Bagaimana kau setuju nona?
Pencuri : "Baik Tuan, tanaman obat yang kubutuhkan adalah Lotus Darah. Mari Tuan ikuti aku ke toko penjual tanaman obat".
He Sura : "Baik, silakan pimpin jalannya".
Kamipun melanjutkan perjalanan menuju toko penjual tanaman obat. Di sepanjang perjalanan aku kami tidak berbicara sedikitpun, dia fokus kepada penunjukan jalan, dan aku fokus memperhatikan dan mengingat letak posisi yang ada di sekitaran.
Toko Tanaman Obat
Pencuri : "Salam Paman Robin, selamat siang".
Robin : "Ah Sulli kau datang lagi, apa kau sudah punya uang untuk membeli Lotus Darah ini?"
Aha... ternyata namanya Sulli (He Sura berguman dalam hati)
He Sura : "Salam Paman Rob, perkenalkan namaku He Sura, aku temannya Sulli, aku yang akan membayarkan Lotus itu untuk Sulli".
Robin : "Oho, kamu temannya? atau kekasihnya? ku lihat kamu cukup dekat dengannya, sampai kamu mau membayarkan Lotus ini untuknya".
He Sura : "Ah, paman jangan salah paham, kami hanya berteman, adapun aku mau membayarkan Lotus itu untuknya karena aku membutuhkan bantuannya, hanya itu, tidak ada yang lain".
Robin : "Jadi begitu, baiklah, aku tidak akan banyak komentar, tapi apa Sulli tidak memberitahukan kepada mu berapa harga Lotus Darah ini? aku takut kau pun tak mampu membayarnya, karena ini jenis tanaman yang langka, dan hanya tumbuh dan dapat di petik 100 tahun sekali, aku pun mendapatkan ini dari para pengelana yang menjualnya kepada ku dengan harga selangit".
He Sura : "Maaf paman, Sulli tidak memberi tahukan kepada ku berapa harga Lotus itu, dan aku pun tidak bertanya, karena aku membutuhkan bantuannya jadi aku menyetujuinya saja, kalo boleh tahu berapa Lotus ini Paman? (sambil menunjuk ke arah Lotus yang di dalam peti penyimpanan obat).
Robin : "Wah Sulli kau benar-benar licik luar biasa, bahkan kau tak memberitahukan harganya terlebih dahulu, hanya karena dia membutuhkan bantuan mu".
Sulli : "Maaf paman, bukan aku tak ingin memberitahukan kepadanya, namun dia tak memberi ku kesempatan untuk memberi tahukannya, dia langsung meminta kepada ku untuk membawanya ke tempat ini".
Robin : "Itu hanya alasan mu saja Nak, kamu kan bisa beritahu dia selama di perjalanan menuju ke mari".
Sulli : "Ha.... (tertegun) (bergumam dalam hati : gimana mau memberitahukan di perjalanan, aku sudah sangat malu dengan tertangkap ingin mencuri kantong uangnya, sudah syukur dia tak memukul dan melaporkan ku ke balai penegakan hukum, malah ingin membantu ku membayarkan Lotus Darah ini) ya Paman, aku tak kepikiran".
Robin : "Ha.... kau ini, Sulli... Sulli"
He Sura : "Sudahlah paman, tidak masalah, tidak apa-apa, paman cukup katakan saja berapa yang aku harus bayar, karena aku sedikit terburu-buru".
Robin : "Baiklah kalo begitu anak muda, harga Lotus Darah ini aku beri harga 100 koin Perak atau seharga 1 koin emas per helainya, satu tangkai terdapat 6 helai dan aku hanya punya 10 tangkai, sedangkan Sulli membutuhkan 11 tangkai. Jadi kamu harus membayar 60 koin emas atau berkisar 6.000 koin Perak".
He Sura : "Sulli bukannya kebutuhan mu kurang? apa tak masalah?"
Sulli : "Tidak masalah, nanti kurangnya bisa aku cari ditempat yang lain, untuk saat ini itu sudah cukup".
He Sura : "Apa kau paham tentang pengobatan nona?"
