Chereads / RANAH LANGIT / Chapter 4 - Episode 4

Chapter 4 - Episode 4

Memasuki Dunia Terpencil

Syuurrr... Aku tiba di sebuah Gua Kecil Lembab dan basah dengan keadaan fisik dantian. Senior Azz berpesan kepada ku aku harus mencari tubuh fisik seorang kultivator di dunia ini agar tubuh dantian ku tidak terkikis oleh aturan semesta luar. Aku mencoba menggunakan teknik penelusuran jarak jauh, namun aku merasa tekanan terhadap tubuhku, mungkin ini terjadi karena tubuh fisikku belum terbentuk. Akupun mulai melakukan pencarian dengan menelusuri gua ini. Aku mulai menelusuri gua ini, sudut demi sudut. Sepanjang penelusuran aku tidak menemukan apapun yang special di dalam gua ini. Aku pun mulai bertanya-tanya, kenapa senior Azz mengirimku ke sini, apakah tubuh fisik itu ada di sini atau di luar gua ini. Apakah senior Azz mengirimku secara acak dan aku harus segera menemukan tubuh fisik yang sesuai dengan tubuh dantian ini. Aku mulai berpikir sambil menelusuri ruangan gua ini. Tampaknya gua ini adalah tempat para bandit yang telah di tinggalkan. Tidak ada hal yang special di sini. Hanya ada bau busuk yang menyengat, kotor basah dan lembab.

 

Ruangan Misterius

Dalam penelusuran akhirnya aku menemukan satu ruangan di dalam gua yang terlihat sedikit aneh, dimana ruangan itu memancarkan energy kehidupan yang samar-samar dapat aku rasakan. Apakah ada manusia yang di ruangan itu? (Aku bergumam). Aku pun mulai mendekati ruangan itu dan memasuki ruangan itu. Ternyata di dalam ruangan itu terdapat pintu yang tertutupi batu namun masih memiliki celah. Aku pun menghantam batu yang menutupi pintu masuk ke ruangan itu. (Badum…. Suara batu yang di hantam berserakan) dan akhirnya aku pun masuk ke dalam ruangan itu. Aku melihat sesosok tubuh yang terduduk dalam posisi sedang bersemedi. Di belakang tubuh itu terdapat tumpukan emas dan batu permata, berlian dan barang berharga lainnya. Aku mulai mendeteksi tubuh itu apakah tubuh itu masih hidup atau sudah mati. Aku menjulurkan tangankan seraya menggunakan deteksi tubuh dan jejak jiwa. Namun tubuh itu tidak merespon, mungkin tubuh ini sudah lama sekarat. Namun meskipun begitu tubuh ini masih memancarkan energy kehidupan yang samar-samar.

 

Memasuki Tubuh Kultivator Ranah Kekacauan

Aku pun memutuskan untuk memasuki tubuh itu. Mungkin ini tubuh yang dimaksud oleh senior Azz.

Zuubb. Aku berhasil memasuki tubuh ini, dan mulai menyesuaikan tubuh fisik ku dengan tubuh ini. Aku mulai menyesuaikan setiap titik sudut tubuh dantian ku dengan tubuh ini. Aku mulai mencoba untuk menyesuaikan diri. AKu merasa cukup familiar dengan tubuh ini. Sehingga aku tidak mengalami kesulitan sama sekali. Setelah berhasil menyesuaikan diri aku mencoba untuk mendeteksi tubuh ini dengan spiritual sense dan aku menemukan bahwa tubuh ini adalah tubuh kekacauan tahap awal, namun seluruh dantian nya telah rusak. Setelah berhasil menyatu akupun mencoba untuk merangsang dan memperbaiki seluruh dantian kekacauan yang ada dalam tubuh ini dan memaksa untuk aktif kembali, dan ternyata perspektif ku membuahkan hasil. Seluruh dantian di dalam tubuh ini hidup dan meregenerasi sendiri. Namun karena tubuh dantian ku memiliki esensi dari pohon dunia, sehingga efeknya sangat kuat dan menimbulkan kenaikan tingkat dari Ranah Kekacauan tahap awal ke Ranah Kekacauan Tahap Menengah, trus naik ke Ranah Kekacauan Tahap Akhir dan trus naik sampai Ranah Kekacauan Tahap Puncak (Sempurna) hampir memasuki ranah Langiut Tahap I. Aku pun mulai memadatkan esensi tubuhku yang telah menyatu dan seluruh dantian di dalam tubuhku aktif sepenuhnya. Akhirnya aku kembali ke masa puncak ku yang dulu. Namun kali ini sedikit berbeda karena aku merasa kekuatan Ranah Kekacauan ini tidak terkait dengan kekuatan ku yang lama dimana seluruhnya hanya berisi dengan energy kekacauan dan kerusakan. Kraak… Kraak…. Aku merasa ada yang aneh di dalam lautan kesadaran ku seperti ada yang ingin mengambil alih tubuh ini. Aku mulai berkonsentrasi dan memasuki lautan kesadaran ku.

