Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

cultivator prajurit menjadi dewa perang tak terkalahkan

Sendal_Bekas
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
37
Views

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - menuju samudera

Selama mengembara tody selalu ingat akan kampung halamannya dimana dia dan keluarga nya selalu mendapat cibiran dari para tetangganya.

langkahnya kian tak pasti kemana dia akan membawa tubuh lelahnya ini, arah tujuannya pun tak pasti

"ahh,,, dibandingkan aku harus tinggal di desa lebih baik aku menjalani hidupku dengan begini" ujar tody

dalam hatinya" tak ada yang mencibirnya ataupun menghina dirinya dan keluarga nya

Walaupun terasa berat kaki melangkah meninggalkan orang-orang yang dia sayangi.

"ayah, ibu, lusy" Dalam hati tody berkata kelak aku akan membawa kalian ke kehidupan yang lebih layak dan pastinya jauh dari kesengsaraan, walaupun dirinya sekarang masih bingung harus mencari pekerjaan dimana.

Tody hanya lulusan sekolah menengah atas dia tidak bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi seperti teman-teman sebaya nya, yang melanjutkan ke universitas yang diharapkan.

bukan dia tidak mau, tapi mengingat masa sulit kehidupan keluarga nya yang hanya bisa mengantarkan dia ke jenjang sekolah menengah.

itupun hampir putus ditengah jalan, dia ingat betul ketika ayahnya di penjara dengan tuduhan sebagai perampok, dan tuduhan itu sampai saat ini tidak terbukti sama sekali.

ketika ayahnya yang menjadi tulang punggung keluarga harus mendekam di penjara hampir 2 tahun lamanya, tapi berkat kegigihan ibunya dia bisa menyelesaikan sekolahnya itu.

Dia hampir putus asa dengan semua itu, namun semangat ibunya untuk terus menyekolahkan dia membuat tekadnya semakin yakin untuk melanjutkan sampai dengan selesai.

Tak terasa sudah dua hari dia mengembara, tanpa tau arah dan tujuan

setelah tiba di kota yang sangat familiar dengan hiruk pikuk kota, sembari berteduh di bawah pohon yang cukup rindang

sesekali dia menengok ke keluarga yang hangat akan canda tawa, seakan semuanya menjadi cambuk yang munusuk perih ke dalam hatinya.

"Hei nak, apa yang sedang kamu lakukan disini" Ucap seorang lelaki separuh baya yang memperhatikan dia dari tadi.

"kulihat engkau tampak kebingungan dari tadi apakah kau mencari seseorang atau keluarga mu yang ada di kota ini?"

"Tidak", jawab tody, dengan perasaan bingung sekaligus terkejut menjawab.

"atau kau sedang mencari pekerjaan? Tanya lelaki tadi".

"Kalau aku boleh tau adakah pekerjaan disini paman?" tanya tody dengan penuh harap.

"Sebenarnya aku tak punya pekerjaan untuk kau karena toko ku sudah tidak ada lagi kekosongan karyawan, apalagi toko yang ku jalankan menjual pakaian wanita, itu tidak cocok dengan dirimu.

"disana sudah ada karyawan yang menjaga nya, ucap lelaki itu.

"tetapi jika kau mau aku akan membawamu ke teman lama ku yang bekerja di kapal expedisi"

"Tidak apa-apa paman asalkan aku mendapatkan pekerjaan itu, agar aku bisa menyambung hidup" ujar tody

"Baiklah kalau begitu aku akan membawamu besok menemui dia, siapa tau ada kekurangan karyawan karena ku dengar dia membutuhkan beberapa karyawan tambahan"

"Oh iya siapa nama kamu anak muda, sampai lupa aku memperkenalkan diri" ucap luis yang dari tadi berdiri di depan tody

"Namaku tody paman, aku pergi mengembara dari desa karena ingin membantu perekonomian keluarga ku"

"sekaligus ingin merubah nasibku" ujar tody dengan penuh harap.

