Chereads / Game: Aku, Petani Terkuat!! / Chapter 2 - 2. Menjadi sampah?

Chapter 2 - 2. Menjadi sampah?

"Perasan gadis, ternyata sangat lembut."

"Dan ukurannya, mantan pacarku tidak ada apa apanya di bandingkan dengan miliknya."

Berjalan ke halaman sekolah, Vindra menatap telapak tangannya dengan seringai nakal di wajahnya.

Sensasi adonan roti yang dia pegang tadi masih terasa dengan jelas seolah masih ada di sana.

"Sekarang aku kembali ke masa ini, apakah aku memiliki kesempatan untuk mendekati Guru?"

"Di dunia ini, level menentukan status seseorang, jika aku sangat kuat, aku bisa mencoba mendekati Ayunda kan?"

"Mungkin, di masa depan, saat aku menjadi sangat kuat, Ayunda lah yang akan mengejarku kan?"

"Sebagai penjelajah waktu, pastinya pekerjaan ku tidak akan lemah!"

"Karena aku sudah pernah berpindah dimensi, maka job ku pasti penyihir ruang dan waktu kan?"

Dengan senyum lebar, Vindra melewati kerumunan di lapangan kemudian naik ke panggung dimana beberapa orang staf dan sebuah kristal besar terlihat.

.....

[Ding! Job di tentukan, Individu "Navindra Cahya" Job anda adalah "petani" ]

[Ding! Skil pertama di buka untukmu, silahkan cek di jendela Status sendiri]

"....."

Vindra menatap layar sistem di depannya dengan tatapan kosong, semua fantasi yang dia miliki hancur berkeping keping tanpa tersisa.

"Hei... Dia, ternyata job nya adalah petani?"

Di lapangan, seorang siswa berbisik kepada temnnya dengan suara rendah.

"Astaga, padahal peringkatnya adalah yang pertama!"

"Vindra, dia selalu di sebutkan oleh guru kelas kami, aku sangat iri padanya, tapi sekarang.... Hehe."

"Aku dengar mana yang dia miliki setara dengan penyihir level A, sekarang semuanya sia sia! Skil apa yang di miliki oleh petani yang harus menggunakan mana sebanyak itu?"

Para murid berbisik, beberapa orang menyayangkan, beberapa orang kecewa dan banyak juga yang meluncurkan tatapan mengejek ke atas panggung.

Di tempat pada guru, semuanya saling memandang.

Ayunda menatap ke atas panggung dengan ekspresi rumit, banyak kecemasan dan sedikit kekecewaan.

"Bagimana ini bisa terjadi, Mana miliknya jelas sangat besar hingga mencetak sejarah,

Kenapa dia membangkitkan Job Petani?"

Ayunda menggigit bibir bawahnya, dia tidak bisa menerima kalau siswa yang paling dia banggakan sangat tidak beruntung!

"Haa~ sepertinya tuhan juga sangat adil, tapi sekarang Mana miliknya jadi sedikit tidak berguna."

Seorang guru yang lebih tua menghela nafas, dia memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih dalam dalam dunia Hunter jadi dia tahu kalau Vindra tidak sepenuhnya menjadi sampah.

"Bu Ayunda, sebaiknya anda menemui anak itu sekarang, jangan sampai dia putus asa."

"Meskipun pertumbuhannya tidak akan sesuai dengan harapan kita, tapi dia tetaplah bakat langka yang memiliki Mana Super!"

Guru gua itu menghela nafas pelan, kemudian memberi saran kepada Ayunda yang merupakan wali kelas Vindra.

Tentu saja, meskipun dia mengatakan itu, tapi dia tidak memiliki banyak harapan di dalam hatinya.

Meskipun dia pernah menjadi Hunter dan melihat orang yang menggunakan ledakan Mana sebagai metode bertarung, tapi efek samping metode itu juga sangat parah.

Yang dia tahu, karus Hunter orang itu hanya bertahan selama 10 Tahun sebelum tubuhnya benar benar tidak bisa menggunakan Mana lagi.

"Baiklah..."

....

"Hei, cepatlah turun, jangan menunda waktu!"

"Ya, aku juga ingin mengaktifkan Job milikku!"

Mendengar desakan para murid di bawah, Vindra pun tersadar, mengangguk kepada para staf di depannya lalu berbalik dan berjalan turun.

Beberapa staf di panggung saling memandang, menghela nafas dengan prihatin.

"Hehe, aku tidak menyangka, si jenius yang di banggakan semua guru, sekarang menjadi sampah."

"Dulu aku selalu beberapa peringkat di bawahnya, tapi sekarang, aku mengaktifkan job archer, potensi ku jelas lebih kuat dari orang itu!"

"Haha, dunia memang seperti itu, kadang kau berada di atas, tapi bisa saja kau tiba tiba menjadi secuil sampah gak berguna."

Bisikan dan cibiran terdengar dari sekitarnya, meskipun Vindra memiliki mental dewasa, namun dia tetap mengerutkan kening saat mendengar itu.

