Chereads / Luminous Color : 16 Millions / Chapter 1 - BAB 1 : Warna bercahaya

Luminous Color : 16 Millions

🇮🇩Kyzera
  • 7
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 39
    Views
Synopsis

Chapter 1 - BAB 1 : Warna bercahaya

Tahun 2311. Exgalya merupakan salah satu kota termaju di Negara Tyrze. Exgalya terbagi menjadi dua bagian. Gal, bagian kota sebagai teknologi dan informasi. Alya, bagian desa sebagai sumber daya alam. Seusai Acara Kembang Api di Festival Musim Panas Alya pada Tahun 2310, terjadi tragedi mengerikan yang meneror banyak orang.

Ketika serpihan biru bercahaya turun dari langit dan menyentuh mereka secara massal dan acak, banyak warga yang lenyap di tempat, hingga menyebabkan kepanikan. Hingga saat ini, tak ada yang tahu penyebab pasti dari kejadian itu. Semenjak saat itu, mereka memutuskan untuk mencari penyebabnya dan Insiden tersebut dinamakan Summer Sparkle.

[Senin, 1 Januari 2311. Alya, Exgalya. Pukul 6:13.]

"Babi laut itu. Padahal sudah kukatakan untuk datang! Semalaman aku menjadi seperti orang bodoh yang mengulur-ngulur waktu!" gumam Xion sembari berjalan melewati persawahan di Alya.

Dalam perjalanannya, Xion terhenti di depan rumah Ard. Sedangkan Ard, ia masih tertidur pulas dengan raut wajah bahagia seolah mendapat mimpi indah. Sebaliknya, Xion masih merasa sangat kesal, dikarenakan Ard tidak datang ke pesta di malam sebelumnya. Xion mengeluarkan perangkat semacam bom asap dan melemparnya ke kamar di lantai dua, hingga menembus kaca kamar. Seketika, bom asap meledak dan asap pun memenuhi kamar Ard.

"Sialan! Manusia tengik mana yang melempar ini di pagi buta?!" tanya Ard sembari melihat keluar dan menyadari keberadaan Xion.

Seketika, Ard terdiam ketika melihat Xion menatap tajam dan penuh intimidasi. Kemudian, Ard kembali menutup jendela kamar dan berjalan mundur seolah tak terjadi apa-apa. Dengan nada penuh amarah, Xion meminta Ard untuk bergegas ke pelabuhan, karena terdapat pekerjaan di awal pagi.

"Eh?! Serius?! Aaah! Kenapa mereka harus berlabuh secepat ini?! Bahkan ulat pun masih bergelantungan di kepompong mereka!" gerutu Ard sembari bergegas mandi.

"Belatung itu ... Dia pikir hanya dirinya saja yang kesal? Pagi ini aku hanya sempat menenggak segelas susu basi," gerutu Xion sembari melanjutkan perjalanannya ke pelabuhan.

Di Pelabuhan Exgalya, Xion bertemu dengan Paman Zaunt dan menyapanya. Begitupun dengan Paman Zaunt, ia menyapa balik pada Xion. Namun, ia tersadar karena Ard tidak ikut bersamanya. Xion menjelaskan, bahwa Ard baru bangun dari tidurnya. Tanpa berbasa-basi, Xion memulai pekerjaan untuk mengangkut kontainer dengan kru lain. Di atas kapal, Xion mengeluarkan perangkat Zero Gravity dan menempelkannya pada kontainer.

[Confirmed. Lock on.]

Kemudian, Xion menuruni kapal dan melakukan sortir dengan kru lain. Sedangkan Ard, melesat menggunakan CyHover dan mengeluarkan perangkat Zero Gravity untuk mengangkut kontainer. Seusai disortir, mereka melakukan konfirmasi setiap barang sebelum dibawa dengan kereta yang mencakup wilayah yang dituju. Kemudian, kereta-kereta pengirim berangkat dari Pelabuhan Exgalya ke tempat tujuan. Sembari tersenyum tipis, Paman Zaunt menuturkan bahwa Ard dan Xion melakukan kinerja yang baik.