 

Bertemu Teman Lama

Aku memasuki lautan kesadaran dan mencari tahu apa yang terjadi. Dan ternyata benar aku menemukan setitik energy kehidupan sedang menelan inti kehidupan ku di dalam lautan kesadaran ku.

Bussss. Aku memukul sosok yang ingin menelan inti kehidupan ku.

He Sura : "Siapa kau? Apa yang kau lakukan di dalam lautan kesadaran ku? Kenapa kau hendak menelan inti kehidupan ku?"

Sosok Jiwa : "Aku adalah Great Zenar yang Agung. Calon Penguasa Alam Semesta yang akan menguasai dan menundukkan seluruh penduduk di Jutaan Semesta ini. Hai anak muda menyerahlah jadi lah milik ku.tubuh ini adalah milik ku, aku hanya ingin mengambil apa yang menjadi hak ku dan mengembalikan semuanya ke keadaan semula sebelum aku mengalami keadaan yang kritis. Aku di sini sudah jutaan tahun menunggu sosok yang cukup kuat untuk memulihkan tubuh fisik ku ke puncaknya. Aku tak pernah berpikir untuk bisa pulih dan naik ke puncak Ranah Kekacauan Tahap Sempurna. Namun kau berhasil melakukannya. Hahaha Tampaknya langit membantu ku dengan mengirim kan mu. Sebagai tanda terima kasih aku akan memelihara mu di dalam lautan kesadaran ku. Jadi lah budak ku. Kita naik ke puncak bersama-sama untuk menjadi penguasa alam semesta. Hahahahahahahahahaha. Kalau bukan karena si Sura Busuk Putra Kedua dari Kerajaan Alam Matahari. Aku tidak akan mengalami hal yang memalukan seperti ini. Dikalahkan oleh seorang bocah yang baru mengenal kekuatan. Akhhhh. Sungguh hal yang tidak ingin ku ingat sama sekali. Aku sudah berjanji jika aku pulih dan bisa kembali ke puncak aku akan kembali dan membumi hanguskan Alam itu dan mencincang si Sura Busuk itu". Dan ternyata langit membantu ku. Kondisi Fisik ku pulih dan bahkan naik ke Ranah Kekacauan Tahap Sempurna".

 

He Sura : "Hahahaha... Oi kakek tua aku tak menyangka kita bertemu lagi, setelah sekian lama. Aku tak pernah berfikir kalo kita akan di pertemukan" "Apakah kau masih mengingat ku?"

 

Zenar : "Siapa kau?" Aku tidak mengenal mu sama sekali?"

 

He Sura : "Wah.. Kakek Tua, kau sungguh keterlaluan, setelah kita bertempur cukup lama dan kau kabur dengan jurus tipu muslihatmu, dan menghilang ke dunia antah berantah sampai aku tak bisa menemukan mu, kau bahkan tak mengingatku lagi". Orang yang telah membuat kau jatuh ke keadaan saat ini".

 

Zenar : "Apa?" Jangan katakan kau adalah He Sura, si Busuk dari Kerajaan Alam Matahari?"

 

He Sura : "Ya tentu saja aku He Sura Anak Kedua dari Raja Agung Alam Matahari". "Tapi aku tidak suka memanggilku si Busuk". Bukankah yang seharusnya di sebut busuk itu kau kakek tua? Kau adalah Paman dari Sang Raja tapi kau ingin membunuhnya dan memprovokasi seluruh pasukan untuk memberontak dan menghasut dengan mengatakan ayah ku bekerja sama dengan para Iblis, dengan tujuan kau ingin menjadi penguasa selanjutnya". Kau bahkan ingin mempersunting ibuku untuk menjadi pendamping mu". Dengan alasan agar Lagit memberkati mu sebagai pengganti penguasa". "Kau memberi tahu ayahku bahwa kau menemukan lokasi tempat para iblis berkumpul, sehingga ayah ku mengambil keputusan untuk pergi ke sana sendirian. Karena mendengar hasutan mu bahwa ayah ku mampu menanganinya sendiri dengan kekuatannya saat itu, dan kau mengatakan mereka sudah terluka parah karena bertempur dengan mu, dan kau pun terluka parah. Sehingga kau memutuskan untuk pergi melarikan diri dan melapor ke Ayahanda". "Namun ternyata kau hanya memanfaatkan keadaan itu". Kau ingin menguasai Alam itu sendiri sehingga kau ingin menyerap esensi kehidupan di sana, tapi kau tidak pernah menyangka bahwa di sana masih ada aku yang melindungi tempat itu. Karena jejak pertempuran yang kau lakukan sehingga dunia itu tampak memiliki aura iblis kekacauan. Sehingga pada saat Sang Raja Agung sampai di sana dia hampir saja membantai tempat itu. Aku tak menyangka kau sudah mencapai ranah kekacauan saat itu. Namun karena kami semua bersatu melawan mu akhirnya pondasi ranah kekacauan mu rusak parah". Saat aku dan sang Raja Agung kembali dari tempat itu, kau memfitnah Raja Agung yang telah bekerja sama dengan para iblis, karena Raja Agung memiliki Jejak Alam yang kotor akibat perbuatan mu. Dan Akibat ulah mu Kerajaan Alam Matahari Hampir Rusak Total Akibat Perbuatan Mu. Kalau aku tidak memburu mu dan menghabisi mu saat itu yang sudah mengalami kerusakan pondasi dari Ranah Kekacauan. Mungkin kau akan berhasil menjungkir balikkan Alam Matahari. Namun aku juga cukup bersyukur karena mu Aku berhasil memahami Ranah Kekacauan di usia muda. Kalau waktu itu kau tidak lari dan meninggalkan jejak ranah kekacauan mu, mungkin aku juga tidak akan bisa memahami ranah itu".

