Chereads / Pernikahan Rahasia Istri Cantik CEO Tampan / Chapter 2 - Rumah Baru, Masalah Baru

Chapter 2 - Rumah Baru, Masalah Baru

"Nduk bapak minta maaf ya padamu sekali lagi." kata pak Sujatno yang masih minta maaf pada Titah.

"Iya Pak, Titah pergi dan jaga ibu ya. Kemarin hari terakhir Titah bersama kalian dan hari ini Titah akan pergi Titah ikhlas, anggap saja ini sebagai bentuk bakti Titah pada kalian ya. Dadah.." Titah pergi dari rumah orang tuanya.

Di Mobil Daffa..

"Oh ya di kamu mau tinggal di rumah papi untuk beberapa hari atau langsung tinggal di rumah yang baru kamu beli?" tanya pak Didi.

"Saya langsung tinggal di rumah saya saja pi.." jawab Daffa.

"Oke.. Nanti kamu jangan turun dari mobil ya biar bibi antar koper kamu dan masukan ke bagasi mobil kamu ya biar bisa langsung ke rumah kamu." kata bu Nurmala.

"Iya mi.." seru Daffa.

Beberapa jam kemudian Titah dan Daffa sudah sampai di rumah Daffa yang baru. Daffa yang mengetahui Titah sudah tertidur pulas di dalam mobilnya tidak membangunkannya melainkan Daffa menggendongnya dengan hati-hati.

Daffa memperhatikan Titah yang sedang tertidur lalu tersenyum. Ternyata Daffa sudah jatuh cinta pada Titah dari pertama kali Daffa melihat Titah di jalanan yang sedang menolong kakek-kakek.

" Cantik sekali. " kata Daffa di dalam hati.

"Permisi tuan." kata Mela.

"Iya, silahkan masuk dan tolong kamu gantikan bajunya ya." pinta Daffa.

"Baik tuan. Oh ya tuan di depan ada tuan Satria ingin bertemu dengan tuan." kata Mela patuh.

"Okey.." seru Daffa.

------

"Assalamu'alaikum tuan.." Satria memberikan salam pada Daffa.

"Wa'alaikumussalam, duduk." pinta Daffa.

"Ada laporan apa hari ini Satria?" tanya Daffa.

"Hari ini tentang pekerjaan di kantor tuan." jawab Satria.

"Oke lanjutkan." pinta Daffa lagi.

"Baik tuan, jadi seperti ini tuan.." kata Satria patuh dan menceritakan apa yang di ketahui oleh Satria.

"Sudah ku duga pasti dia dalangnya, aku sudah sabar selama ini. Dia malah semakin menjadi." kata Daffa.

"Maaf tuan, jika saya lancang. Apa tidak sebaiknya tuan melaporkan tuan Andi ke pihak yang berwajib saja, mengapa tuan malah membiarkan tuan Andi melakukan sesuka hatinya di kantor?" tanya Satria.

"Percuma Satria, dia pasti bebas kembali karena budhe ku membujuk ibuku dan memohon pada ibuku agar aku membebaskannya." jawab Daffa.

"Lalu apakah tuan akan membiarkannya terus seperti ini?"

"Tentu saja tidak, perintahkan anak buahmu untuk memantaunya dan untuk sementara ini biarkan saja begitu."

"Baik tuan, saya pamit."

"Ya...."

Titah pun terbangun dari tidurnya, Titah pun melihat pakaiannya sudah di ganti dari baju pengantin berwarna putih menjadi baju piyama motif bunga berwarna hijau.

"Hoammmm.... Dimana aku dan pakaianku? Pasti dia yang mengantikannya, lancang sekali dia." kata Titah yang baru saja terbangun dari tidurnya.

Kemudian Titah keluar dari kamar untuk mencari suaminya Daffa.

"Hai sayang.." panggil Daffa.

"Apa sayang sayang.." kata Titah.

"Loh kamu kenapa? Ngambek ya karena kamu terbangun aku tidak ada di dalam kamar bersama denganmu? Maaf ya sayang, tadi aku ada tamu jadi.." kata Daffa memberikan penjelasan pada Titah.

"Stop, you're so presumptuous." kata Titah memotong perkataan Daffa.

"Presumptuous? What do you mean presumptuous my wife?" tanya Daffa heran.

"What did you just say, how impudent are you?" tanya Titah juga.

"Yes my wife.." jawab Daffa.

"You don't see what i'm wearing now, i was wearing a white wedding dress then why am i wearing pajamas now, surely you're the one who changed my clothes. come on answer and i ask you to answer honestly?"

Daffa yang mendapatkan pertanyaan itu langsung menjawab asal-asalan, membuat Titah kesal kemudian pergi meninggalkan nya. Daffa yang melihat istrinya kesal merasa puas untuk menjahili istrinya itu.

"Okay fine I will answer, but I need time to think about it."

"Okay five minutes, five minutes time for you."

"Okay.."

"Hemm.... Kayanya di kerjain enak nih. Hehe.." kata Daffa di dalam hati.

