#Chapter 127 Alfa dan Omega
Sudut pandang Rachel
Air mata jatuh dari mataku lebih cepat dari hujan dari awan badai. Nafasku bersiap pendek. Aku tak bisa berhenti gemetar.
Tak ada yang mau melihatku, bahkan Tyler yang membiarkan bajunya basah oleh air mataku.
"Bagaimana jika dia benar? Apa yang harus kulakukan jika ibuku masih hidup?"
Tyler tidak menjawabku segera. Aku bisa bilang dia sedang memikirkan responsnya; aku semakin mencintainya karena dia enggan mengucapkan penghiburan tanpa makna. Aku menginginkan kebenaran dari sudut pandangnya. Aku tidak perlu dia bersikap meremehkan dengankata-kata penghiburan yang tak berarti.