"Apakah benar-benar boleh aku menjenguknya?" tanya Dario. "Aku nggak begitu bisa lihat mayat."
"Hey, jaga omonganmu!" aku menegurnya. Dia hampir terdengar seperti Matteo. "Vince itu nggak mati. Dia mungkin saja bisa mendengar kita—jadi jaga omonganmu di sekitar dia."
"Oke, maaf," kata Dario. "Kamu menakutkan kalau sedang marah, tapi aku suka wanita yang marah—it's turns me on." Dia menyeringai saat kami berjalan masuk lift.
"Tentu saja," aku menyeringai balik. Dario yang nekat merayu aku padahal dia tahu aku punya tunangan memang butuh keberanian, itu pasti. Dia bersandar tangan ke dinding dan menatap aku sementara aku melihat ke arah lain dan berusaha menghindari tatapannya.
"Sepertinya Siena suka mainan ros kamu!" Aku mengalihkan topik dan menunjuk ke Siena, yang telah memasukkan mainan itu ke mulutnya. "Tampaknya," kata Dario dan terus menatap ke arahku.