 

Zenar : "Hahahaha... Hahahahahaha..." "Aku benar-benar di bantu oleh langit kali ini" Tak hanya pulih bahkan aku dapat membalaskan dendam ku yang sudah lama ku pendam". "Hahahahahaha…." "Aku akan membunuhmu, kau akan berakhir di sini, lautan kesadaran ini akan menjadi kuburan mu, dan kau tak akan bersisa sedikit pun".

 

He Sura : "Hahahahahaha..... Hei Pak Tua, tampaknya kau telah pikun, saat keadaan puncakmu pun kau tak mampu bersaing dengan ku, apalagi sekarang, kau hanya setitik jiwa yang ada di lautan samudra kesadaran ku. Bagaimana cara mu untuk membinasakan ku?"

 

Zenar : "Aku saat ini berada tepat di inti kehidupan mu, aku akan melahapnya sampai kau kehilangan kesadaran dan di gantikan oleh kesadaran ku".

 

He Sura : "Tampaknya kau sudah terlalu tua dan cukup bodoh untuk bertindak, aku tadi memukulmu, dan membuatmu terpental cukup jauh dari inti kehidupan ku. Dan kau tak menyadari disaat kita berbincang aku sudah memulihkan inti kehidupan yang kau coba untuk melahapnya. Dan Sekarang aku juga sudah selesai melindungi inti kehidupan ku. Sehingga kau tidak akan bisa berbuat apa pun walaupun jika aku meninggalkan lautan kesadaran ini".

 

Zenar : "Apa? Bagaimana kau melakukannya?, kenapa aku tak menyadarinya sama sekali?".

 

He Sura : "Yah tentu saja kau tak menyadarinya. Kau lupa ini ada di mana?, ini adalah laut kesadaran ku, aku adalah penguasa mutlak dan dewa di sini. Meskipun tubuh fisik ini adalah milikmu, namun kau sudah tak sepenuhnya berkuasa di tubuh ini. Dan bodohnya kau, kau membiarkan aku untuk memulihkan keadaan mu sampai ke tingkat tertentu dan seluruh tubuh fisik ini sepenuhnya dalam kendali ku".

 

Zenar : "Apa? Memang bisa begitu?, itu tidak mungkin. Aku tak akan mempercayainya".

 

He Sura : "Yah tentu saja bisa". "Kakek Tua, aku sudah melupakan dan memaafkan kejadian yang lalu, sesuai dengan intruksi dan petunjuk senior Azz, dan disini aku akan memberikan mu kesempatan kedua untuk bertobat dan melakukan kebaikan, tinggallah di sini sampai aku menemukan cara untuk memberikan mu tubuh baru". "Jadilah orang ku, mungkin kau bisa kembali ke keadaan yang lebih baik lagi.

 

Zenar : "Hahahaha… Apa kau pikir aku bodoh, aku tau kau akan menjadikan ku sebagai budak mu, aku lebih baik mati dan musnah dari pada menjadi budak mu".

 

He Sura : "Hei Pak Tua. Aku bukan lah orang yang suka menguasai apapun, aku orang yang menepati janji, aku tidak pernah berkata menjadikan mu budak ku. Aku hanya ingin memberikan mu kesempatan kedua untuk berubah dan berperilaku baik dan menebus seluruh dosa dan perbuatan mu dimasa lalu, namun jika kau menolak dan masih memiliki ambisi yang buruk seperti dulu maka aku akan memusnahkan mu".

