Shi Huang, putra mahkota kerajaan Qingyang, berusia lima tahun, hidup dalam kemewahan dan kekuasaan. Ayahnya, Raja Huang, pemimpin bijak dan adil, menjaga rakyatnya dengan kasih sayang. Ibunya, Ratu Gu, wanita cantik dan baik hati, mengajarkan Shi Huang nilai-nilai kebaikan dan kesabaran.

Suatu malam, bulan purnama, kerajaan Qingyang diserang oleh pasukan Raja Li, sahabat ayahnya. Shi Huang menyaksikan kejadian mengerikan dari balik tirai kamarnya. Raja Li memasuki kamar ayahnya dengan senyum licik, memerintahkan pasukannya membunuh Raja Huang dan Ratu Gu.

Shi Huang terkejut dan takut, menangis dan bersembunyi. Setelah keheningan, ia keluar dan menyaksikan pemandangan mengerikan ayah dan ibunya terbaring di lantai, darah merebak.

Pak Wong, pelayan setia, memasuki kamar dan menemukan Shi Huang. Ia melarikan Shi Huang dari kerajaan, melewati hutan gelap dan jalan sempit, hingga tiba di desa terpencil.

Di desa terpencil, Pak Wong menyerahkan shi huang pada Nyonya Qing Yi, Nyonya Qing Yi mengasuh Shi Huang, mengajarkannya hidup sederhana, mengolah tanah dan memelihara hewan. Shi Huang tumbuh dalam kesulitan dan kesepian, tetapi dendamnya terhadap Raja Li tidak pernah padam.

Raja Li memerintah Qingyang dengan kejam, menindas rakyat dan memusnahkan lawan-lawan politiknya. Shi Huang tumbuh dengan tekad membalas dendam dan memulihkan keadilan di kerajaannya.