"luis kau panggil saja aku luis, semua orang dikota ini pasti mengenal aku karena di sini hanya toko ku yang menjual khusus pakaian wanita dengan bahan yang berkualitas bagus tidak kalah dengan branded yang terkenal itu, walaupun harganya hampir miring" ucap luis sembari tertawa renyah

"Baiklah paman luis terimakasih banyak atas bantuan nya, semoga besok memang rezeki ku mendapatkan pekerjaan"

"Ngomong- ngomong dimana kamu akan tinggal selama menunggu besok?" Tanya luis

tody pun menoleh ke bawah merenung sejenak melihat sepatu nya yang hampir lepas dari jahitan, dia baru sadar bahwa perjalanan dia ke kota dengan jalan kaki selama dua hari membuat sepatu yang sudah dijahit berkali-kali oleh ayahnya seakan ingin menjerit lirih.

dan begitu pun perut yang tidak berhenti berbunyi dari tadi pagi hingga dia lupa hanya air saja yang masuk ke dalam perut nya tanpa sesuap makanan.

"Aku tidak tau paman" Jawab tody.

"kalau begitu kau boleh menginap satu hari dirumah ku, dan kau pasti saat ini belum istirahat dari perjalanan jauhmu"

"Tody seakan tercerahkan, ternyata di dunia ini masih ada orang seperti paman luis" Ucap tody dalam hati

Tody pun dibawa kerumah luis tanpa basa basi dia ikut dibelakang luis.

"apakah kamu sudah makan tody? Tanya luis"

Tody pun terdiam sejenak dengan rasa malu dia menjawab "aku lupa makan paman, saking jauhnya perjalanan aku tak ingat lagi dengan makan"

padahal perut tody sudah teriak-teriak menahan lapar.

"kalau begitu kita mampir dulu kerumah makan, kau bisa makan sepuasmu agar istirahat nanti bisa dengan maksimal" ucap luis

"Tapi uangku tidak cukup kalau makan dirumah makan paman" ucap tody"

"Kau tak perlu khawatir tody semua aku yang akan membayarnya, kebetulan sudah lama aku tidak singgah dirumah makan ini karena kesibukan pekerjaan ku"

Selesai makan tody pun lantas dibawa paman luis kerumahnya disambut tangisan anak kecil laki-laki yang baru berusia 3 tahun dengan didampingi anak perempuan sekitar 6 tahun yang berebut mainan.

"luis, kau datang dengan cepat sebenarnya apa kerja mu hari ini!!, sudah kah kau mendapatkan uang untuk membeli susu anakmu" Ucap wanita yang berada di balik tirai dapur dengan kesibukan layak nya seorang istri

Luis dengan cepat menghampiri istrinya seraya berkata "kita kedatangan tamu tolong jaga ucapan mu rita" Setengah berbisik luis kepada istrinya.

"tamu?" Tanya istri luis dengan penuh kemarahan, kamu melakukannya lagi luis? "

Dibalik tirai tody mendengar sayu-sayu suara antara paman luis dan istrinya namun itu tak terdengar jelas ketika anak kecil disamping nya menangis keras.

"Tody kau bisa istirahat diruang sebelah kamar putri ku, kebetulan kamar itu memang kosong"

"baik paman terimakasih, tody pun tanpa banyak kata langsung masuk ke kamar walaupun ada beberapa pertanyaan yang menghampiri dirinya.

Di dalam kamar tody pun langsung berbaring dengan tubuh yang lelah dengan mata sayup hampir menutup.

timbul beberapa pertanyaan di dalam hatinya, "jika paman pengusaha pakaian kenapa istrinya menanyakan soal mendapatkan uang dan membeli susu untuk anaknya??"

"ahh mungkin itu perasaan tidak baik ku saja"

"setelah lama aku berjalan jauh akhirnya dapat berbaring meluruskan pinggang" dan tody pun terlelap.

