????
Seruan perang terdengar, teriakan keputusaan dan kebencian yang seakan tak akan pernah berhenti, mayat mayat uang berserakan, darah mengalir menjadi sungai, banyak senjata patah dan menancap di mayat
Di tengah semua itu ada pasukan yang menginjak injak mayat bagaikan hanya sebutir debu yang tak berarti dengan seruan perang yang amat lantang
"Kemenangan untuk kita, kematian dan kekalahan untuk musuh kita"
Ada prajurit yang berteriak dengan putus asa dengan kutukan
"Kalian bajingan! Tak berperikemanusiaan! Membantai yang tua, muda, bahkan wanita tak berdaya. Masih pantaskah kalian disebut manusia?"
Teriakan prajurit itu sampai ketelinga sang komandan musuh yang hanya mencibir mendengar itu
"Kemanusiaan, belas kasihan, hahahahahahaha" sang komandan tertawa dengan gilanya dengan sarkasme yang jelas di matanya dan nada yang merehkan"sadarlah di Medan perang ini tidak ada belas kasihan maupun kemanusiaan"
"Yang ada di benak mereka saat berperang saat ini mungkin hanya kemenangan dan kekalahan, mereka tidak akan peduli metode apa yang mereka gunakan, mungkin hanya kau lah yang berpikir seperti itu"
Sebelum prajurit itu sempat menjawab dia sudah dibunuh bukan oleh sang komandan tapi terkena sihir yang dilepaskan oleh temannya sendiri
???
Di sini langit retak memperlihatkan kehampaan yang ada
Tanah terbelah membentuk jurang yang dalam
Pedang, sihir, dan teknologi bertabrakan di tengah kekacauan yang terus membara
Di sini bahkan nyawa lebih tidak berharga dibandingkan debu itu sendiri
Di sini para dewa, iblis, peri, roh, manusia, binatang suci maupun Mitos dan bahkan ras ras lainnya terus berperang dengan gegabah
Saat itulah mereka berhenti sejenak melupakan apa yang tengah mereka lakukan karena sebuah serangan yang datang tiba tiba
Mereka tidak tau serangan itu dari mana siapa yang menyerang atau bahkan merasakan saat serangan itu dipersiapkan
Seolah olah serang itu muncul begitu saja dari udara tipis, tapi mereka tau itu bukan muncul dari udara tipis semata melainkan dari dimensi yang lebih tinggi atau bahkan melampaui konsep dimensi itu sendiri
Saat mereka sadar mereka menghentikan perang yang sudah berlangsung selama puluhan, ratusan, miliaran atau bahkan tahun tahun yang Tek terhitung jumlahnya
Mereka secara kolektif bersatu untuk menghentikan atau bahkan menghapus serangan yang akan datang
Karane pada saat itu mereka tau kalau sampai serangan mengenai mereka mereka lah yang akan musnah
Mereka mengerahkan serangan terkuat mereka secara bersamaan baik itu senjata,sihir maupun teknologi
Sayangnya serangan itu gagal, baik serangan dari sisi pedang dan sihir atau bahkan teknologi yang menghapus konsep realitas, keberadaan, ketakterbatasan, informasi, penghacuran kuantum, serangan dimensi tinggi, lubang hitam dimensi tinggi, penghapusan ruang dan waktu, pengubah takdir untuk tidak pernah ada, atau bahkan serangan yang menargetkan penyerang itu sendiri
Semua musnah saat menyentuh keberadaan serangan itu, mereka bertanya tanya kenapa apakah karna perang yang Meraka lakukan atau hal lainnya
Saat serangan itu memusnahkan mereka mereka juga tau atau seseorang yang menyerang mereka memberitahu mereka
Serangan itu tak berasal dari makhluk atau dimensi mana pun. Ini adalah kehendak perang itu sendiri
'Dia' tidak terlukiskan, tak berwujud, tak tersentuh, bahkan tak terlukiskan dengan kata kata tapi dia ada
'Dia' berkehendak yang bergema didalam pikiran ataupun jiwa mereka
"Kalian telah berperang begitu lama tapi kalian tidak pernah menghasilkan satu kaisar perang pun, lebih baik kalian musnah daripada melanjutkan perang yang tidak berarti ini"
Saat mereka mengetahui itu mereka sudah musnah tidak ada yang tersisa baik itu abu, jiwa, kenangan mereka bahkan keberadaan mereka sudah terhapus dari Akashic records
Sebuah kekuatan maha tahu yang diwujudkan dalam bentuk buku
'Dia' hanya meninggalkan peralatan, warisan sihir, teknologi yang sudah rusak dan sebidang tanah yang tak terbatas yang sunyi hanya untuk menunggu datangnya kaisar perang