Chereads / ISTRI TUAN PRESDIR SANGAT LIAR / Chapter 1 - Tanpa nama

ISTRI TUAN PRESDIR SANGAT LIAR

Hamziee
  • 7
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 48
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Tanpa nama

Pernikahan! Pada dasarnya pernikahan memiliki aturan yang mutlak. Usia legal, dan kesediaan dari kedua belah pihak, tapi ada beberapa jenis pengecualian di era saat ini. Terutama saat kalian memiliki nominal yang banyak.

Hey, namaku Lian. Aku seorang wanita multitalenta. Aku bisa menjadi seorang pekerja proyek, kurir, koki, apapun yang dapat menghasilkan uang kecuali menjual kemaluanku, Aku akan melakukannya. Eoh, dan membunuh.. Itu jenis pekerjaan yang Aku hindari meskipun Aku mampu melakukannya.

Tentang pernikahan, Ya Aku telah menikah sejak Aku masih usia dini. Berapa saat itu...??? Eemmmm dua belas tahun? Entahlah Aku tidak mengingatnya karena pernikahan yang aku jalani tidak berbeda dengan aku tidak menikah.

Setelah aku menulis namaku di atas kertas dengan beberapa orang dan suamiku, kami berpisah. Bukan jenis perpisahan bercerai, tidak.. Tidak seperti itu. Aku memisahkan diri dengan dia tinggal di rumahnya dan aku tinggal di gubukku.

Alasan kami berpisah adalah satu karena usiaku yang tidak legal dan yang lain adalah karena suamiku harus mengikuti sekolah militernya.

Waktu berlalu, tahun berganti, tidak ada dari mereka yang datang untuk memanggilku, selain uang bulanan darinya. Meskipun aku tidak menjalankan kewajiban ku sebagai istri, dia tetap memberiku sumber daya yang cukup. Memang sesekali akan ada seseorang yang datang. Tapi Mereka datang hanya untuk melihat kondisiku dan memberi citra baik padaku. padahal.. Siapa yang perduli? Selama aku bisa tidur nyenyak dan makan enak, semua baik-baik saja.

Hidupku sangat nyaman.. Tanpa tuntutan, hanya makan, tidur dan bernafas. Istri.. Istri.. Tidak masalah.. Toh aku nyaman hidup dengan diriku sendiri. Memiliki kekasih dan sejenisnya hanya akan memberimu sakit kepala. Jadi selama aku tumbuh hingga sekarang, aku banr-benar tidak memiliki kencan sama sekali.

Eoh... Untuk suamiku, dia bernama Bian Gotardo, usianya sepuluh tahu lebih tua dariku. Saat kami menikah, dia menginjak usia dua puluh dua tahun dan sudah memiliki pangkat di militer. Tidak banyak yang aku ketahuilah tentangnya selain dia cucu yang di sayang dan kembali menduduki kursi presdir belum lama ini.

Soal pernikahan.. Mungkin kalian bertanya kenapa orang seluar biasa seperti Bian menikahi wanita kentang sepertiku.. Eoh seperti drama pada umumnya, perjodohan. Kami di jodohkan oleh leluhur. Leluhur Bian dan leluhurku memiliki hubungan yang mendalam. Leluhur Bian orang yang saleh, sedangkan leluhurku orang yang eksentrik dan tidak suka diatur. Sekalipun aku tinggal di gubuk kecil, percayalah kami tidak kekurangan uang apapun. Hidupku selalu nyaman dan cukup.. Tidak kebingungan materi sama sekali.

Akhir-akhir ini aku sedang mendalami pengetahuan medis tradisional dari kakekku, membuat ramuan paling tokcer untuk mengolah sel rusak. Sekali lagi, meskipun rumahku gubuk, sebenarnya kami memiliki perusahaan besar tersembunyi. Berada di tengah kota bersam gemerlapnya lampu di gedung tinggi. Perusahaan itu, tidak ada yang tahu.. Bahkan keluarga suamiku.. Mereka tidak tahu tentang ini.

Jika suamiku terjun dalam bidang showbiz dan realestat, restoran, hotel dan sejenisnya, keluargaku lebih ke bidang kesehatan dan pendidikan hanya kami orang-orang dengan profil rendah di permukaan.

Yang keluarga suamiku ketahuilah adalah aku gadis udik di tengah hutan.. Pemakan Ubi dan rumput seperti sapi. Ketika orang-orang kota dari pihak suami datang, mereka hanya mencari kesenangan dari mengolok-olokku. Tapi apakah aku perduli? Tidak.. Melihat mereka seperti anjing menggonggong sangat menyenangkan. Apa yang kalian ketahui? Huh! Suatu ketika saat aku menginjak usia dewasa, seorang gadis datang dengan mantel bulu rubah putih yang indah. Dia datang, memperkenalkan dirinya sebagai cinta kecil suamiku. Membanggakan bagaimana mereka tumbuh bersama.. Bla.. Bla.. Bla dan kentut kuda.