"Apa maksudmu? Kau memiliki masalah dengan ku!?"

Vindra berbalik, menatap orang yang berbicara paling keras dengan tatapan

Tak ramah.

"Maksudku? Apakah kau tidak mengerti, aku hanya menghinamu, sampah yang tak berguna!"

"Hehe, dulu aku selalu kalah darimu, tapi sekarang lihatlah itu, aku membangkitkan Job penyihir dengan elemen api, aku sekarang bisa dengan mudah mengalahkan mu!"

"Jadi... Kau hanya pecundang yang kalah, apa yang membuatmu percaya diri kalau kau bisa mengalahkan ku sekarang hah?"

Vindra menatap orang itu dengan sinis, meskipun dia memang membangkitkan profesi yang tidak berguna untuk bertempur.

Tapi dari ingatannya, sejak terintegrasi dalam sistem game 3 tahun lalu, Vindra telah melatih kemampuan tempurnya.

Bahkan Ledakan Mana yang merupakan pelajaran dasar yang wajib dipelajari juga sudah mahir!

"Bagiamana, ayo bertarung sekarang, aku ingin melihat apakah elemen api mu yang baru bangkit itu bisa menyusul kekuatanku yang selalu menekan mu itu."

"Vindra, berhenti berdebat!"

Saat Keduanya hendak bertarung, Suara Ayunda terdengar dari belakang.

Vindra segera meredakan emosinya, berbalik kemudian menatap Ayunda.

"Baiklah, aku berhenti, lihat?"

"Bagus kalau kamu mengerti, ayo ikuti aku."

Ayunda menghela nafas lega, berbalik lalu berjalan ke arah luar lapangan.

Keduanya berjalan dalam diam, berjalan ke belakang sekolah duduk di sebuah bangku taman.

"Vindra, tindakan tadi sangat ceroboh, kamu tidak boleh terbawa emosi seperti itu."

"Ibu tahu kamu tidak ingin kalah, kamu sekarang lebih kuat dari pada anak itu."

"Namun, kamu harus ingat, profesi mu adalah petani, itu bukan profesi tempur."

"Meskipun kamu lebih kuat darinya sekarang, tapi kamu pasti akan tertinggal secara bertahap."

"Bagiamana kalau di masa depan dia membalas dendam terhadapmu? Bukan hanya kamu yang akan terluka, tapi keluarga mu juga akan sedih."

Ayunda menggerakan kepalanya, menatap Vindra dengan serius lalu mulai memberinya vaksinasi.

Namun, yang dia dapat bukanlah penyesalan, namun sebuah senyum.

Vindra merasa hangat di hatinya, wanita di depannya benar benar guru yang kompeten, saat mengetahui kalau dia gagal, bukan hanya tidak kecewa, tapi juga memberikan kepedulian yang tulus.

"Oh? Apakah Bu Guru mengkhawatirkan ku?"

"Tentu saja, kamu adalah muridku, sudah wajar kalau aku mengkhawatirkan mu!"

Ayunda berkata dengan tegas, tak memperhatikan kalau senyum di bibir pemuda itu semakin lebar.

"Aku sangat senang, andai saja kamu menjadi istriku, pasti menyangkan untuk, aku bekerja di ladang sebagai petani, dan kam—"

"Stop! Stop! Jangan lanjutkan, Ibu merinding mendengarnya!"

Sebelum Vindra melanjutkan, Ayunda mengulurkan tangannya, membekap mulut Pemuda itu dengan wajah gelap.

Saat ini dak menyadari, malah Vindra sama sekali tidak mendengarkan nasehanya sama sekali.

"Kamu tidak mendengarku sama sekali kan? Nak, aku harus memberitahumu, aku sedang tidak bercanda sekarang!"

"Padahal aku juga tidak bercanda."

"Hah?" Ayunda tertegun, menatap wajah serius pemuda itu, hatinya tiba tiba menjadi gugup.

"Ki—kita lanjutkan nanti, aku ada urusan, pokonya ingat perkataan ku!"

"Dan hukuman, aku belum menghukum mu untuk yang tadi!"

Suara Ayunda semakin kecil, Vindra menatap arah pelarian wanita itu dengan geli.

"Huft~ meskipun aku mengatakan itu, tapi apakah aku punya modal untuk melakukannya?"

"Dari ingatanku, profesi petani hanya bisa membangkitkan skil skil biasa seperti mencangkul, pengetahuan biji bijian dan perawatan tanaman lainnya."

"Meskipun bisa meningkat, tapi tetap saja hanya profesi kehidupan, bukan pertempuran."

Setelah Ayunda menghilang, Vindra bersandar di kursi taman, menatap awan di langit dengan linglung.

"Sistem, kau ada di sini kan?"

"Apakah kau tidak akan muncul? Jelas aku juga penjelajahan waktu, kenapa kau belum muncul juga?"

[Ding! Terdeteksi tuan rumah sudah membangkitkan profesinya.]

[Selamat!! Sistem lotre aktif! Mulai sekarang anda bisa menggunakan sistem ini saat mengaktifkan skil!]