"Tentu," ujar Xion sembari meregangkan otot lehernya.

"Lehermu ingin kubantu?" tanya Ard sembari melakukan peregangan di kedua tangan.

"Kau hanya akan mematahkannya, Bulu Babi," bantah Xion dengan ekspresi sinis.

Ketika melihat perdebatan kecil mereka, Paman Zaunt tertawa kecil karena persahabatan Xion dan Ard masih baik seperti biasa. Kemudian, Paman Zaunt mengajak mereka untuk sarapan dan menuturkan permohonan maaf karena jadwal yang sangat tiba-tiba hari ini. Seketika, Ard tersenyum lebar karena mendapat kesempatan untuk ditraktir oleh Paman Zaunt.

"Serius?! Kalau begitu, Daging Sapi Panggang isi udang dengan olesan madu!" seru Ard sembari mengulurkan kedua tangannya ke udara dengan semangat.

"Tahu diri, sialan! Satu porsi itu sama dengan jatah makan lima hari!" tegur Xion sembari memukul belakang kepala Ard.

"Aduh! Yah, kalau ditraktir tak perlu menahan diri, bukan?" tanya Ard dengan ekspresi lugu.

"Urat malumu sepertinya terputus bersamaan dengan ari-ari ketika lahir," gerutu Xion sembari mengepal tangan kanan dengan penuh emosi.

Seketika, Paman Zaunt tertawa lepas seusai melihat tingkah laku mereka. Sembari tersenyum lebar, Paman Zaunt mengiyakan permintaan absurd Ard dan membuat Xion terkejut karena Paman Zaunt sangat memanjakannya untuk kesekian kali. Seusai mendengar responnya, Xion hanya menghela nafas dan mengikuti alur mereka.

Pagi itu, Paman Zaunt, Ard dan Xion sarapan di Kedai Paman Zecko. Ketika akan makan, Ard merasakan kehadiran yang begitu dingin dan menusuk, serta berharap jika dugaannya itu keliru. Paman Zaunt dan Xion yang melihat kehadiran seorang gadis di belakang Ard, mengambil jarak aman karena tahu apa yang akan terjadi antara Ard dengan gadis tersebut.

"Oh? Aku sudah bangun sangat pagi untuk membuatkanmu sarapan, tapi lihat dirimu sekarang. Kabur begitu saja dengan menerobos jendela kamar kesekian kali dan sarapan di luar? Ada kata-kata terakhir, Ard?" tanya Vicchy dengan nada intimidasi.

"Tolong. Jangan buka folder dengan 4 angka di komputerku," pinta Ard tanpa menoleh ke belakang dengan ekspresi pasrah.

Seketika, Vicchy mengangkat penggiling adonan ke udara dan memukul kepala Ard, hingga menghasilkan suara lantang di pagi yang sunyi. Seusai mendapat pukulan tersebut, kepala Ard tergeletak di atas meja dan tak sadarkan diri. Sedangkan Vicchy, ia pulang dengan ekspresi kesal karena perilaku Ard. Ketika melihat momen tersebut, Xion hanya menatap sinis dan menggerutu bahwa Vicchy adalah sosok istri yang mengerikan di masa depan. Namun, Paman Zaunt langsung tertawa kecil dan membantah bahwa Vicchy adalah sosok yang ideal karena penuh perhatian pada Ard.

"Dasar belatung. Jika sudah begini, bangun pagiku terasa jadi sia-sia. Padahal aku ingin si bodoh itu merasakan kehebatanku dalam memasak. Meski baru belajar kemarin, sih," gerutu Vicchy sembari berjalan dengan kesal.