Aku sudah lama tidak bertemu dengan suamiku, setidaknya setelah kami menandatangani akta nikah dulu. Apakah dia sudah berubah? Yang ku ingat, dia pria dengan tubuh besar dan wajah dewasa. Dadanya sangat bidang, dan terlihat kokoh.. Tapi itu dulu saat dia berusia dua puluh dua tahun, sekarang dia sudah di atas tiga puluh tahun, pasti sudah banyak yang berubah bahkan Aku juga. Dulu lemak bayi ada dipipiku. Jari-jari yang kumiliki juga sangat montok, Aku yakin dia tidak akan pernah bisa mengenaliku saat kami berpapasan.

Seperti sekarang, mungkin... Kota Kekaisaran film adalah tempat dimana suamiku memiliki pengaruh yang besar. Setiap sudut, tidak ada yang tidak mengenalinya. Mungkin tangannya sudah turut andil untuk membangun kota ini, jadi berapa persen kemungkinan kami akan bertemu? Entahlah.. Toh aku tidak perduli juga. Aku datang hanya untuk melihat kinerja perusahaanku. Tidak secara langsung.. Aku hanya datang seperti gelandangan yang lewat. Dengan baju dibawah standart Kekaisaran, aku memasuki mall dimana product kami di pasarkan di gerai apotik tradisional.

Mall ini milik suamiku, jadi mungkinkah kami akan bertemu? Bahkan jika kami bertemu, aku ragu untuk mengenali satu sama lain.

.

.

.

.

Aku datang ke booth dimana ramuan tradisional milik keluargaku di pamerkan. Kebanyakan dari pembeli adalah orang-orang tua. Orang dengan uban yang rata. Mereka berbicang satu sama lain, memberikan review ramuan yang mereka konsumsi masing-masing. Saat aku datang, ada sekitar lima orang di sana, di layani oleh pegawai dengan senyum yang manis. Siapapun pasti terpesoan kan? Apakah seperti ini cara kerjanya? Aku tidak tahu.. Tapi ada satu area dimana seseorang telah dikerumuni oleh banyak pegawai. Semuanya pegawai wanita dengan make-up yang tebal, tersenyum sempurna memperkenalkan product di sana. Aku penasaran, apa yang membuatnya berbeda. Kenapa orang-orang tua ini hanya dilayani dengan sembrono sedangkan di sana, begitu berhati-hati.

Aku mengintip ke sisi itu hanya untuk menemukan jawaban yang menyebalkan. Di sana.. Di tempat dimana banyak gadis menjelaskan satu produk, seseorang dengan ketampanan duduk bersahaja seperti raja Yama. Aku tidak bisa menahan diri untuk mencemooh prinsip bengkok karyawan wanita di sini.

Pria itu duduk dengan kaki bersilang, telapak tangan besarnya bertengger di atas lutut dan wajah kerasnya, mempesona kebanyakan wanita di sana.

"Rasanya seperti Aku melihat Gigolo di dunia nyata. " gumamku santai, mengabaikan sekitar.

Aku tidak ada hubungannya dengan keramaian di sana. Aku hanya ada perlu dengan barangku. Kuputuskan untuk melihat stok secara kasar di etalase saja. tapi, saat Aku akan pergi, seseorang memanggilku.

Seorang laki-laki, sekitar tiga puluh tahunan? Ya sekitar itu.. Aku ingat orang ini berdiri di sisiku ketika melihat keramaian di sudut tadi, jadi kenapa dia memanggilku?

"Nona, Aku berada di sampingmu saat anda berbicara tidak sopan tentang tuan ku. "

Huh?! Feeling ku mengatakan, ini tidak akan berakhir dengan baik.

"Eoh? Aku minta maaf atas ketidak sopananku. . . Mohon dimaafkan.. Aku hanya orang udik yang tidak memiliki latar pendidikan apapun.. Sedikit orang yang mengajariku bagaimana berbicara sopan. "

Pria di depanku mengamati penampilanku dengan serius. Setelah cukup dia menghela nafas panjang.

"Jika kau tidak tahu berbicara baik, sebaiknya tutup mulutmu. Aku akan melupakan hal ini dan menganggapnya tidak pernah terjadi, tapi bagaimana dengan orang lain? Mungkin mereka akan merobek mulutmu. Ingatlah itu. " setelah mengingatkan ku, dia berbalik dan pergi menghampiri tuannya.

Aku hanya bisa menatap punggung pria itu dengan decihan.

Ugh.. Persetan.. Lupakan itu. Mereka tidak akan bertemu lagi jadi abaikan saja.

.

.

.

.