Hari yang di nanti pun akhirnya datang juga, dengan semangat penuh harapan akhirnya tody pun diantar oleh paman luis menuju teman nya.

tibalah mereka berdua di sebuah pelabuhan yang tak jauh dari rumah luis.

"Robert" teriak luis menyapa dari kejauhan, Robert pun menoleh kearah suara yang di tuju.

"ada apa??" tanya Robert sembari membawa catatan ditangan nya menghitung barang yang di angkut ke kapal.

"Tody kau tunggu disini aku akan menemui kawan ku siapa tau ada pekerjaan untuk mu" Ucap luis sembari pergi dengan sedikit berlari.

tody pun mengiyakan dengan penuh harapan.

Dikejauhan tody melirik paman luis yang sedang berbincang dengan Robert

sesekali tody pun melihat kapal yang menjulang tinggi, "akankah impian ku selama ini merubah nasib tercapai disini ucap tody dalam hati"

"Tody" Ucap luis sembari melambaikan tangan isyarat dia menyuruhnya segera menghampiri mereka.

"tody mulai hari ini kau bekerja untuk tuan Robert, semua perintah yang dia ucap kan kepada mu agar segera kau laksanakan"

"mulai hari ini aku hanya bisa mengantarmu sampai disini", ucap luis

tody dengan rasa haru berterimakasih kepada paman luis, kelak dia akan membalas jasanya kepada paman luis.

sontak luis terkejut, "tak perlu berlebihan tody, itu memang tugas ku" seraya barbalik dengan perlahan.

walau ada rasa menyesal luis tetap berkata " Semoga kau baik-baik saja tody dan mendapatkan apa yang kau inginkan

paman luis pun pamit pada tody karena banyak urusan yang harus di kerjakan, ucap luis, "terimakasih paman kebaikan mu tak akan ku lupa"

Sementara itu ibu tody yang semenjak kepergian tody dari rumah merasa sangat sedih ditambah lagi dia belum memiliki pengalaman baik pengalaman kerja maupun punya kenalan diluar sana.

ibunya sangat takut jika tody kelaparan dan tak bisa membawa dirinya di luar sana, diperjelas dengan tetesan air matanya yang tak kunjung berhenti jika terlintas bayangan anak sulung nya itu.

"ibu, ucap lusy dengan nada seakan ingin menangis"

"Bagaimana keadaan kak tody sekarang?"

"Bagaimana dia hidup dengan hanya mengapa ijazah sma nya?" sembari memeluk ibunya dengan erat.

"Dia pasti sanggup melalui ini semua" ucap ayah tody.

"Bagaimana manapun juga kita tidak bisa mengekang anak lelaki kita" ujar ayah tody kepada mereka berdua yang dari tadi dirundung kesedihan.

"bagaimana aku tak akan sedih", ucap Ibu Tody

"dia anak kita yang baru mengenal dunia, dia tidak tau kerasnya dunia diluar sana" ucap Ibu Tody

Seketika ayah tody teringat masa mudanya dulu ketika dia hidup dijalanan yang keras, hanya mengandalkan ototnya untuk bertahan hidup.

tapi dia yakin tody akan mewarisi tekad dan keberanian seperti dia dimasa yang akan datang.

dengan banyak pelajaran yang akan dia ambil di kehidupan nya ini.

"istri ku? ", ucap ayah tody,

"aku mengerti keadaan mu sekarang, tapi jika kita ingat keadaan sekarang, aku sangat prihatin melihat tody jika berada di desa ini"

"keberadaan keluarga kita dianggap seperti sampah, dan belum tentu tody bisa bekerja di desa ini"

"tidak ada warga desa yang mau menerima keluarga kita, setelah kejadian 2 tahun yang silam"

"mereka semakin membenci keluarga kita, tentu nya keluarga ross!"

"Aku tau mereka tidak suka terhadap keluarga kita, terlebih tody dan ross pernah dekat sewaktu sekolah dulu"

"mereka takut jika tody dan ross tak akan bisa dipisahkan dikemudian hari," Ucap ayah tody sambil mengepal tangannya erat.