 

Zenar : "Bahkan jika aku mati pun, aku tidak akan sudi mengikuti keinginan mu, aku adalah Great Zenar yang Agung, Calon Penguasa Alam Matahari dan Alam Semesta. Aku tidak percaya bila aku tidak bisa melahap inti kehidupan mu".

Sang zenar pun mendekati inti kehidupan ku dan mencoba untuk melahapnya, bukannya berhasil melahap malah setitik jiwa nya yang ingin melahap malah di lahap oleh inti kehidupan ku.

Zenar : "akh….. apa ini, apa yang terjadi, kenapa aku malah terhisap oleh inti busuk ini. Akh....., tidak tolong aku, aku akan bertobat, aku akan mengikuti keinginan mu, aku bersedia menjadi budak mu, tolong bantu aku selamatkan aku.

 

He Sura : "Maaf Pak tua, aku tidak bisa menolong mu, aku sudah memberi mu kesempatan dan peringatan, aku sudah mengatakan kepada mu bahwa aku telah memasang pelindung di inti kehidupan ku, itu adalah bentuk perlawanan dari pelindung yang kupasang, jika aku melepaskan mu, maka sama saja aku merusak pelindung inti kehidupan ku".

 

Zenar : "Brengsek, aku tidak akan pernah memaafkan mu, aku akan mengingat dendam ini selamanya, meskipun aku jadi hantu".

 

He Sura : "Hah….. pada akhirnya kau pun tak mau mengambil kesempatan yang telah tercipta di hadapan mu, aku berdoa dan berharap di kehidupan mu selanjutnya kau terlahir dengan keadaan yang lebih baik lagi".

 

Pengenalan Ranah pada Novel Ranah Langit dan Kriteria

Ranah Awal

Prajurit Beladiri

Prajurit Beladiri Tahap Awal (Tingkat 1-3)

Prajurit Beladiri Tahap Menengah (Tingkat 1-3)

Prajurit Beladiri Tahap Akhir (Tingkat 1-3)

Prajurit Beladiri Tahap Sempurna (Puncak/ ½ Pelatihan Tubuh)

Pelatihan Tubuh

Pelatihan Tubuh Tahap Awal (Tingkat 1-3)

Pelatihan Tubuh Tahap Menengah (Tingkat 1-3)

Pelatihan Tubuh Tahap Akhir (Tingkat 1-3)

Pelatihan Tubuh Tahap Sempurna (Puncak/ ½ Pelatihan Jiwa)

Pelatihan Jiwa

Pelatihan Jiwa Tahap Awal (Tingkat 1-3)

Pelatihan Jiwa Tahap Menengah (Tingkat 1-3)

Pelatihan Jiwa Tahap Akhir (Tingkat 1-3)

Pelatihan Jiwa Tahap Sempurna (Puncak/ ½ Kebangkitan Dantian)

Kebangkitan Dantian

Kebangkitan Dantian Tahap Awal (1 Dantian)

Kebangkitan Dantian Tahap Menengah (2 Dantian)

Kebangkitan Dantian Tahap AKhir (3 Dantian)

Kebangkitan Dantian Tahap Sempurna (4 Dantian)

Tahap Menengah

Master

Master Tahap Awal (5-6 Dantian)

Master Tahap Menengah (7-8 Dantian)

Master Tahap Akhir (9-10 Dantian)

Great Master

Great Master Tahap Awal (11-15 Dantian)

Great Master Tahap Menengah (16-20 Dantian)

Great Master Tahap Akhir (21-25 Dantian)

Great King

Great King Tahap Awal (26-35 Dantian)

Great King Tahap Menengah (36-45 Dantian)

Great King Tahap Akhir (46-60 Dantian)

Grand Master

Grand Master Tahap Awal (60-70 Dantian)

Grand Master Tahap Mengenah (70-80 Dantian)

Grand Master Tahap Akhir (80-90 Dantian)

Grand Master Tahap Puncak (90-100 Dantian)

Tahap Akhir

Emperor Emperor Tahap Awal (100-150 Dantian)

Emperor Tahap Menengah (150-200 Dantian)

Emperor Tahap Akhir (200-250 Dantian)

Grand Emperor Grand Emperor Tahap Awal (250-300 Dantian)

Grand Emperor Tahap Menengah (300-400 Dantian)

Grand Emperor Tahap Akhir (400-500 Dantian)

Semi Surga (501-999 Dantian)

Surga Tk. I (1000 Dantian = 1 Dunia Kecil)

Surga Tk. II (5 Dunia Kecil)

Surga Tk. III (10 Dunia Kecil)

Tahap Puncak

Mahayana

Nirwana

Universe

Kekacauan