Aku kira Aku bisa kembali ke desa setelah kunjungan ku ke beberapa booth ternyata itu hanya angan-angan. Aku bertemu dengan teman sekolahku.. Senior? Entah bagaimana Aku harus menyebutnya. . Otakku tidak buruk, Aku melakukan lompatan dalam pendidikanmu jadi seharusnya aku masih di awal Perguruan tinggi tapi aku sudah melewatinya. Hari ini dia tahu bahwa aku berada di ibu kota Kekaisaran dan orang tuanya merayakan ulang tahun pernikahan mereka, jadi dengan enggan aku harus datang untuk menghormatinya.

Namanya Tanaya Hansen. Putri satu-satunya dari keluarga Hansen selain empat putranya. Aku pernah bertemu dengan mereka saat berada di Akademi. Keluarganya sangat baik. Mereka merawatku seperti putrinya sendiri jadi ketika undangan itu datang, Aku tidak bisa mengelak.

.

.

.

.

. Acara di adakan di Golden Sky Hotel, hotel yang lagi-lagi milik suamiku. Ini acara besar, Aku tidak bisa datang dengan penampilan yang sembrono. Setelah kunjungan, Aku pergi ke butik dan memilih gaun terbaik menurut versimu. Tidak apa-apa jika itu murah, selama Aku terlihat layak, Aku tidak perduli dengan yang lainnya.

Oke, Aku sampai di hotel pukul tujuh.. Satu jam lebih awal dari acara. Banyak selebritas datang.. Pejabat dan pembisnis-pembinis ulung ibu kota. Ini membuatku berpikir, apakah suamiku juga akan datang? Dia sudah lama keluar dari militernya, seharusnya di sedang luang kan?? Jika dia benar-benar datang, bisakah kami bertemu? Atau mungkinkah dia akan mengenaliku?

Persetan! Aku tidak perduli.. Aku hanya datang untuk menghormati nyonya dan tuan Hansen, tidak lebih.

"Lian! "

"Eoh? Yo! Tanaya.. Kau terlihat panas. "

Gadis Tanaya menggunakan gaun malam dengan warna hitam. Paha dan payudaranya sedikit terekspos. Banyak mata yang mengikuti arah gadis itu pergi, hanya karena penasaran atau juga karena terangsang.

Tanaya menghampiriku, dia mencium pipiku seperti orang gila. Jika bukan karena lipstik itu tidak transfer, aku pasti sudah memukulinya sampai mati.

"Aku kira kau tidak akan datang. " ucapnya terus bergelanyut di lenganku.

"Dimana Aku tidak datang? Apakah ibumu akan membiarkanku bernafas dengan baik, jika Aku tidak datang? " tanyaku mencibir satu keluarga mereka.

Yups! Keluarga Tanaya sangat menyukaiku jadi kami seperti keluarga sesungguhnya. Jika aku tidak datang, mungkin aku sudah masuk daftar hitam.

"Tidak, ibuku tidak akan membiarkanmu lolos. Lagipula, apa bagusnya terus di goa, huh? "

"Setidaknya aku tidak harus melihat beberapa bajingan berkeliaran menodai mataku. " itu benar. Aku tidak suka melihat pria tampan. Mereka seperti tumor dimataku.

Kami berbicara banyak hal. Menyapa kedua orang tua Tanaya dan saudaranya juga. Kupikir ini adalah pesta keluarga Hansen, sudah sewajarnya jika mereka akan menjadi pusat perhatian dari tamu undangan, tapi ketahuilah... Seseorang datang dengan terlalu meriah. Semua berbondong-bondong memberikan perhatian pada pendatang baru.

Wah.. Aku sangat kesal. Bahkan jika aku makan rumput dan Ubi, Aku masih tahu mana itu sopan santun yang harus di dahulukan. Kenapa begitu ingin mencolok, sampai mengambil panggung pemilik acara?

Itu yang aku pikirkan, hanya.... Kenapa wajah wanita dengan gaun merah darah itu terlihat seperti adik kecil dari suamiku yang murahan? Siapa? Apakah Krystal? Kudengar seperti itu.. Kalian ingat, gadis yang mengunjungiku dan membanggakan dimana keduanya tumbuh bersama. Yeah seperti itu..

"Siapa wanita itu? " tanyaku menyenggol lengan Tanaya yang mulai cemberut setelah kehebohan terjadi.

"Dia nona Krystal Murphy, seorang model dan selebritas atau sejenisnya."

Yeah ternyata itu benar adik gula suamiku.

Aku tidak ada hubungannya dengan wanita itu. Apakah dia telah berpaling dan semacamnya, Aku tidak perduli.

Sebaliknya Tanaya sekarang mengambil penuh perhatianku. Gadis itu terlihat masam, menonton perhatian tamu untuk Krystal.

"Kenapa kau terlihat membusuk, huh?! " olokku mendorong dahinya.