Sulli : "Ya sebenarnya aku tidak terlalu paham, hanya saja aku tahu sedikit tentang ilmu pengobatan".
He Sura : "Hmm.... baiklah kalo begitu, aku akan membayarkannya". "Paman apakah segini cukup (sambil mengeluarkan emas batangan sebesar kepalan tangan (500 gram)
Robin : "Tampaknya kamu orang baru di sini Tuan Muda, sehingga Tuan Muda tidak tau nilai dari emas yang ada di tangan Tuan Muda. Aku adalah penjual yang jujur, aku akan memberitahukan kepada Tuan Muda bahwa nilai emas yang di tangan Tuan Muda sama dengan 50 koin emas, jadi tentu saja itu kurang untuk pembayaran Lotus Darah ini".
Sulli : "Tuan Muda, kalo begitu tidak perlu, jangan di paksanakan Tuan Muda".
He Sura : "Ah jadi kurang yah, baik lah ini aku tambahin lagi Paman (sambil mengeluarkan 1 batang lagi), tidak masalah Sulli, aku sudah berjanji, dan seorang pria harus bisa menepati janjinya".
Robin : "Ya cukup, aku akan memberikan kembaliannya kepada Tuan Muda sebesar 40 koin emas lagi".
He Sura : "Tidak masalah Paman, tidak perlu di kembalikan, jika nanti Lotus Darahnya masih ada, tolong berikan saja kepada Sulli secukup uang itu".
Robin : "Baik Tuan Muda, kalo begitu saya akan mengemasi Lotus Darah ini, agar khasiatnya tetap terjaga, terima kasih telah melakukan pembelian di toko saya yang reot ini". (aku harus menjalin hubungan baik dengan Tuan Muda ini, agar dia menjadi pelanggan tetap ku, hahahahahahaha) (bergumam dalam hati).
(Menjawab Bersamaan)
He Sura : "Baik Paman, terima kasih".
Sulli : "Terima kasih Paman, Terima kasih Tuan Muda"
Menuju Balai Administrasi
Setelah paman Robin memberikan Lotus Darah kepada Sulli, kami pun keluar dan melanjutkan perjalanan menuju Balai Administrasi. Selama di perjalanan, kami hanya diam.
(Perbincangan orang sekitar) "ayo singgah ada roti panas yang enak, 1 roti 3 kepeng (uang tembaga)" "yang mau beli parang singggah sini, bahan bagus, harga terjamin", "singgah tuan, belikan perhiasan untuk kekasih tuan", "sayang anak, sayang anak, beli baju, celana, mainan anak, topeng kesatria, dan banyak lagi yang lainnya untuk menyenangkan anak", "daging segar, daging segar, kualitas terbaik 100 kepeng per Kg".
(Pemuda yang duduk-duduk kedai)
Udin : "Cil lihat itu bukannya si Sulli taksirannya bg Bonar?"
Macil : "Mana? nanti kau salah lihat Din".
Udin : "Itu Cil (sambil menunjuk), mata kau buka lebar-lebar, tapi siapa laki-laki yang di samping nya itu? Wah ada yang gk beres nih, katanya dia tak mau ber urusan dengan asmara, tapi nyatanya dia jalan sama orang lain".
Macil : "Udin-Udin, lihat dong dia jalan sama laki-laki kaya mana, lihat penampilannya elegan, tampaknya dia dari keluarga Bangsawan, makanya dia mau jalan sama itu orang".
Udin : "Kalo gitu ayo kita kasih tahu ke bang Bonar secepatnya Cil (sambil menarik)"
Macil : "Gak ah, nanti aja, makanan ku belum habis, kan sayang kalo di tinggalin, nanti meja kita pasti di bersihkan sama tu pelayan goblok".
Udin : "Ya kan bisa kita titip pesan kita bakal balik lagi"
Macil : "Gak ah, baru juga sampe kemari, makanannya juga baru disajiin, mana perut ku lapar, nanti aja akh, kalo kau mau pergi pergi aja sendiri".