Satu menit.. Tiga menit.. Hingga akhirnya lima menit kemudian pun tiba.

"Tet... Your time is up, Mr. Daffa."

"Oh time is up huh my wife?"

"Yes Mr. Daffa, so what is the answer?"

"Yes, I'm the one who changed your clothes, what's wrong with my wife?"

"What did you say, you're the one who changed my clothes. how dare you change my clothes.."

"Loh memangnya kenapa sayang, kita kan sudah menikah dan kau adalah istriku, sedangkan aku adalah suamimu. Apa yang menjadi punyaku ya punyamu juga, begitu pun sebaliknya bukan sayang.."

"What do you mean what's yours is mine too and what's mine is yours too huh.. Explain..." pinta Titah dengan kesal.

"You're an adult, right? Why are you still asking huh.." kata Daffa sembari melihat tubuh Titah yang sexy.

"Apa yang kau lihat, hemm...." kata Titah pergi meninggalkan Daffa.

"Tak ada, uwu.... Sangat mengemaskan sekali istri kecilku ini.." kata Daffa yang merasa geregetan saat di tinggal pergi oleh Titah.

Keesokan Harinya..

Di Rumah Pak Didi

"Mi.. Mami...." panggil Daffi.

"Yes my son, what's wrong?" tanya bu Nurmala.

"Why are your clothes in the suitcase? Where are mom and dad going?" tanya Daffi juga.

"Dad and mom will go to Daffa's house, and you?" tanya pak Didi.

"I'm also coming with you guys, I'm the one who's taking mom and dad." jawab Daffi.

"Oh iya mami hampir saja lupa, nanti sebelum ke rumah mas mu agar dulu ke rumah besan mami dan papi ya." pinta bu Nurmala.

"Besan?" tanya Daffi.

"Yes my son." jawab bu Nurmala.

"Oke siap...." kata Daffi patuh.

Di Rumah Pak Sujatno

"Mi.... Darmi.." panggil pak Sujatno.

"Loh, loh, loh.. Kang mas. Ada apa ta kok teriak-teriak, ngapa?" tanya bu Sri.

"Loh diajeng punika kados pundi ta, dinten niki kita kersa dhateng griya Titah, diajeng kalimengan nggih?" tanya pak Sujatno.

"Oh inggih kang mas, kawula kalimengan. Ngapura nggih kang mas." jawab bu Sri.

"Nggih diajeng, nggih sampun di siapkan punapa kamawon sing kersa dipun asta diajeng?"

"Nggih sampun ta kang mas. Nggih sampun yuk budhal."

"Nggih ayo, eh tapi tengga Tyas karo Aldi sik nggih diajeng."

"Oh nggih, sik nggih tak panggil." kata bu Sri.

"Nggih diajeng." sambung pak Sujatno.

"Mi.. Mi.. Mi.. Darmi...." panggil bu Sri.

"Loh diajeng niki kadoa pundi ta cariyosipun kersa panggil Tyas karo Aldi, loh kok niki panjenengan malah panggil Darmi loh.." keluh pak Sujatno.

"Hehehehe.... Kersanipun sekalian kang mas. Hehe...."

"Hmmm...."

"Nggih Ndara ibu.." jawab Darmi.

"Bu ayo budhal." kata Aldi.

"Yo, ayo. Tapi tengga besan sik nggih sadhela malih ngantos kok. Hehehe...." sambung bu Sri.

Beberapa Menit Kemudian..

"Assalamu'alaikum." bu Nurmala memberikan salam.

"Wa'alaikumussalam." bu Sri menjawab salam dari bu Nurmala.

"Langsung saja yuk kita ke rumah Daffa dan Titah." ajak bu Nurmala.

"Yo ayo bu besan. Darmi.." panggil bu Sri.

"Nggih Ndara ibu...." jawab Darmi.

"Tutup pintunya." pinta pak Sujatno.

"Nggih Ndara romo.." kata Darmi patuh.

Orang tua Titah dan Daffa pun akhirnya pergi ke rumah Daffa dan Titah menggunakan mobil masing-masing, tentunya tanpa Daffa dan Titah ketahui. Sementara itu Daffa dan Titah sedang sarapan bersama di meja makan untuk sarapan pagi.

Dua Jam Kemudian..

Orang tua Daffa dan Titah sudah sampai di rumah mereka.

"Daffa memang pintar ya memilih rumahnya, bagus.." kata pak Didi.

"Iya benar pi.. Mari kita masuk bu besan.." sambung bu Nurmala.

"Iya bu besan.." kata bu Sri.

Ting.... Tong....

Suara bel rumah berbunyi.

"Siapa ya, masa iya Pak Daffa sudah pulang jam segini. Nggak mungkin juga kan bu Titah pulang, kan tadi bilangnya dua mata kuliah, lalu pulang kuliah lanjut kerja. Apa jangan-jangan ada tamu." kata bi Hindun.

Ting.. Tong..

Suara bel rumah berbunyi.

"Iye tunggu bentar, sabar ngapa ya. Et.. Dah.... Kaga sabaran banget dah ah.." keluh bi Hindun.