"aku lebih baik tody berkelana diluar sana daripada harus tinggal di desa yang membuat nya seperti mendapatkan tekanan batin"

Ibu tody dengan perlahan menyapu airmatanya, jika dipikir kembali memang jika tody disini, itu akan membuat nya tertekan dari orang-orang sekitar.

apalagi jika teringat jika suaminya selalu dicap sebagai narapidana oleh tetangga terdekat maupun warga desa disana.

tapi bagaimana manapun hati seorang ibu tetaplah sakit jika melihat anaknya pergi tanpa membawa bekal yang cukup ditambah belum mempunyai pengalaman.

***

"Heiii, kau yang terus berdiri disana!! Ucap Robert dengan suara keras.

"apa yang kau lakukan! apa kau akan diam saja sehingga barang-barang ini terangkat sendiri ke kapal sana!!"

Dengan wajah terkejut tody langsung menghampiri Robert.

"iya tuan maafkan saya, saya sangat terkagum bisa bekerja dikapal yang sangat besar ini"

"ditambah dia sangat senang jika hari ini dia mendapatkan pekerjaan pertamanya", ucap tody dengan senyum di Bibir

"mulai saat ini kau bekerja atas perintah ku, segera angkat barang-barang ini ke kapal sebelum sore kita akan berlayar ke samudera luas" ucap Robert dengan nada sedikit teriak

"Baik tuan aku akan segera menaikan barang-barang ini" ucap tody dengan hati yang senang ditambah dia punya pekerjaan untuk saat ini.

tody bekerja dengan karyawan lainnya mengangkut barang berupa karung yang lumayan berat di pundak nya, tanpa banyak tanya seberapa upah yang akan dia Terima nanti nya yang jelas tody sangat senang meskipun beban di pundaknya seakan menekan dada tody sehingga nafasnya sesekali tersengal.

Ketika semua barang-barang sudah terangkut semua, Robert yang sekaligus kapten kapal memerintahkan anak buahnya menarik jangkar seraya berteriak "pastikan semua barang sudah naik semua, dan tidak ada anak buah kapal yang tertinggal!!

" Sudah kapten!!" jawab seorang abk di samping kapal dengan teriak keras.

semua abk yang berjumlah 30 orang itu segera bergegas ke dek kapal termasuk tody yang dari tadi terpesona melihat pemandangan yang indah dari atas kapal.

gemuruh ombak di sertai nyanyian burung laut menyertai keberangkatan mereka.

Pulau-pulau yang terlihat indah dari kejauhan tampak pohon kelapa yang melambai-lambai seakan melambaikan tangan atas kepergian mereka dari dermaga itu.

Tak terasa sudah seminggu mereka berada dikapal akhirnya sampai ke dermaga yang dituju.

Robert yang sebagai kapten kapal langsung memerintah kan anak buahnya untuk menurunkan jangkar.

peluit dari kapal seakan memecah keheningan dermaga itu.

"bangun!!" Teriak salah satu abk berkata kepada yang lain.

"saatnya kita bekerja! kita telah sampai di pulau tujuan!" ucap salah satu abk

Mereka bergegas menurunkan barang yang tentu nya tidak sedikit jumlah nya.

termasuk tody yang seakan tak percaya dia akan mengarungi samudra jauh dari keluarga nya.

ada rasa senang bercampur sedih ketika teringat orang tuanya, "mungkin ini sudah jalannya dia mendapatkan pekerjaan sebagai pelaut " ucap tody dalam hati.

Setelah barang semua telah diturunkan hari mulai gelap, matahari dengan malu menutup dirinya di balik lautan yang luas.

tody bergumam dalah hati nya, "Kira-kira berapa upah yang akan aku dapatkan saat ini?? jika dilihat dengan mata, barang-barang ini begitu banyak nya ditambah berat.

sehingga tody beberapa kali memegang pundak nya yang terlihat lecet, kulit nya terkelupas karena memikul barang yang begitu berat.

akhirnya tody pun memberanikan diri menanyakan pada Robert. " Maaf tuan Robert " Dengan nafas yang tak teratur tody memaksakan Bibir nya berucap.