Udin : "Ya udah, kalo kau tak mau aku bakal bilang ke bang Bonar agar kau di Pukulin" (Udin berlalu meninggalkan Macil)
Macil : "Ya udah sana, aku mau lanjut makan, perut lebih penting dari itu" (Macil lanjut menikmati makanan yang sudah tersaji).
Balai Administrasi
Sulli : "Permisi, selamat siang Tuan Pejabat Giru" (sambil memberi hormat)
He Sura : "Selamat siang Tuan".
Giru : "Aha, selamat siang Sulli ku yang cantik, ada apa kemari, apa kau sudah berubah pikiran dan mempertimbangkan tawaran ku kepada mu untuk menjadi Istri ke 3 ku?"
He Sura : "Maaf Tuan, nona Sulli hanya mengantarkan aku ke sini untuk melakukan pendaftaran sebagai penduduk baru dan sekaligus aku ingin melakukan transaksi pembelian bangunan hunian dan tempat usaha di kota ini. Adapun nona Sulli, dia tidak punya urusan apapun di sini".
Sulli : "Ya Tuan Giru, aku tak punya urusan di sini, aku hanya mencoba untuk membantu, karena Tuan Muda ini baru di sini. Adapun untuk tawaran itu, aku tetap pada jawaban ku semula. Mohon maafkan aku".
Giru : "Aha, jadi anda yang punya urusan, baiklah, silakan duduk, perlu aku sediakan minuman?"
He Sura : "Tidak perlu, langsung saja"
Giru : "Apa anda punya tanda pengenal yang lama?, jika tidak punya, maka anda akan di kenakan biaya administrasi untuk pendaftaran penduduk baru, sedangkan untuk pembelian bagunan hunian dan tempat usaha akan di beri kenaikan harga karena anda penduduk yang baru terdaftar dan tidak punya identitas semula. Kalau boleh tahu, usaha apa yang hendak anda buka?"
He Sura : "Maaf Tuan, saya tidak punya tanda pengenal yang lama, kapal angkutan saya mengalami kecelakaan, saya beruntung bisa kemari dengan kapal nelayan saudara Zain. sedangkan untuk usaha, saya ingin membuka balai pengobatan di tempat hunian yang akan saya beli.
Giru : "Apa? balai pengobatan?"
He Sura : "Ya Tuan"
Giru : "Apa anda seorang ahli obat?"
He Sura : "Ya, begitula kira-kira Tuan, ada apa Tuan? apa ada masalah dengan hal itu?"
Giru : "Tidak-tidak, tidak ada masalah, hanya saja, para ahli obat lebih memilih untuk bekerja sama dengan Balai pemerintahan, mereka di berikan fasilitas yang terbaik oleh pemerintahan dan para bangsawan, apakah Tuan tidak tertarik bergabung dengan mereka dari pada membuka balai pengobatan sendiri?".
He Sura : "Tidak Tuan, saya tidak tertarik. Adapun untuk biaya Tuan tidak perlu khawatir".
Giru : (mungkin kau tidak tertarik, tapi aku akan melaporkan mu ke Tuan kota agar kau ditarik untuk bergabung, aku akan mendapatkan balasan jasa karna hal itu, hahahahaha, mungkin kau tidak tau bahwa di negeri ini seorang ahli obat tidak akan lepas dari cengkraman pemerintah dan para bangsawan (bergumam dalam hati)), "Baiklah Tuan, saya akan menyiapkan dokumennya, tolong Tuan isi segala keperluan untuk dokumen identitas, agar saya bisa mendaftarkan Tuan dan memberikan dokumen kepemilikan bangunan hunian".
He Sura : "Ini Tuan, saya sudah mengisi semua dokumen yang diperlukan".
Giru : "Baik Tuan Sura, ini dokumen kependudukan anda, ini dokumen kepemilikan bangunan hunian, dan ini izin untuk membuka balai pengobatan. Untuk biaya pembuatan dokumen kependudukan baru 1 koin emas, untuk biaya bangunan 100 koin emas, untuk izin balai pengobatan 100 koin emas, totalnya 201 koin emas, mohon di bayar secara langsung dengan uang pas". (Sambil memberikan dokumen dan kunci bangunan)
bergumam dalam hati Sura (padahal di dokumen jelas tertulis untuk dokumen kependudukan tidak terkena biaya, Nilai bangunan juga hanya 50 koin emas dan untuk izin hanya 1 koin emas, seharusnya total pembayaran hanya 51 koin emas, hah, dasar pejabat korup).
