Dia mendorongnya ke samping, sehingga dia melangkah tiga langkah mundur sebelum dia terlepas dari genggamannya, lari pergi.
Barton hanya berdiri di sana dengan ekspresi rumit, sebelum senyuman kecil muncul di wajahnya. Setelah sejenak, dia mengikutinya, menahan tawa kecil.
Segera, dia menyusulnya. Dia telah berhenti sejak lama, dan menatap dengan kaget pada pohon senjata apel di hadapannya, tidak menyadari kehadirannya selama beberapa menit, mulutnya terbuka lebar karena keterkejutan.
"I- Ini pohon senjata?" Dia gagap, secara tidak sadar mendekat untuk meletakkan tangannya di kulit pohon, bergerak mengelilingi dan merasakan kulit kasar di telapak tangannya.
Barton hanya mendekat dan mengulurkan tangannya tanpa usaha, meraih sebuah apel. Setelah dia membawanya turun ke tingkat wajahnya, dia menunjukkan apel itu padanya dan dia mendekat untuk memperhatikannya.