" Ada apa??" tanya Robert dengan tatapan sinis melihat ke arah Tody.

"maaf tuan Robert walaupun baru sebentar saya bekerja kepada tuan, tapi saya ingin memastikan berapa upah yang akan saya dapatkan tuan?"

"sehingga saya bisa menyisihkan sebagian uang yang saya dapatkan untuk dikirim kan kepada orang tua saya" Ucap tody dengan nada berharap.

"upah???, apa yang kau maksud??" Ucap Robert dengan muka datar menjawab tody.

sontak tody kaget dengan jawaban tersebut, " Iya tuan upah yang akan saya dapatkan ketika bekerja mengangkut barang-barang itu " Ucap tody meyakinkan robert.

"kau sudah dijual oleh luis kepada ku"

"kau sekarang menjadi budaku, tak semestinya kau menanyakan upah kepada ku" jawab robert dengan nada tinggi.

"Di... Dijual...!!!! Bu.. Budak!"

Kaget dan tak percaya dengan apa yang telah didengar nya Tody seakan kaki bergetar lemah tak kuat menopang tubuh tody.

"tu...tuan robert," seakan tak percaya dengan apa yang tody dengar.

" Iya, kau telah dijual luis kepada ku untuk kujadikan budak, jangan kau berharap upah"

"apa makanmu selama ini dikapal belum cukup untuk kuberikan sebagai upah! " Ucap kapten Robert

Dengan hati bimbang dan seakan tak percaya dengan semua itu hati tody terasa seperti diiris pisau tajam, dia tak menyangka dibalik kebaikan paman luis dia tega menjual diri nya untuk keuntungan paman luis.

Kapten Robert tentunya tak kaget dengan hal ini, karena dia sudah beberapa kali membeli budak kepada luis untuk dipekerjakan di kapalnya.

walaupun kapten robert tidak mau, tetapi luis seakan memaksa dia untuk membeli nya.

"kau punya hutang apa kepada luis? sehingga dia menjual nya kepada ku" Ucap robert

Tody pun menjawab "saya tidak punya hutang apa-apa tuan, kami bertemu disudut kota ketika aku istirahat setelah perjalanan jauh mencari pekerjaan"

"ketika aku duduk paman robert menghampiri dan menawarkan pekerjaan hingga aku berada disini" Ucap tody dengan masih tak percaya dengan semua yang telah di alami nya ini.

"Terahir kali aku membeli budak kepada luis karena budak itu berhutang banyak kepada luis, tapi saat ini aku heran kenapa luis seceroboh itu kepada mu" ungkap robert.

"tapi apa boleh buat aku sudah membeli mu dengan harga tinggi, selain kau masih muda kau akan lama bekerja untuk ku"

"untuk upah aku akan memikirkan nya nanti setelah aku melihat pekerjaan mu dengan sungguh-sungguh"

"tapi aku tak menjanjikanmu dengan semua itu, karena saat ini uangku sudah cukup banyak untuk menebusmu kepada luis"

Jadi inilah yang ditakutkan ibuku ketika aku melangkah pergi dari rumah, di dunia yang kejam ini dia tak tau lagi harus berbuat apa, tak semua apa yang kita inginkan dapat kita dapatkan dengan mudah.

tody berpikir keras bagaimana dia akan hidup selanjutnya sedang kan dia sekarang sudah menjadi budak seorang kapten kapal.

bukan dia tidak mau bekerja kepada nya tapi jika dipikir lagi dia tidak tau seberapa lama dia akan menjadi budak robert.

hela nafas yang keluar dari hidung tody seakan berat terasa, di dadanya sesak bercampur benci, "ternyata tidak mudah mempercayai orang untuk saat ini apa lagi orang yang baru dia kenal"