"Aku patah hati.. Dewaku telah menikah.. Sial! Aku tidak memiliki harapan. Lihatlah istrinya begitu sempurna. " ujar Tanaya menatap prihatin kearah pasangan Krystal.

Aku mengikuti kemana arah Tanaya menunjuk. Oke Krystal Aku telah melihatnya, kemudian pandanganku terjerat pada sosok suaminya.

"Siapa suaminya? " tanyaku mendorong daguku ke arah pria itu.

Seakan Tanaya mendengar sesuatu yang aneh meluncur dari mulutku. Dia terbelalak lebar. "Kau tidak mengenalinya? Ya Tuhan! Dia dewa pria kota Kekaisaran. Bian Gotardo, tidakkah kau mengenalinya? "

Bbbrrrrr!!!! Brengsek! Katakan lagi itu dengan keras!

"Siapa? " tanyaku lagi ingin memastikan.

"Bian Gotardo. Dia pemilik hotel ini dan mall yang kita kunjungi beberapa waktu lalu. "

Rahangku jatuh tanpa harga diri.

Gigolo itu adalah suamiku yang murahan.

"Kau yakin dia mereka menikah? " tidak salah kan jika aku bertanya seperti ini? Ayolah! Dia suamiku. Aku masih hidup dengan baik dan pria itu menikahi seorang nyonya?

"Tentu saja. Nama Bian benar-benar sudah terdaftar di biro hanya mereka tidak mengungkap istrinya tapi semua orang yakin bahwa itu pastilah Krystal. Mereka sangat menempel. "

Aku tidak tahu harus menangis atau tertawa. "Tanaya apakah itu artinya hanya asumsi? Kalain tidak benar-benar tahu siapa istri itu? "

"Apa lagi yang perlu diragukan. Lihatlah mereka, bukankah sangat cocok satu sama lain? Hey... Jangan katakan kau tidak bahagia.. " dia memukul lenganku keras. "Hei nona, Aku tahu ini naksirmu yang pertama tapi tidak baik mencari pembelaan untuk hatimu, teman. Kau harus menerimanya dengan lapang dada. Inilah adanya, tuan Bian menikahi nona Krystal dan lagi nona Krystal sudah mengkonfirmasi hubungan keduanya kok. "

Aku hanya bisa menghela nafas panjang. Inilah kenapa Aku benci romansa-romansa. Jika bukan karena perjanjian penatua, Aku tidak akan menikah sampai mati.

Lupakan. Selama Bian tidak ingat keberadaannya, semua akan aman terkendali. Biarkan pernikahannya sebatas semu.

"Lupakan.. Anggap Aku tidak mengatakan apapun. " kataku mengabaikan Tanaya yang masih terus menatap Bian dengan tatapan memuja.

Ya Tuhan, apa bagusnya seorang Bian? Alasan kenapa aku membenci ketampanan adalah ini. Ketika kau memilikinya, dia bukan hanya untukmu. Wajahnya akan selalu dinikmati oleh semua orang.

Aku berdecih melihat tatapan memuja dari temanku.

"Itu kau lagi? "

Aku terkejut mendnegat teguran ke luar dibalik punggungku dan ketikan berbalik wajah pria di mall itu muncul lagi.

"Asisten Leo? " Tanaya menyapanya dengan mata berbinar. Brengsek! Pelacur ini tidak bisa diandalkan sama sekali.

Pria Leo itu memberi Tanaya senyum sopan tapi tidak denganku. Dia menatapku tajam seolah Aku adalah buron kriminal yang dia temui di jalan.

"Siapa? Apakah Aku mengenalmu? "

Kerutan di dahinya semakin dalam.

"Kau kan gadis yang menghina tuanku? Itu kau. Apa yang kau lakukan di sini? "

"Menghina? Apa? Lian apa yang kau lakukan? " Tanaya bertanya dengan penampilan khawatir yang nyata.

"Siapa yang tahu apa yang telah Aku lakukan? Menghina apa? Tuan apakah kau mengenali orang yang salah? "

"Tidak! Aku yakin itu kau. Kau orang yang menyebut tuanku seorang gigolo. "

"Apa? " Aku dan Tanaya memekik terkejut hingga beberapa orang memperhatikan kami.

"Itu gila! Sangat kejam. " ujarku prihatin, kemudian Aku mencengkram lengan Tanaya dan dengan sengaja bertanya. "Gigolo itu apa? "

"Hah?! Kau.. Itu pelacur versi pria. "

"Apa?! Pelacur? Mustahil! Bagaimana bisa seseorang menyebut tuan Bian yang Agung sebagai gigolo, apa dia gila? " teriakku keras.

Wajah Leo memucat. Suaraku sangat keras, bisa dipastikan semua orang mendengarnya dan suamiku yang murahan juga.