"Sialan!" umpat Liliana, Raiden menekan jemari di jembatan hidungnya.
"Aku benar-benar tidak bisa denganmu." Dia menghela napas.
"Apa semua ini tentang kita mungkin bukan pasangan takdir? Tidak bisakah kamu hanya mengaku bahwa kamu mencintaiku?"
Dia membuka bibirnya, tapi dia tiba-tiba memotong lagi.
"Ini tidak penting. Yang penting sekarang adalah mencoba tetap hidup sebelum kita semua terhapus dari keberadaan."
"Bagaimana jika," dia mengerucutkan bibir sebelum memaksa dirinya untuk menatap ke atas— menatap matanya. "Aku mati besok."
Dengan dahi berkerut kesal, dia menajamkan matanya kepadanya.
"Bagaimana jika aku mati seperti Dora?"
Dia terkekeh pahit, tatapan sedih di matanya saat dia melirik ke samping, menyisir tangannya melewati rambut keriting acak-acakannya sebelum berpaling padanya lagi.
"Apa kamu benar-benar ingin aku menjawab itu?"