Dalam perjalanannya, Vicchy berpapasan dengan Gant. Sembari tersenyum tipis, Gant menanyakan yang terjadi karena Vicchy terlihat membawa penggiling adonan. Dengan ekspresi kesal, Vicchy mengalihkan pembicaraan bahwa tidak ada hal khusus. Seketika, Gant tertawa kecil dan menebak perihal Ard yang bermasalah lagi. Seusai mendengar dugaan tersebut, Vicchy menghela nafas dan mengakui bahwa ia merasa mustahil untuk membohongi Gant dengan kepribadian yang peka. Kala itu, Vicchy tak memiliki pilihan lain untuk menceritakannya.

"Hahahaha. Begitu. Aku mengerti perasaanmu. Yah, dia memang selalu sembrono dalam setiap mengambil tindakan. Tapi kuyakin, dia tidak bermaksud menyakiti perasaanmu," ujar Gant sembari tersenyum tipis.

Kemudian, Vicchy menghela nafas dan mengungkapkan bahwa ia pun berpikir demikian. Dikarenakan, tingkah Ard yang selalu kekanak-kanakan seringkali membuatnya naik pitam. Sembari menyilangkan kedua lengan, Vicchy menuturkan harap agar Ard bisa seperti Gant yang peka terhadap sekitar.

"Vicchy. Jika kau meminta seseorang untuk merubah kepribadiannya menjadi lebih baik, itu memang bagus. Tapi, Ard yang selalu kita kenal memang seperti itu. Kita tidak bisa memaksanya secara personal. Meskipun begitu, kau tetap menyukainya, bukan?" tegur Gant.

"Begitulah. Aku hanya khawatir dia akan menyebabkan banyak masalah pada sekitar karena tingkah lakunya," ujar Vicchy sembari menundukkan kepala dengan ekspresi cemas.

"Aku mengerti. Tapi kau harus tahu satu hal. Dia hanya bertingkah seperti anak-anak, bukan seorang anak-anak. Dibanding diriku yang kau sebut peka, dia jauh lebih baik. Kau harus melihatnya lebih jauh dari ini, Vicchy," tegur Gant sembari melanjutkan langkah ke tempat tujuannya.

Seusai berbincang dengan Gant, pola pikir Vicchy terbuka secara perlahan dan terus mengingat kalimat terakhir Gant. Kembali pada Kedai Paman Zecko, Xion, Ard dan Paman Zaunt usai dalam sarapan bersama. Di kejauhan, Ard melihat sosok anak kecil laki-laki yang memandang jauh ke laut seorang diri. Tanpa pikir panjang, Ard bergegas menghampiri anak tersebut, hingga membuat Xion dan Paman Zaunt penasaran dengan yang akan dilakukannya.

Kala itu, Ard berbincang dengan anak kecil tersebut yang bernama Tyxa. Ard menanyakan Tyxa, perihal yang dilakukannya di pinggir jalan seorang diri. Tyxa mengungkapkan, bahwa ia merindukan ayah dan ibunya karena insiden Summer Sparkle tahun lalu. Ard pun tak menyangka, jika Tyxa mengalami hal serupa dengannya. Sembari tersenyum lebar, Ard berbagi cerita dan memberi berbagai nasihat agar Tyxa menjadi anak yang tangguh.

Seusai Ard bercerita, Tyxa berbagi informasi perihal kehidupan pribadinya, yang saat ini diasuh oleh sang nenek. Namun, sang nenek diduga tidak cukup kuat dalam mengurus Tyxa seorang diri dan hanya mengandalkan bantuan dari tetangganya di Desa Alya. Ard yang sepemikiran, langsung mengerti dengan beratnya kehidupan mereka. Sembari tersenyum lebar, Ard meminta Tyxa untuk berkunjung ke rumahnya dan bertemu dengan sang nenek.

"Eh?! Kakak serius?! Tentu! Ayo!" Tyxa menarik tangan Ard dan pergi ke rumahnya.

Ketika ditarik oleh Tyxa, Ard menoleh ke arah Xion dan Paman Zaunt sembari mengacungkan ibu jarinya.

"Bulu babi itu ... Apa lagi yang akan dilakukannya?" gumam Xion.

"Apapun itu, dia pasti akan melakukan hal diluar nalar lagi," sanggah Paman Zaunt sembari tersenyum tipis.