He Sura : "Baik Tuan, ini pembayarannya" (sambil mengeluarkan 5 batang emas)
Giru : "Tuan, ini saya kembalikan 1 batang emas lagi, saya kasih potongan 1 koin emas" (Bergumam dalam hati : aku tak menyangka dia orang yang punya banyak uang, hahahaha, mimpi apa aku semalam, mendapat rejeki nomplok seperti ini, malam ini aku akan pesta dengan para gadis-gadis cantik)
bergumam dalam hati Sura (Dasar pejabat korup terlihat sok baik, pakai potongan segala padahal dia tak punya uang kembalian).
He Sura : "Ah hahahaha, baiklah Tuan, terima kasih atas kemurahan hati Tuan".
Giru : "Untuk lokasi bangunan sudah tertera di dokumen kepemilikan, mohon nona Sulli untuk menunjukkan lokasinya, berhubung saya masih banyak urusan yang harus saya selesaikan, jadi saya tidak dapat mengantar Tuan". (Sambil mempersilahkan kami untuk pergi).
He Sura & Sulli
"Baik Tuan, kami permisi dulu, selamat sore dan selamat bekerja". (memberi salam dan penghormatan)
Saling bertatapan karena mengeluarkan ucapan yang serempak.
Menuju Lokasi Hunian
Sulli : "Maaf Tuan Muda, boleh aku melihat dokumennya agar aku dapat mengetahui lokasi bangunan itu?"
He Sura : "Ini, silakan". (sambil memberikan dokumen tersebut).
Sulli : "Melihat lokasinya ini tidak jauh dari sini, mari Tuan muda saya antar ke sana".
He Sura : "Ya silakan, mohon pimpin jalannya". (sambil mepersilahkan)
Nona Sulli dan He Sura melanjutkan perjalanan menuju Bangunan Hunian.
Bangunan Hunian dan Penginapan
Sulli : "Mari Tuan, ini adalah bangunan yang tertera di dokumen, tugas ku sudah selesai, aku undur diri untuk pulang".
He Sura : "Nona tunggu sebentar, boleh aku bertanya untuk lokasi penginapan di sekitar sini, aku tidak mungkin menginap di rumah ini malam ini bukan, aku melihat bangunan ini sangat kotor, jadi masih perlu untuk di bersihkan".
Sulli : "Dari sini Tuan berjalan lurus saja tidak seberapa jauh, tuan akan menemukan tempat penginapan, maaf Tuan aku tidak bisa lama-lama, ada yang menungguku di rumah".
He Sura : "Baik terima kasih atas bantuannya, tapi di sini aku ingin meminta bantuan lagi, maaf merepotkan, karena aku orang baru di sini aku tidak mengetahui apapun tentang kota ini, mohon nona besok kembali lagi untuk membantuku dalam membenahi tempat ini, untuk biaya tidak perlu dipikirkan".
Sulli : (sambil berpikir dan bergumam dalam hati : dia sudah banyak mengeluarkan biaya untuk ku dan tentu saja dia tidak tau apapun tentang kota ini, tapi kenapa harus aku, dia bisa bertanya dengan para tetangganya di sini, ya sudahlah, kalau begitu aku turuti saja maunya dia) "Baiklah Tuan Muda".
He Sura : "Terima kasih nona, ini untuk bayaran bantuan hari ini" (sambil memberikan 1 batangan emas)
Sulli : (menolak) "Tidak perlu Tuan, Tuan sudah bersedia membelikan ku Lotus Darah, rasanya aku tak pantas lagi untuk menerima itu".
He Sura : "Tidak perlu sungkan, anggap saja ini untuk bayaran hari esok, lagi pula dari tadi nona menemani ku kita tidak makan dan minum sekalipun, aku jadi tidak enak hati. Lagi pula nona juga perlu membeli makanan untuk di bawa pulang bukan?"