"Sekarang istirahat lah, kita akan bersandar di dermaga ini selama tiga hari untuk menunggu barang yang akan dikirim ke pelabuhan ini"

"sekaligus mengisi bahan bakar kapal dan semua kebutuhan kru saat berlayar nanti" Ucap robert kepada tody

"sepertinya tubuhmu lelah setelah seharian bekerja, anak buah ku akan terus mengawasimu supaya kau tidak lari dari tanggung jawab mu"

"sekarang naiklah ke kapal nikmati istirahatmu"

tody tanpa banyak bicara langsung naik ke kapal, dipikirannya saat ini bagaimana supaya dia bisa keluar dari masalah ini.

sempat di benaknya berpikir untuk kabur akan tetap dari sudut kapal anak buah robert selalu memperhatikan dia, tody takut jika dia lari dan tertangkap bukan hanya dihajar oleh anak buah robert, tentu nya dia akan dijadikan budak seumur hidup jika dia ketauan lari.

Sore berganti malam, namun pikiran tody seakan terus mengganggu nya, dia menunggu saat yang tepat untuk merencanakan pelarian nya

namun dia berfikir sejenak bagaimana dia akan kabur?sedang kan antara kapal dengan tembok dermaga begitu jauh

dan tangga sebagai penghubung antara kapal dan dermaga sudah ditarik kru supaya tidak mudah untuk orang bisa keluar masuk

jika dia loncat belum tentu dia akan sampai dan pasti nya itu akan menimbulkan suara yang keras, Itu akan menimbulkan kecurigaan anak buah kapten robert.

akan tetapi jika dia terus disini dirinya tak beda jauh dengan berada di penjara.

sempat ingin menyerah namun akhirnya tody menemukan ide, meskipun itu agak berbahaya namun hanya itu jalan satu-satunya untuk melarikan diri.

dia mencari bahan plastik yang tebal disekitar dek maupun di dalam kabin kapal untuk dijadikan tali.

kegiatan itu tentunya mengundang kecurigaan anak buah robert.

"hei budak baru!"

"apa yang kau lakukan selarut ini?" tanya anak buah robert yang tak lain adalah drug

Dia dikenal dengan wajah garang berbadan tegap dengan otot tangan yang menggumpal

"kenapa kau mondar-mandir dari tadi? apa yang engkau cari budak?" Tanya drug

"tidak tuan, saya hanya mencari barang saya yang terjatuh disekitar sini, itu adalah barang kenangan yang diberikan ibu kepada ku" , jawab tody dengan tegang.

Drug menerka dia tak mencari barang nya yang hilang akan tetapi dia berniat untuk kabur dari kapal ini.

"kau tak usah bohong budak kecil, dari raut wajahmu pun aku sudah melihat kebohongan mu" Ucap drug yang semakin mendekat.

tody menelan ludah nya sehingga terasa kerongkongan menekan di lehernya, kali ini tamat sudah.

dia melihat kepalan tangan drug yang hampir sebesar kepalanya.

jika drug sampai memukul bukan hanya memar yang akan didapatkan, tentu nya rahang dan giginya akan retak jika sekali pukul.

tody pun menutup matanya bersiap menerima pukulan dari drug.

"plak..!!" Suara tangan dengan agak keras memukul pundak nya.

tody terkejut seketika ketika apa yang terjadi diluar pikiran nya.

" Hai anak muda apa yang telah membawamu ke tempat ini? , apakah kau dijual oleh seseorang??" tanya drug

" I.. Iya" jawab tody dengan badan bergetar

Drug tertawa menggelak memecah kesunyian, "aku tau ketika tak sengaja aku menguping pembicaraan kalian dengan kapten robert tadi"

"jadi bagaimana apakah kau berniat untuk pergi dari kapal ini?" Tanya drug

tody pun keheranan, dia tak berkata sepatah katapun "tapi mengapa orang ini tau apa yang ada dipikirannya"