Sulli : "Ya, tapi tidak perlu membayar sampai sebanyak itu".
He Sura : "Akh, begitu yah, tapi aku tidak punya uang kecil, begini saja, anggap saja ini untuk bayaran nona membantu ku 1 bulan ini, aku butuh bantuan orang yang paham dengan kota ini, dan kurasa nona adalah orang yang terpercaya untuk itu".
Sulli : (merasa sulit untuk menolak) "Baik lah Tuan, tapi kalau pun untuk pembayaran 1 bulan ini sudah terlalu banyak, bahkan pejabat hanya di bayar 15 koin emas per bulannya. Kalau begitu saya undur diri dulu, selamat sore (mengambil batangan emas dan memberi salam sambil berlalu pergi).
Sura pun pergi menuju lokasi penginapan yang di tunjuk oleh nona Sulli, sambil berpikir (mungkin dia punya kesulitannya sendiri).
Pengenalan Ranah pada Novel Ranah Langit dan Kriteria
Ranah Awal
Prajurit Beladiri
Prajurit Beladiri Tahap Awal (Tingkat 1-3)
Prajurit Beladiri Tahap Menengah (Tingkat 1-3)
Prajurit Beladiri Tahap Akhir (Tingkat 1-3)
Prajurit Beladiri Tahap Sempurna (Puncak/ ½ Pelatihan Tubuh)
Pelatihan Tubuh
Pelatihan Tubuh Tahap Awal (Tingkat 1-3)
Pelatihan Tubuh Tahap Menengah (Tingkat 1-3)
Pelatihan Tubuh Tahap Akhir (Tingkat 1-3)
Pelatihan Tubuh Tahap Sempurna (Puncak/ ½ Pelatihan Jiwa)
Pelatihan Jiwa
Pelatihan Jiwa Tahap Awal (Tingkat 1-3)
Pelatihan Jiwa Tahap Menengah (Tingkat 1-3)
Pelatihan Jiwa Tahap Akhir (Tingkat 1-3)
Pelatihan Jiwa Tahap Sempurna (Puncak/ ½ Kebangkitan Dantian)
Kebangkitan Dantian
Kebangkitan Dantian Tahap Awal (1 Dantian)
Kebangkitan Dantian Tahap Menengah (2 Dantian)
Kebangkitan Dantian Tahap AKhir (3 Dantian)
Kebangkitan Dantian Tahap Sempurna (4 Dantian)
Tahap Menengah
Master
Master Tahap Awal (5-6 Dantian)
Master Tahap Menengah (7-8 Dantian)
Master Tahap Akhir (9-10 Dantian)
Great Master
Great Master Tahap Awal (11-15 Dantian)
Great Master Tahap Menengah (16-20 Dantian)
Great Master Tahap Akhir (21-25 Dantian)
Great King
Great King Tahap Awal (26-35 Dantian)
Great King Tahap Menengah (36-45 Dantian)
Great King Tahap Akhir (46-60 Dantian)
Grand Master
Grand Master Tahap Awal (60-70 Dantian)
Grand Master Tahap Mengenah (70-80 Dantian)
Grand Master Tahap Akhir (80-90 Dantian)
Grand Master Tahap Puncak (90-100 Dantian)
Tahap Akhir
Emperor Emperor Tahap Awal (100-150 Dantian)
Emperor Tahap Menengah (150-200 Dantian)
Emperor Tahap Akhir (200-250 Dantian)
Grand Emperor Grand Emperor Tahap Awal (250-300 Dantian)
Grand Emperor Tahap Menengah (300-400 Dantian)
Grand Emperor Tahap Akhir (400-500 Dantian)
Semi Surga (501-999 Dantian)
Surga Tk. I (1000 Dantian = 1 Dunia Kecil)
Surga Tk. II (5 Dunia Kecil)
Surga Tk. III (10 Dunia Kecil)
Tahap Puncak
Mahayana
Nirwana
Universe
Kekacauan